Buka bersama yang sesat dan menyesatkan

Makan bersama keluarga besar Jogja

Hampir semua orang, puasa atau tidak berpuasa, muslim maupun non muslim, pernah mengikuti acara buka bersama, baik yang diadakan oleh komunitas, atau oleh kantor atau oleh siapa saja. Semoga saja mereka tidak pernah ikut acara buka bersama yang sesat dan menyesatkan, suatu trend buka bersama yang makin tahun makin terasa makin meningkat.

Bagaimana ciri buka bersama yang sesat dan menyesatkan ?

Ada beberapa ciri yang dapat diketahui, tapi kurang disadari oleh pesertanya, apalagi kalau peserta buka bersama sebagian besar non muslim. Kemungkinan terjadi buka bersama yang sesat dan menyesatkan akan makin besar. Tentu bagi peserta yang non muslim belum tentu sesat dan menyesatkan, tapi bagi yang muslim kemungkinan sesat selalu ada.

Mari kita lihat ciri-cirinya satu persatu.

  1. Acara dilaksanakan di tempat mewah dan ruang sholatnya jauh dari ruang makan.
  2. Pada susunan acara tidak ada acara tarwikh bersama, hanya buka bersama.
  3. Yang diundang orang-orang penting dan beraneka macam golongan.
  4. Ciri lain ……. ?

Acara dilaksanakan di tempat mewah dan ruang sholatnya jauh dari ruang makan.

Biasanya berupa restoran terkenal, mahal atau hotel bintang 5 yang harga makanannya fantastis (bagi kebanyakan orang). Pengunjungnya akan datang mepet dengan saat berbuka puasa, semuanya memakai pakaian mewah yang rapi, biasanya memakai pakaian khusus pesta yang aduhai corak ragamnya. Kadang ada tauziahnya dari uztad/uztadzah kadang tanpa ada kultum, langsung acara ramah tamah. Suasana benar-benar akrab dan penuh canda tawa.

Saking asyiknya, kadang sholat maghrib hampir terlewat, tahu-tahu sudah Isya dan obrolan lagi seru-serunya. Semua peserta bersemangat sekali ngobrolnya, sehingga pantat sulit untuk diangkat. Yang jelas, pasti sholat tarwikh terlewat dengan sempurna. Sampai di rumah yang ada hanya kantuk dan capek, padahal tidak ada kerja berat malam ini, yang ada cuma makan malam dalam suasana yang cerah ceria.

Pada susunan acara tidak ada acara tarwikh bersama, hanya buka bersama.

Kalau nemu menu rundown acara buka bersama seperti ini, harus waspada 100%. Sebelum ke tempat acara, harus survey dulu, kita harus yakin ada tempat sholat maghrib maupun tarwikh, minimal lokasi sholat maghrib dan lokasi sholat Isya terdekat, sehingga kalau pamit duluan masih bisa ngejar waktunya.

Memang sholat tarwikh bukan sholat wajib, bahkan nabi (katanya) takut kalau sholat tarwikh dianggap sholat wajib, tapi di bulan puasa ini yang namanya perbuatan sunah bila dijalankan pahalanya seperti perbuatan wajib, jadi hal-hal yang perlu dikejar dan mudah dikejar sebaiknya dijalankan dengan baik dan tertib.

Yang diundang orang-orang penting dan beraneka macam golongan

Ini acara bukber yang kurang penting dihadiri dan sebaiknya ditinggalkan. Acaranya bisa dipastikan tidak fokus pada kita dan jauh lebih fokus ke tamu-tamu penting. Nasib akan membawa kita menjadi kambing congek, tersenyum tanpa makna dan semua makanan serasa tanpa rasa, atau semuanya terasa sama.

Tidak ada hadirin yang lucu atau membuat hati kita tersentuh. Semuanya dalam sikap yang anggun dan (biasanya) jaim. Berbeda ketika kita menghadiri acara di panti asuhan, sering kita lihat penghuni panti yang membuat air mata merembes tanpa dapat tertahan, mata menjadi panas, tenggorokan menjadi tersekat, lidah terasa kelu dan hati terketuk dalam getar cinta pada Muhammad SAW.

Bukan menu buka puasa

Bukan menu buka puasa

Ciri lain buka bersama yang sesat dan menyesatkan masih ada, tapi itu saja sudah susah menghindarinya. Sejak di Surabaya, tahun 2000-an, aku sudah menghindari buka bersama dengan ciri di atas atau semacam di atas, tetap saja pada prakteknya susah dihindari. Dulu aku suka mengadakan “sahur bersama” sebagai penyeimbang, tapi frekuensinya sangat sedikit, meskipun acara sahur bersama selalu sukses. Acaranya khidmat, santai dan selalu penuh kesan.

Sayangnya sekarang malah ada kegiatan “sahur on the road” yang dianggap melenceng dari tujuan asli sahur bersama. Semuanya memang tergantung sikap kita. Kalau kita kuat mental, acara pasti sesuai hati nurani, tetapi kalau kalah mental, maka terjadilah hal-hal yang seharusnya kita hindari.

Kumpul keluarga di pacitan

Kumpul keluarga di pacitan

Aku sendiri, selama ini mencoba mensiasati acara buka bersama dengan berbagai cara, antara lain :

1.  Mengadakan acara pengajian di pagi hari sampai Dhuhur dan pulangnya para peserta pengajian kita beri hidangan untuk berbuka bersama.

2. Memberikan lauk buka bersama + buah-buahan sebagai hidangan pendamping, saat Asar.

Kenapa aku melakukan hal ini?

Ada beberapa hal yang membuat aku melakukannya.

1. Para peserta acara bukber, masih tetap ingin untuk dapat berbuka puasa bersama keluarganya masing-masing.
2. Peserta buka bersama ingin makan kecil dulu sebelum sholat maghrib dan makan besarnya bisa setelah sholat Maghrib atau Tarwikh.
3. Kalau ikut acara buka bersama sering terjadi sampai di rumah sudah malam sekali, sehingga mengganggu ibadah malam mereka.
4. Pada intinya mereka ingin bisa berbuka bersama dengan keluarga masing-masing, makan dengan tenang, tidak terburu-buru, sholat maghrib dan Isya bisa lebih tenang dan bisa dilakukan secara berjamaah, baik di rumah maupun di Masjid mereka masing-masing.
5. Bukber sering tidak efektif, karena peserta datang mendekati jam bukber dan inginnya mereka cepet-cepet pulang.

Selamat berbuka !:-)

Makan bersama keluarga besar Jogja

Makan bersama keluarga besar Jogja

 

10 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.