Jalan kaki bersama Strava

Kalau tidak ada acara Gowes, maka yang kulakukan adalah “Jalan kaki bersama Strava”, tetap ditemani (aplikasi) Strava dan Endomondo melemaskan kaki, keliling kampung untuk mencari sarapan sambil ngobrol menikmati udara pagi yang (selalu) cerah (secerah hatiku). Kadang sarapan tetap dilakukan di rumah, hanya cari lauk di pasar untuk melengkapi menu yang sudah ada.
Itu kalau jadwal hari libur, Sabtu-Minggu, kalau hari kerja biasanya tidak ada lauk di rumah, sehingga sambil olah raga sambil mencari mencari sarapan. Yang penting, sebelum ketemu lokasi sarapan, berolah raga secara menerus selama setengah jam. Setelah tercapai oalh raga selama 30 menit, barulah mulai mengarahkan perjalanan menuju lokasi sarapan.
Biasanya lokasi sarapan menghidangkan menu Soto dengan berbagai macam variasinya, baik soto bening, soto berkuah santan ataupun soto penuh tulang. Sayangnya beberapa soto langganan mengalami libur panjang, baik karena perombakan warungnya ataupun kegiatan pernjualnya yang berganti jadwal.
Sampai akhirnya menu Nasi uduk atau lontong sayur mulai menjadi menu andalan baru. Baik bersepeda maupun jalan kaki, menu nasi uduk dan lontong sayur mulai menghiasi pagi kita. Asisten pribadi yang menemaniku juga masih sama, yaitu Mas Strava dan Endomondo.
Khusus untuk jalan kaki, aku menambahkan aplikasi Nike Run sebagai pelengkap, sehingga 3 aplikasi ini yang berlomba untuk menyedot baterai ponselku. Untuk aplikasi bersepeda aku lebih banyak mengandalkan Strava dan Endomondo saja dan data kuambil memakai Garmin Fenix 3, sehingga bisa bertahan sampai seharian.
Untuk ponsel iPhone biasanya sudah menyerah sebelum setengah hari, kecuali dalam mode pesawat, sementara memakai Lenovo Vibe P1 bisa tahan seharian, karena kapasitas baterenya yang “jumbo”. Pagi ini aku memilih olah raga jalan kaki dan kedua ponselku cukup handal kalau hanya berjalan sejauh kurang dari 5 km. Jadi aku jalankan 3 aplikasi sekaligus tanpa memakai aplikasi “Hike” di Garmin Fenix 3.
Jalan kaki bersama Strava dan Endomondo memang menjadi favoritku, terutama bila ponsel tidak bisa menjalankan aplikasi Nike Run. Beberapa manfaat bila memakai Strava atau Endomondo yang utama sebenarnya adalah sebagai asisten pribadi yang dengan cermat serta jujur selalu mencatat riwayat kita berolah raga, termasuk kemajuan olah raga kita maupun prestasi kita dibanding teman-teman kita.
Strava lebih unggul dalam pertemanan sedang Endomondo lebih unggul dalam instalasi di berbagai merk ponsel, meski saat ini Strava juga mulai lebih mudah diinstall di berbagai model ponsel. Dengan adanya Strava ataupun Endomondo, kita jadi tahu kegiatan teman-teman kita termasuk prestasinya dan kita bisa analisa model olah raga kita.
Sebagian besar pengguna Strava maupun Endomondo, memasang aplikasi tersebut untuk sekedar sebagai pendamping saat berolah raga, sehingga masalah akurasi masing-masing yang berbeda dengan akurasi real time sering tidak dipermasalahkan. Meskipun ada juga yang sampai marah-marah ketika prestasinya dilampaui oleh orang lain dengan cara yang tidak benar.
Ada yang kemudian karena jengkelnya kemudian melaporkan kecurangan pemakai strava yang lain ketika mencuri suatu segmen dengan (misalnya) memakai kendaraan bermotor atau memanfaatkan “drafting” di belakang kendaraan bermotor. Masih mending yang memakai jasa “drafting” kendaraan bermotor, tapi kalau murni memakai kendaraan bermotor rasanya mereka tidak ikhlas menerima prestasinya diinjak-injak.
Memang yang paling enak itu “Jalan kaki bersama Strava“, tidak ada yang menipu dengan naik kendaraan bermotor atau pakai sepatu roda. Semuanya dilakukan dengan santai penuh keceriaan, karena dalam berolah raga yang namanya unsur ceria itu memang diperlukan. Nasehat orang yang awet muda, berumur panjang dan banyak sahabat hanya sederha,”dalam sehari minimal 20x tersenyum dengan ikhlas!”
Ping-balik: Jalan sehat keliling kampung | Blogger Goweser Jogja