Toba Tour WSKT

Beberapa teman sudah meluncur menuju Kualanamu dan mulai mempersiapkan acara “Toba Tour WSKT“. Acara yang tadinya cuma guyonan ala Waskita ini, ternyata menjadi ajang nostalgia beberapa peserta yang ikut. Tidak ada panitia resmi, hanya ada koordinator masing-masing acara, namun banyaknya peserta membuat para koordinator harus ekstra bekerja. Jersey yang dipesan lebih dari dua kali jumlah peserta, ternyata menjelang minggu-minggu terakhir sudah tidak mencukupi lagi.
“Yang telat mendaftar, silahkan bersiap diri untuk memakai kostum yang berbeda dan juga harus menerima kalau akomodasinya juga lain”, begitu kata beberapa koodinator beberapa seksi.
Memang acara “Toba Tour WSKT” ini bertepatan dengan acara libur nasional (long wiken), jadi akomodasi tidak semudah hari biasa. Padahal waktu aku survey dengan beberapa anggota panitia, semua akomodasi sudah tidak ada masalah. Yang jadi masalah adalah peserta yang tiba-tiba melonjak sangat tajam dan peserta baru adalah para petinggi atau yang ditinggikan oleh panitia.
Rata-rata pertanyaan dari peserta baru adalah rute yang diambil. Kebanyakan maunya lewat daerah yang sejuk, sepi, hijau dan jangan banyak tanjakan. Sebuah permintaan yang wajar, tapi tentu saja akan menyulitkan panitia, kalau semuanya dituruti.
Hampir tidak mungkin jalan menuju ke Danau Toba tidak bertemu dengan jalan raya yang padat, karena memang Parapat adalah daerah tujuan Wisata. Yang paling mungkin adalah mencari jalan memutar dan kemudian bertemu dengan jalan raya menjelang Parapat Danau Toba. Pilihanku ada dua, antara lewat kebun teh Sidamanik atau via Simarjarunjung.
Ada memang yang lebih menarik, start di Berastagidan Finish di Danau Toba. Rute maupun view-nya sangat artistik untuk selfie dan menantang, tapi melihat latar belakang peserta yang beragam, nampaknya rute Berastagi Danau Toba untuk yang akan datang saja. Jadi pilihannya hanya dua untuk jarak Siantar Danau Toba, rute 100 km via Simarjarunjung atau 65 km via kebun teh Sidamanik.
“Mas Eko, saya perlu ganti sproket 42 gak ya untuk rute tanjakan?”, tanya salah satu peserta
“Bapak sudah lulus ikut Lombok Tour dengan 3 tanjakan menantang di Senggigi menuju Gili Trawangan, kalau rute Siantar Toba ini tanjakannya sangat landai, jadi cukup sproket standard saja”, jawabku.
Memang pada rute Simarjarunjung ada tanjakan yang cukup menantang, tapi peserta sudah memutuskan untuk memilih via kebun teh Sidamanik, jadi jelas tidak ada tanjakan yang curam, hanya memang jalan sepanjang 35 km akan ketemu tanjakan ringan tanpa ketemu turunan. Jadi yang diperlukan hanya mengatasi kejenuhan mengayuh pedal saja.
Berita terakhir yang kuterima dari peserta yang sudah membeli tiket ke Kualanamu adalah akan bergabungnya beberapa atlit sepeda Indonesia dalam acara ini. Tentu artinya peserta “Toba Tour WSKT” akan makin beragam, mulai yang tingkat sangat amatir sampai legenda atlit sepeda Indonesia. Untuk ini yang amatiran harus kita perhatikan, mereka bisa saja terdorong emosi dan ingin seperti atlit, akibatnya bisa sangat fatal kalau sampai memaksakan diri.
Fani Gunawan memang sering mengawal WSKT dalam berbagai tour sepeda, termasuk ketika WSKT mencoba menaklukkan tanjakan Goa Kiskendo bersama Bagus Gowes. Menempuh rute tanjakan yang sangat menantang dengan ditemani legenda sepeda tentu sangat berkesan. Waktu itu memang banyak tokoh sepeda Jogja yang ikut bergabung dalam menaklukkan tanjakan Goa Kiskendo yang “menyeramkan”.
Kali ini acara “Toba Tour WSKT” kembali akan banyak memberi kenangan. Banyak pemula di WSKT yang ikut bergabung dan banyak pesepeda tingkat “advance” yang ikut bergabung. Tim dokter benar-benar harus bersiap untuk membuat semua peserta merasa aman tanpa merasa khawatir lagi. Apalagi ada tim mekanik dari karyawan Technobike yang memang juga sering mengawal acara WSKT. Insya Allah semua lancar tanpa kendala berarti.
Aamiin.
Ping-balik: Survey Gowes Solo | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Sepeda lipat BF | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Gowes Toba penuh damai | Blogger Goweser Jogja
Artikel yang sangat interaktif sekali dan enak dibacanya. Photo-photonya juga apik. Good job……..
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih komennya 🙂
Ternyata banyak pesepeda pemula yang ikut dan terpaksa tidak sampai finish 🙂
SukaSuka
Ping-balik: Fanny Gunawan legenda hidup balap sepeda | Blogger Goweser Jogja