Gowes tipis-tipis

Kopi klotok makin hari makin menjadi tempat yang favorit untuk wisata kuliner daerah Pakem, pengunjung hari Sabtu sudah mulai berdatangan lebih pagi. Kalau biasanya hanya beberapa orang saja, dengan sepeda motor dan sepeda saja, kini mulai ada yang naik mobil. Memang kalau dibandingkan dengan pengunjung siang hari masih terasa jauh bedanya. Aku masih tetap dengan sepedaku memasuki kawasan Pakem dan parkir di tempat yang sama di Kopi Klotok. Istilah untuk gowes jarak sedang dan santai bagiku adalah “Gowes tipis-tipis”.
Bagi beberapa goweser yang kukenal, istilah “Gowes tipis-tipis” memang mungkin maksudnya sama, tetapi pada hasil catatan stravanya akan berbeda jauh. Mereka menempuh jarak di atas 50 km bahkan ada yang tiga digit, tetapi mereka menyebutnya juga “Gowes tipis-tipis”. Mungkin mereka menganggap kalau kecepatan rata-rata di bawah 30 km/jam itu masih kategori menengah, kalau di atas 30 km/jam baru dianggap gowes beneran, jadi beda dengan pengertianku.
Bagiku yang disebut “Gowes tipis-tipis” itu adalah kecepatan di bawah 20 km/jam atau jarak tempuh sekitar 20-30 km, seperti yang kulakukan pagi ini, kecepatan rerata ada di angka 15 km/jam, meskipun jarak tempuh 51 km. Bagiku itu adalah “Gowes tipis-tipis”, karena lebih banyak berhentinya daripada gowesnya.
Beberapa tahun lalu aku pernah juga keliling kota Jogja dan mampir-mampir ke rumah teman-teman alumni. Kita berempat mendatangi rumah teman-teman alumni, mengetuk pintunya dan narsis bersama di teras rumahnya, kemudian pergi lagi mencari teman yang lain dan melakukan kegiatan yang sama.
Dari kopi klothok aku melanjutkan acara “Gowes tipis-tipis” menuju ke Jogja Bay. Teman gowesku melaju dengan super kencang meninggalkanku, aku tetap menjaga irama gowesku agar tidak terlalu kencang. Beberapa kali mendapat berita tentang kecelakaan goweser ketika mangayuh sepedanya di jalanan menurun membuatku was-was. Aku sendiri pernah mengalami jatuh di jalan menurun, ketika latihan menjadi “road captain” (RC) Bandung-Jogja beberapa tahun lalu.
Jalan menurun memang tidak boleh dipandang sebelah mata, fokus pada jalan harus sangat diutamakan. Helm harus menjadi prioritas utama. Sudah banyak contoh orang yang selamat memakai helm dan orang yang tidak selamat gara-gara tidak memakai helm di jalan menurun.
Di Jogja Bay, suasananya sepi, beda dengan beberapa kali kunjunganku ke Jogja Bay. Dulu sangat ramai, meskipun masih pagi, sementara sekarang meskipun sudah tidak pagi, pengunjungnya belum pada muncul. Akupun hanya sempat narsis sebentar memanfaatkan jasa pasutri yang bersedia mengabadikan fotoku. Pasutri itu yang laki-laki sedang asyik dengan gadgetnya dan yang cewek sedang menganggur, jadi ketika kumintai tolong langsung mengangguk setuju.
Perjalanan “Gowes tipis-tipis” berlanjut ke warung pecel, karena rasanya memang tidak asyik kalau acara gowes tidak disandingkan dengan kuliner. Warung pecel Maguwoharjo ini memang tidak selaris warung ijo atau Kopi Klotok di kala pagi, tapi memang sudah menjadi langganan gowes kuliner di seputaran Stadion Maguwoharjo.
Ketika hari makin siang, maka sepeda mulai kuarahkan ke arah rumah, tapi ada tawaran untuk mampir di rumah teman yang dekat dengan lokasi warung pecel. Sudah kepalang tanggung, akupun mampir ke rumah teman yang belum pernah kujumpai. Persis dengan kejadian beberapa tahun silam ketika gowes alumni dan mampir ke rumah teman-teman yang belum pernah kuketahui rumahnya.
Ada beberapa pelajaran untuk acara “Gowes tipis-tipis” pagi ini.
- Gowes disesuaikan dengan kemampuan, bukan untuk menjadi atlit, tapi untuk kebugaran saja.
- Gowes penuh senyum, karena itu akan membuat jalan jadi mulus dan lapang.
- Gowes diselingi dengan kuliner, karena tubuh juga perlu nutrisi untuk memenuhi haknya.
- Apapun jenis sepedanya, selalu fokus dengan sekeliling, karena bahaya bagi goweser ada dima-mana.
- …. ?
Silahkan menambahkan untuk tips “Gowes tipis-tipis”!
Gowes tipis-tipis itu lebih menyenangkan dari gowes biasa kan?
SukaDisukai oleh 1 orang
Mas @FaridAchmad17
memang yang namanya gowes pasti menyenangkan terutama gowes tipis-tipis, karena badan belum capek sudah finish
semoga lebih dari 30 menit agar kesehatan juga terjaga 🙂
Salam Gowes Sehat !
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya, kira2 begitu kalau selama kita nggak melakukan aktivitas apa pun pasti kita bisa lah mas.
SukaDisukai oleh 1 orang
jhoz @Faridachmad17 🙂
SukaSuka
Gowes tipis-tipis enaknya di mana ya gan,….??
a.di jalan taman
b.di perkampungan
c.di alun-alun
SukaDisukai oleh 2 orang
Pengertianku yang disebut gowes tipis-tipis :
– lebih ringan dari gowes yang biasa dilakukan, baik jarak atau kecepatan
– tempat boleh sama bolah berbeda
– lebih banyak istirahatnya/berhentinya dibanding biasanya
itu saja !:-)
SukaDisukai oleh 1 orang