Gowes Pulau Tidung

Awal tahun ini rupanya menjadi awal tahun yang penuh kegiatan gowes dari berbagai komunitas, yang paling seru pasti Gowes Jogja yang diberi label “LTDJ” (Le Tour De Jogja) yang akan menempuh jarak sejauh 110 km di seputaran Jogja. Yang tidak kalah seru juga adalah gowes GSG (Gowes Soker Gondang) sejauh 70 km, melewati beberapa proyek Waskita, yang diadakan oleh komunitas WSKT. Minggu ini aku malah ikut “Gowes Pulau Tidung” yang tidak sampai berkilo meter jauhnya, hanya seputaran pulau tidung, tapi kenikmatannya sungguh bikin hati ini ceria terus sepenjang jam selama dua hari satu malam.
Setiap kegiatan yang kita adakan selalu melibatkan sepeda sebagai alat transportasi kita, jadinya mau tidak mau, suka tidak suka, semua orang yang ikut dalam rombongan piknik ini harus suka bersepeda. Yang terbiasa naik motor tentu merasa capek, tapi karena semua dilakukan dengan penuh canda tawa, maka acara sepedaan di pulau Tidung menjadi sangat berkesan. Malam-malam sepulang dari acara Banana Boat yang sampai jelang Isya, semua dengan tetap tersenyum dalam kelelahan. Besok paginya, semua tetap dengan senyumnya, kembali menghabiskan acara dengan full gowes.
Awal perjalanan adalah dari Dermaga 17 Marina Ancol, jam 7:00 semua sudah siap di tempat menunggu panggilan dari petugas bagian pemberangkatan kapal. Tidak seperti beberapa tahun lalu aku naik kapal kelotok, kali kapalnya lebih bonafide dan full AC. Tanpa terasa sudah sampai pulau Tidung dan rombongan turun disambut tour guide, dua orang cewek yang lincah dan penuh perhatian pada rombongan tour. Acara pertama adalah bersepeda menuju tempat rombongan menginap. Tempat menginapnya mirip losmen klas bintang 3 atau sedikit di bawahnya, tapi karena sambutan dari tour guidenya cukup ramah, maka semua itu tidak dirasakan. Yang terasa hanya senang dan senang sekali.
Acara selanjutnya adalah makan pagi yang harus mencari sendiri karena tidak masuk dalam “rundown” acara. Setelah itu rombongan menyiapkan segala sesuatu yang perlu dibawa pada acara selanjutnya. Ketika semua sudah siap, rombongan laki-laki pergi dulu ke masjid untuk sholat Jumat di masjid baru kemudian makan siang sesuai “rundown” acara dan berangkat menuju lokasi snorkeling.
Aku sempat was-was juga dengan khotbah Jumat, jangan-jangan isinya sama dengan Jakarta yang bernuansa politik, ternyata khotibnya meski tetap bernuansa politik tapi penyampaiannya santun dan bikin yang dengar ikut merasa adem. Khotib mengajak jamaah Jumat untuk berdoa demi suksesnya pilkada di DKI, semoga semua membari hikmah dan manfaat bagi umat muslim dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Rombongan menikmati 100% suasana laut yang bersih tanpa tanda-tanda akan hujan atau badai. Aku yang tadinya ragu-ragu untuk menyeburkan diri ke laut, akhirnya ikut menceburkan diri dan merasakan asinnya air laut. Lama tidak berenang dan pengalaman renang hampir tenggelam di snorkeling terakhirku masih menjadi beban di otakku. Syukur semua telah berlalu dan aku kembali dapat menikmati suasana renang di laut lepas.
Hari pertama benar-benar semua peserta tour dimanjakan dengan suasana serba laut. Ketika malam tiba, suasana berubah jadi suasana serba kuliner bebakaran. Bermacam-macam jenis hewan yang hidup di laut dijadikan menu bebakaran yang berlimpah ruah. Aku sendiri tidak bisa menikmatinya, karena kantuk sudah lebih dahulu menyerangku. Barulah ketika adzan subuh berkumandang aku bisa kembali segar dan menikmati suasana subuh di masjid yang ramai oleh jamah subuh.
Sehabis subuh, rombongan langsung bergerak mencari lokasi “sunrise”, padahal dua tour guide kita belum datang. Karena lokasi “sunrise” ada di jembatan cinta, maka rombongan langsung berangkat dengan cepat tanpa menunggu pemandu tour. Sayang awan mendung menyembunyikan matahari, sehingga semua hanya bisa bermain di tepi pantai menunggu tour guide untuk memandu rombongan ke lokasi penanaman “mangrove”, penangkaran penyu dan fosil hiu raksasa.
Perjalanan selanjutnya menuju lokasi yang orang lain jarang mengunjungi yaitu pantai Tidung di sisi Barat. Ada ayunan di daerah laut yang masih dangkal dan tidak banyak orang yang datang mengunjunginya. Lokasinya sangat teduh dan adem, sehingga rombongan merasa nyaman berlama-lama di pantai barat itu. Sempat terlontar ucapan dari peserta tour,”sayang kemarin tidak kesini, padahal bagus banget dan adem !”.
Waktu juga yang mengharuskan rombongan kembali ke Jakarta. Kitapun meluncur ke dermaga menanti datangnya panggilan dari petugas pemulangan kapal. Meski capek mendera semua orang, tapi wajah ceria masih muncul di penempilan kita. Liburan yang sangat berkesan, lain kali bisa datang lagi dengan orang yang berbeda dan pulau yang berbeda. Agen tournya mungkin masih sama, karena kita cukup puas dengan layanannya, meski kadang-kadang ditelpon kadang-kadang lama mengangkatnya. Semua masih under control, pokoknya kita harus fun dimana saja dan di kesempatan yang ada, seperti waktu gowes Merdeka, kita harus selalu FUN !
buat warga jakarta wisata ke Kepulauan Seribu bisa jadi destinasi tujuan wisata untuk melepas kepenatan, salam kenal ya
Umroh 2017
SukaDisukai oleh 1 orang
yesss !!!
SukaSuka
Wah hebat Pak, tidak takut snorkling lagi padahal pernah hampir tenggelam👍
SukaDisukai oleh 1 orang
tahun lalu sama teman-teman AGS kita ke umbul Ponggok di Klaten, rencana mau foto-foto dalam air, begitu sampai umbul aku langsung renang melintasi umbul, di tengah jalan (pas posisi di tengah-tengah) aku kedinginan luar biasa dan macet berenangnya…
sudah teriak-teriak tapi gak ada yang perhatian, mungkin mereka melihat start awalku yang seperti perenang yang pengalaman, jadi mungkin dikira kau cuma main-main…
untung ada orang yang berenang mendekatiku, langsung kupegang tangannya dan akupun selamat
akupun menepi pakai pelampung, alhamdulilah ……
SukaSuka