Gowes Kuliner 2

Sudah lazim olah raga sepeda disandingkan dengan kegiatan kuliner, sehingga timbul istilah Gowes Kuliner untuk beberapa komunitas sepeda. Pada komunitas dengan menu sepedaannya disisipi item kuliner, maka pesertanya biasanya tetap “percaya diri” (PeDe) biarpun bodinya tetap aduhay karena antara energi yang keluar dan yang masuk boleh dibilang seimbang.
“Kalau habis gowes terus dilanjut kuliner dua porsi kuliner full kolesterol jadinya pasti seperti ini, senantiasa segar dan tetap gemuk!”
“Masih mending mau gowes dan bisa makan enak, tanpa gowes dan hanya kuliner enak terus, pasti tidak hanya tetap gemuk, tapi siap-siap untuk meledak dan masuk rumah sakit!”
Pada dasarnya memang gowes bisa menjaga kondisi badan untuk tetap bugar dan tidak makin menurun kebugarannya. Masih tetap bisa makan enak dan terjaga kebugaran, tentu suatu hal yang cukup menarik bagi beberapa pesepeda, terutama pesepeda wanita.
Saat para pesepeda istirahat dikala telah mencapai jarak tertentu, maka olah raga sudah berubah menjadi olah rasa, yang terjadi adalah obrolan segar sebagai pelepas penat dan pelepas beban pikiran selama bekerja. Kawan dalam olah rasa yang setia menemani adalah kuliner, apalagi kalau menu kulinernya ada yang beraroma gorengan nan hangat, ditanggung klop !
Kadang masalah tempat sudah tidak menjadi masalah, makin merakyat makin gayenglah guyonan yang terjadi. Sama rata, sama rasa dan sama-sama capek gowes, semuanya membuat menu kuliner apapun terasa nikmatnya berlipat-lipat.
Padahal kadang-kadang berbeda lokasi akan berbeda juga tingkat higienisnya menu kuliner, tapi soal lokasi adalah prioritas nomor sekian dalam memilih menu Gowes Kuliner. Prioritas utama hanya lokasinya mudah dijangkau dan dilewati rute gowes, itu saja !
Lokasi yang mudah dicapai dari berbagai arah dan dilewati rute gowes, lama-lama akan makin terkenal dan akhirnya menjadi tujuan Gowes Kuliner, sudah bukan tempat singgah lagi tapi sudah berubah menjadi tujuan singgah.
Lokasi KM Nol bukit Sentul bagi goweser Jabodetabek sudah menjadi salah satu tujuan singgahnya, demikian juga lokasi Warung Ijo Pakem Jogja sudah menjadi tujuan wajib goweser yang singgah di Jogja. Kalau belum pernah ke lokasi tujuan singgah Km Nol ataupun Warung Ijo, rasanya tujuan kita belum lengkap. Dengan didahului tanjakan yang menghabiskan energi, maka tujuan singgah akan menjadi lokasi yang nyaman untuk Gowes Kuliner.
Namun bukan berarti tujuan singgah di kota jadi tidak menarik, tetap saja ada lokasi dalam kota yang menarik untuk menjadi tujuan singgah para goweser. Bubur Kwang Tung yang terletak di kota Jakarta tetap laris manis di Minggu pagi, demikian juga brongkos Alkid (Alun-alun Kidul) atgau Altar (Alun-alun Utara) tetap menjadi alternatif bagi yang hanya gowes dalam kota.
Warung Mie Sehati kadang harus buka di Minggu Pagi karena datangnya komunitas Gowes Jogja, yang ingin mengobrol sambil santai melepas penat pikiran setelah seminggu bekerja. Otak jadi ringan dan persaudaraan yang tanpa atribut jabatan menjadi terasa nyaman di hati. Gowes Kuliner memang biasanya hanya diikuti oleh pesepeda pemula atau yang lebih mengejar nuansa keakraban dibanding dengan Gowes Granfondo yang lebih mengejar jarak maupun stamina dalam bersepeda.
Tiap minggu Gowes Kuliner mungkin membosankan bagi yang terbiasa gowes ngebut atau gowes jarak jauh, tapi sebagai selingan gowes rasanya sangat diperlukan. Memang akan banyak kalori yang masuk, tapi kalau dipilih hidangan yang sesuai, tentu akan habis terbakar dengan gowes yang cukup.
Ping-balik: Gowes Kuliner | Blogger Goweser Jogja