Runner dan Goweser kota

Kemarin aku gowes bareng teman-teman dan semujanya memakai jersey yang berbeda-beda, tidak ada yang seragam. Salah satu memakai jersey GSG (Gowes Solo Gondang) tahun lalu yang gagal dilaksanakan tapi jersey sudah dibuat. Tanggal 30 April nanti kembali akan ada acara gowes di Solo, kelihatannya akan mengulangi tahun lalu yang gagal. Aku belum tahu persiapan GSG tahun ini, mungkin sudah belajar dari kegagalan tahun lalu dan keberhasilan beberapa event gowes yang pernah diadakan WSKT di berbagai daerah.

Minggu, 9 April 2017, aku akan melihat persiapan acara di Solo, semoga akan bertemu EO yang terbiasa dengan event sepeda mengingat komunitas sepeda di Solo cukup banyak dan hidup (aktif), mirip dengan komunitas sepeda Jogja. WSKT juga sudah membuat halaman khusus untuk menampung foto maupun kegiatan gowes di berbagai event, sehingga bisa menjadi arsip jika ingin mengadakan kegiatan sejenis.

Ada sedikit keraguan waktu aku membuat halaman WSKT, mengingat tidak semua anggota komuitas WSKT bisa melihat, karena ada yang masih belum membuat akun medsos. Dorongan dari teman-teman WSKT membuat aku tetap membuat halaman itu, meskipun tidak banyak yang melihat, minimal yang punya akun medsos bisa melihat dan membagikan pada yang belum punya akun medsos tersebut.

Kupantau melalui WA grup yang membahas acara GSG, sudah lebih dari 250 goweser yang mendaftar ikut dan sudah dipilih EO yang mengurusi acara. Ada sekitar 5 atau 6 operator DRONE yang mengikuti acara tersebut dengan DRONE masing-masing. Semoga kompilasi dari berbagai operator DRONE itu bisa menghasilkan satu film dokumentasi video yang memenuhi semua keinginan.

Beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan dalam membuat dokumentasi acara GSG (Gowes Solo Gondang), antara lain :

1. Ada doa sebelum acara dimulai.
2. Saat sebelum syuting semua peserta diminta menjaga tata tertib bersepeda di jalan, sehingga tidak ada pengambilan gambar yang terpaksa dipotong karena tidak sesuai dengan kaidah bersepeda yang baik.
3. Sebelum mengambil gambar di jalan, ada salah satu adegan yang pesertanya dirapikan dulu baru kemudian diambil gambarnya.
4. Sebelum masuk finish, kembali peserta dirapikan dulu, sehingga terlihat semua peserta gowes dengan rapi sampai finish.
5. Ada pengambilan gambar di beberapa spot menarik, misalnya pas tanjakan/turunan curam, pos pemberhentian, saat ada peserta yang mengalami gangguan di sepedanya atau di lokasi-lokasi yang sangat populer.
6. Ambil sudut pengambilan yang jauh maupun dekat, biasanya untuk pengambilan jarak dekat kurang dekat, karena lensa drone model wide, sehingga harus dikomunikasikan dengan objek yang diambil.
7. Pilih 2 atau 3 tokoh dalam film yang ditonjolkan, sehingga lebih mengena bagi tokoh tersebut.

latihan rutin tiap Rabu dan Jumat

Rute yang dipilih juga sebaiknya yang berbagai macam modelnya, tapi harus tetap mengacu pada kemampuan peserta dan jenis sepeda peserta, sehingga peserta nyaman dan hasil videonya juga nampak banyak warnanya. Jarak total gowes boleh jauh, tetapi harus dibagi dalam beberapa pos, sehingga yang sudah tidak sanggup mengikuti rute dapat dimuat (loading) ke kendaraan angkut. Menjelang finish semua peserta gowes dirapikan dulu, termasuk yang tidak “full” bersepeda, dengan demikian suasana akan lebih meriah ketika semua peserta gowes masuk finish dalam kondisi lengkap.

latihan gowes sebelum ke SOLO

Beberapa kali acara gowes WSKT yang ditangani oleh panitia atau EO yang belum berpengalaman kadang dijumpai snak kering dan hasil dari kuliner yang melewati proses penggorengan. Hal ini semoga sudah tidak terjadi lagi dalam acara GSG, sehingga kembali kuliner model rebusan yang dihidang plus minuman elektrolit (sebagai pengganti ion yang hilang selama bersepeda).

Semoga sukses acara GSG “Gowes Solo Gondang”, 30 April 2017, yang sudah setahun direncanakan dan baru kali ini akan dilaksanakan. Semoga kita dapat menjaga pola hidup sehat kita.

Aamiin.

tim-survey-gowes-solo