Runner dan Goweser kota

Akhirnya “Gowes Reuni Sipil 2017” terlaksana dengan baik, mimpi itu sudah menjadi kenyataan. Acaranya jauh lebih sukses dari yang dibayangkan, kerja panitia seperti mengalir begitu saja dan acara berlangsung begitu saja, tapi semua pulang membawa banyak kenangan.

Seperti saat aku jadi panitia KMTS (Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil) berpuluh tahun lalu, aku selalu memegang teguh janjiku untuk selalu memulai acara tepat waktu, kali inipun acara mulai tepat jam 7:00. Guyon mahasiswa kembali terdengar beberapa menit sebelum acara dimulai, banyak peserta masih belum siap dan menganggap jam karet masih berlaku, sementara sebagian peserta sudah maklum kalau acara pasti tepat waktu.

“Pengibar bendera start ditinggal saja kalau belum muncul!”

Memang pengibar bendera start adalah alumni th 67, jadi bisa dimaklumi kalau ucapan itu hanya guyon karena semua alumni (sepuh) pasti kenal beliau. Saat memimpin doa juga langsung dadakan dicari ustadznya, acara start mengalir dengan lancar, sama seperti acara S3Gama setiap minggu di Gelanggang Mahasiswa UGM Jogja. Pembaca doa tetap seperti biasa, hanya ditambah pengibar bendera start.

Puluhan orang langsung melesat dipimpin RC (road captain) membelah Jakarta menuju pos pertama di Kementrian PUPERA, singgah sebentar kemudian melanjutkan lagi ke pos kedua di Jembatan Semanggi yang baru minggu lalu tersambung. Di pos kedua ini, sebagian peserta gowes asyik dengan sambutan (maksudnya jamuan) tuan rumah dan sebagian lagi langsung meluncur ke pos tiga di Bundaran HI.

Usai menikmati jalan yang penuh pemakainya dengan aneka dandanannya, gowes dilanjutkan langsung ke finish di The Sultan Hotel & Residence. Beberapa orang nampak sudah kelelahan, sementara semua pengawal gowes masih terlihat segar karena jarak yang begitu pendek. Maklum jarak 15 km bagi peserta gowes yang sudah terbiasa gowes jarak jauh akan tidak terasa.

“Hidung belum berkeringat nih !”, guyon dari beberapa orang yang kudengar.

“Perlui ada kegiatan gowes lagi nih, paling tidak setahun sekali, disamping yang rutin berdsar domisili masing-masing”

Dari beberapa kali acara gowes bersama teknik sipil UGM memang baru kali ini yang paling besar dan di Jakarta. Kalau di Jogja memang cukup ramai juga, tetapi kebanyakan peserta adalah mahasiswa yang masih muda-muda ditambah beberapa alumni yang tinggal di Jogja. Melihat antusiasme dari para peserta gowes, aku jadi teringat peristiwa di tanggal 14 September 2010, saat peresmian komunitas S3Gama yang juga pernah kutulis di blogku. Komunitas S3Gama memang komunitas yang sudah lama kuikuti dan masih kuikuti sampai sekarang.

belum pakai seragam Reuni Sipil UGM

Pada waktu acara sambutan ketua panitia, aku diberi kesempatan untuk menerima “sampur” dari ketua panitia yang saat itu hadir tapi tidak ikut bersepeda. Akupun menyerahkan corong kepada yang lebih sepuh dan ternyata acara ini berubah jadi tukar pikiran dari berbagai alumni. Di akhir acara sambutan, malah bisa tampil ketua KMTS yang pertama kali (angkatan 63?) dan ketua KMTS angkatan terbaru 2017.

Ketua KMTS pertama dan 2017

Acara gowes makin meriah karena semua jadi melepas jabatan masing-masing dan lebur dalam suasana komunitas gowes yang tidak teratur tapi teratur. Semua hadirin bebas duduk dimana saja dan berinteraksi dengan siapa saja. Kalau melihat suasananya, maka tema kegiatan reuni kali ini “mengakrabkan, menyatukan, menguatkan” benar-benar tepat. Semuanya saling berbaur, lintas angkatan, dengan akrab dan saling sapa dengan akrab. Pada akhirnyha, bila ada yang cocok akan tercipta suatu networking yang kuat !

Kegiatan reuni memang bisa tiap lima tahun, tapi kegiatan Gowes Reuni Sipil 2017 ini bisa diadakan lagi tiap tahun. Insya Allah !

Diskusi multi angkatan sipil UGM

Tonton juga hasil dokumentasi dari Proyek Jembatan Semanggi di bawah ini.