Runner dan Goweser kota

Kenalan lama yang pernah mengajakku mencari GF (granfondo) pertamanya, kembali mengajakku untuk survey rute Gowes Harbak PU, Bandung Jakarta, 25-27 Nopember 2016. Rupanya kejadiannya mirip ketika pertama kali mengajak anak buahnya gowes menempuh jarak > 100 km. Ada satu peserta yang belum pernah bersepeda secara rutin tetapi ternyata sukses menempuh acara Gowes Jakarta Subang.

Yang lebih spesial lagi goweser yang sukses menempuh rute Gowes Jakarta Subang, lebih dari 100 km, ternyata adalah cewek !:-)

Mencari cewek yang sukses menempuh jarak ratusan km tentu gampang, tinggal cari di “mbah Gugel”, pasti ketemu. Cukup ketik Gowes Jakarta Jogja, akan ketemu dengan rombongan cewek yang masuk TV, karena rombongan cewek ini menempuh mudik Jakarta Jogja hanya dengan bersepeda. Sebelum dan sesudah acara itu sebenarnya sudah banyak acara mudik Jakarta Jogja yang dilaksanakan dengan bersepeda.

Yang mengherankanku adalah peserta yang sukses menempuh jarak di atas 100 km ini sebelumnya cuma bersepeda dengan sepeda statis dan tidak rutin. Bisa dibayangkan bila nanti setelah merasa ketagihan “racun sepeda”, cewek ini akan jadi rutin bersepeda.

Narsis di plta jatiluhur

Sepulang dari acara Gowes, semua peserta yang masih tinggal kita ajak juga untuk berwisata ke Jatiluhur. Bernarsis-ria melupakan lelah di hari sebelumnya, seolah-olah seperti tidak terjadi apa-apa. Cuaca tetap panas, tapi suasana sudah berubah. Tidak ada lagi acara mengayuh sepeda, diganti acara jalan sehat di lokasi PLTA Jatiluhur.

Memang acara survey kali ini hanya penjajagan terhadap beberapa peserta Gowes Harbak PU ke 71 yang dianggap belum meyakinkan untuk gowes jarak jauh, ternyata hasilnya sangat meyakinkan. Minggu depan tinggal menempuh rute yang sesungguhnya dari arah Bandung menuju Jakarta, yang dianggap relatip lebih ringan dibanding acara survey kali ini.

Rute Bandung Jakarta memang dibagi dua tahap, start di Bandung dan berhenti untuk bermalam di Purwakarta, lanjut hari kedua start dari Purwakarta dan finish di PUPR Jakarta. Jadi setiap hari hanya menempuh rute kurang dari 100 km, dengan begitu survey kali ini sudah dinggap cukup asal sudah lebih dari 100 km. Sayangnya Garmin VivoActive HR yang kupakai habis baterai ketika sampai di KM 111, sehingga aku hanya mencatatnya di atas 111 km tapi belum sampai finish.

Peserta Gowes Jakarta Subang kali ini disurvey sebelumnya oleh tim pra survey dengan memakai mobil, akibatnya hanya memilih jalan yang mereka anggap cepat dibanding sepeda, sesuai arahan mbah Gugel. Padahal kenyataannya, dengan memakai sepeda malah jauh lebih cepat kalau menerobos kepadatan kota dibanding berputar melalui jalan lingkar (Ring road).

Peserta hampir semua mengeluhkan jalan yang panas dan sepi tanpa ada warung di pinggir jalan. Akupun merasakan panas yang luar biasa, sehingga rasanya ingin segera memacu sepeda kencang-kencang agar segera sampai di pos istirahat. Yang terjadi, aku terpaksa memacu sepeda sedikit lebih kencang, kemudian berhenti menunggu rombongan terakhir mendahului. Apalaghi saat menjelang finish yang penuh tanjakan, kalau ikut pelan jadi rasanya ikut tersiksa oleh panasnya yang ampun-ampunan.

Strava jakarta subang 111-km

Yang menarik dari rute ini sebenarnya adalah lokasi finishnya di Hotel Harper Purwakarta. Pagi-pagi aku jalan pagi, hanya sekitar 1.5 km sudah ketemu dengan Warung Sate Maranggi yang sudah sangat “melegenda” bagi yang sering melewatinya. Tentu akan sangat menyenangkan kalau finish diberi sajian kuliner ala Sate Maranggi.

Panitia acara Gowes Jakarta Subang ini sebenarnya memang merencanakan acara gowes hari I ditutup dengan acara kuliner Sate Maranggi, tapi karena satu dan lain hal acara diganti ke acara lain. Kalau acara kuliner sesuai rencana panitia ini diadakan, memang tidak akan dinikmati olehj semua orang, yang memilih tidur sampai malam dari pada kuliner sehabis gowes.

Ditunggu undangan selanjutnya pada tim panitia, “after all” acara Gowes Jakarta Subang ini sukses dana meninggalkan banyak kenangan dan pengalaman bagi semuanya.

Peserta tamu gowes jakarta-subang