Runner dan Goweser kota

Begitu masa libur tiba, maka bis-bis besarpun mulai bermunculan di daerah tujuan wisata, termasuk di kota budaya plus kota gudeg Jogjakarta. “Jogja Jogja! Jogja istimewa!”, kalimat itu menjadi refleksi betapa terkenalnya kota Jogja dengan segudang memorinya. Destinasi Liburan pilihan ternyata belum kususun, jadi begitu sudah melihat kemacetan Jogja yang makin menggila baru berpikir destinasi wisata yang dipilih artinya rencana liburan sudah terlambat disusun.

Aku mencoba search hotel di sepanjang pantai laut selatan yang bisa kupesan, minimal untuk nginap sehari, ternyata semua hotel sudah penuh. Kugeser hari yang kupilih, masih juga penuh ! Benar-benar telat rencana liburanku tahun 2016 ini. Aku harus membuat rencana di tahun 2017 agar tidak telat lagi.

Kumulai dulu dengan Destinasi Liburan pilihan di daerah yang paling dekat dengan rumahku, dengan pertimbangan paling mudah dilaksanakan dan kupilih lokasi pantai laut selatan. Kemudian setelah itu kucoba cari yang bersuasana gunung dengan kesejukannya, setelah itu baru akan kucari wisata adrenalin atau wisata unik sebagai pilihan destinasi terakhir.

Pantai Indrayanti, kupilih sebagai destinasi liburan yang menarik, pertama karena disana ada tempat berenang di penginapan/hotelnya, sehingga cocok jika ingin mandi pagi dengan air yang berlimpah. Kebersihan pantai juga menjadi salah satu daya penariknya. Kalau jaman mahasiswa aku sudah puas selalu main di Parangtritis, tidur di salah satu tempat ibadah, maka saat ini aku perlu mencoba tidur di tempat yang lebih nikmat. Pilihan pantai Indrayanti kayaknya akan cocok.

Pantai Timang dengan kereta gantungnya juga menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik, kelihatannya cocok untuk anak ragilku yang suka berpetualang. Sangat menggugah adrenalin dan obyek foto yang tak bosan untuk di”explore”. Hanya saja kalau ke pantai ini, harus pulang hari alias tidak menginap. Entah nanti tahun 2017 dst apakah sudah mulai ada tempat menginapnya.

Pantai Parang Tritis Jogja

Pantai Parangtritis dan seputarannya pasti tidak dilupakan, untuk kali ini aku masukkan “Queen of The South Beach Resort and SPA” sebagai Destinasi Liburan pilihan. Iklannya sangat menarik bagiku, “Hotel ini menawarkan berbagai pengalaman hiburan unik seperti ruangan yoga, pantai pribadi, kolam renang luar ruangan, memancing, spa”. Tanjakannya cukup menantang digowes dan lokasinya termasuk kategori sepi.

Untuk lokasi bernuansa Gunung, kayaknya Kaliurang tetap jadi pilihan pertamaku meski sudah berkali-kali kunikmati. Pertimbangannya bisa kapan saja dari dan ke Jogja serta ada acara “Lava Tour”, bagiku acara Lava Tour yang paling nyaman memang kalau dilakukan sesaat setelah sholat subuh !

Sangat terasa suasana mistis Merapi di subuh hari, jadi teringat ketika jaman masih suka kebut gunung jaman mahasiswa dulu, dan menikmati aura terbitnya matahari di dekat Merapi itu memang sesuatu banget, Bila lupa membawa camera, banyak tukang foto di Merapi yang siap melayani kegiatan kita, tapi jaman ini aku agak meragukan ada yang kelupaan membawa alat untuk mengabadikan moment penting kala liburan.

Lokasi lain di sekitar Jogja yang menarik bagiku masih belum bergeser dari Candi Borobudur dan Prambanan dengan Candi Bokonya. Borobudur Maha Karya Indonesia menarik karena kusandingkan dengan arung jeram di sungai Elo, menanti terbit Mentari di Punthuk Setumbu dan menjelajahi Borobudur itu sendiri, test kebugaran kakiku.

Borobudur dilihat dari Punthuk Setumbu

Candi Prambanan sebenarnya sangat mainstream, tetapi Candi Boko akan sangat berbeda kalau dinikmati sesaat sebelum matahari tenggelam. Saat itu biasanya puluhan tukang photo akan nongkrong di Boko menikmati suasana mistis senja Boko. Puluhan atau mungkin ratusan jepretan camera akan terdengar saat matahari menuju dan masuk ke peraduannya dari beberapa camera atau ponsel.

Pulau Pasir Bintang Laut

Selain Jogja aku punya pulau berpantai banyak yang salah satunya ada bintang lautnya. Itulah Wisata Pulau Belitung yang saat aku kesana masih sangat natural dan artistik, khas pantai di daerah yang belum banyak dijamah wisatawan. Rasanya puas kalau bisa menikmati wisata alam yang masih asli, belum banyak pengunjungnya. Risikonya bekal makan dan minm harus dipersiapkan matang-matang. Jadi seperti wisata di pulau Timang yang sangat menguras adrenalin tapi sangat sedikit kuliner yang memenuhi syarat.

Jadi kemana ya liburanku di akhir tahun 2016 ini ? Apakah tetap dengan rencana 2017 saja dan 2016 spontanitas saja, tergantung sikon 🙂

Biar waktu yang menjawab !:-)

Lukisan alam Senja di Pantai Senggigi