Menyongsong Gowes Solo

Tak terasa acara gowes solo gondang (GSG) sudah akan dimulai minggu ini, sesuai dengan rencana 30 April 2017. Segala pernak-pernik menyongsong Gowes Solo terus disempurnakan dan dilengkapi. Peserta yang membludak, seperti yang diramalkan benar-benar terjadi, toh panitia tetap kaget juga, karena anggaran jadi membengkak sangat banyak. Maklum suasana baru libur panjang, sehingga semua jadi mahal dan sulit didapat.
Rute yang cuma 70 km jadi terasa cocok untuk acara ini, tidak terlalu dekat dan ada sesi nanjak yang cukup lumayan bagi pesepeda baru. Bagi pesepeda lama rute nanjak pasti akan dilahap dengan baik, tapi tentu sudah cukup memerlukan upaya agar keringat mengalir. Sementara bagi pesepeda baru (banget) sudah disiapkan armada angkut untuk mengangkut di rute tanjakan terakhir.
Kalau melihat potongan memanjang rute memang nanjak curam hanya dilakukan pada saat menjelang finish. Sementara tanjakan landai panjang dilewati ketika memacu sepeda di jalan tol.
Mode jersey yang dipilih untuk road captain jadi perbincangan karena terlihat sangar dan keren. Begitu juga seragam panitia maupun seragam jersey peserta yang teduh dan terlihat tetap keren. Logo WSKT yang belum diresmikan sudah disematkan pada jersey panitia karena semangat WSKT yang begitu kuat membuncah di dada panitia.
Kali ini rombongan peserta dari luar WSKT sangat beragam dan sangat banyak, sementara tim WSKT sendiri tidak bisa ikut full team. Banyak kendala yang terjadi tanpa terprediksi laiknya “blind spot”, begitu mendadak dan tahu-tahu sudah terjadi. Memang harus disyukuri, sampai sejauh ini dan semoga sampai nanti persiapan menyongsong Gowes Solo terasa lancar dan semua panitia tetap ada dalam kondisi siap tempur.
Yang diutamakan sekarang adalah kenyamanan para tamu yang begitu banyak. Peserta yang tadinya hanya berkisar 100 orang ternyata jadi di angka di atas 400 orang. Artinya seksi akomodasi perlu kerja ekstra keras, hotel-hotel sudah penuh dan para tamu sudah terpaksa mencari akomodasi sendiri dan panitia hanya melakukan konsolidasi agar semua bisa terlaksana dengan baik.
Sepeda yang diangkut dari Jakarta sudah beberapa rombongan yang sampai di tujuan, sementara yang dari Jogja siang hari Sabtu baru berangkat ke lokasi. Rombongan tamu yang datang mempergunakan angkutan bus, pagi ini akan memenuhi penginapannya dan mulai mencoba rute dalam kota untuk pemanasan besok.
Aku juga kelihatannya harus berhenti menulis dulu karena jaringan internet yang lelet dan persiapan yang harus segera kulakukan. Jangan sampai lupa hal-hal ini (sepele dadi gawe) :
- Sepeda (pilih BF atau Heist)
- Perlengkapan sepeda (helm, gadget, sepatu, kaos tangan/kaki, kacamata)
- Perlengkapan poto (camera, lensa dan storage)

panitia wskt
Pakaian sepeda memang sering diabaikan oleh para pesepeda, padahal fungsinya sangat fatal, bagi yang mengerti tentang masalah kesehatan dan kenyamanan dalam bersepeda. Pakailah celana sepeda yang nyaman dan benar. Silahkan baca tips memakai celana sepeda yang benar.
Yuk gowes yuk !:-)
|Be smart be healthy be productive |

be smart be healthy be productive
Mas… mo tanya dong….
Klo dr yogya/malioboro ke solo atau sebaliknya, gowes mtb brp jam, yah?
Jalan rayanya crowded? Aman untuk gowes solo/sendiri????
Terimakasih, mas
SukaSuka
Salam semangat pagi @Reza 🙂
Kalau pakai MTB biasa pakai kecepatan berapa ?
Ambil misal saja, kecepatan rerata 20 kmj, jadi tinggal dihitung saja 60/20 = 3 jam (dari batas kota Jogja Solo menuju ke Purwosari Solo).
Kalau start dan finish berubah, tinggal dikira-kirta berubahnya nambah jauh atau nambah dekat, kemudian ditambah/dikurangi.
Kalau kecepatan kurang dari 20 kmj atau lebih, maka pembagi jarak juga diganti dengan kecepatan riil.
Untuk suasana jalan, kalau sendirian memang terasa sepi, kalau bersama komuniytas atau teman dekat akan asyik, tapi tergantung juga dengan kita, suka sendrian atau suka rame-rame.
Selamat gowes MTB ! 🙂
https://eeshape.com/2014/12/24/sepeda-sendirian/
SukaSuka