Gowes ngabubuRIDE

Istilah “Gowes ngabubuRIDE” saat ini sudah tidak asing lagi, ada juga yang menyebutnya sebagai Gowes takjil, sebagai bentuk gowes yang mampir pasar panganan takjil atau gowes yang finish di tempat tertentu untuk membatalkan puasa. Ada pula yang mengadakan gowes sampai menjelang sahur, beberapa tahun lalu dikenal pula gowes “sahur on the road”, tapi kayaknya mulai ditinggalkan karena ada himbauan dari aparat demi suasana khusyuk bulan ramadhan.
Minggu lalu aku mencoba tetap gowes di awal puasa, dan ternyata panasnya “terasa” lebih panas dibanding biasanya. Aku coba juga gowes di sore hari, tapi rupanya teman-teman belum “in” untuk gowes di bulan puasa, meskipun di grup-grup komunitas sepeda yang lain sudah meriah.
Gowes ngabubuRIDE di Jakarta beda banget dengan di Jogja. Kalau di Jogja saja sudah kesulitan mencari rute yang bisa memuaskan semua anggota komunitas, apalagi di Jakarta, susahnya “bener-bener” deh ! Disamping lalu lintas yang tetap tidak ramah untuk pesepeda, lokasi finish juga jadi masalah tersendiri. Idealnya lokasi finish penuh dengan jajanan takjil yang murah meriah, ada tempat sholat yang luas dan sumber air bersih yang cukup untuk bersuci.
Yang ada di Jakarta hanya resto besar yang memenuhi syarat, tapi masalah lain segera muncul, lokasi restoran besar biasanya ada di tempat-tempat sibuk dan mahal. Beberapa kali aku ikut safari berbuka puasa dengan mobil di resto besar, lokasinya memang besar tetapi sampai pada giliran parkir dan tempat sholat biasanya tidak sesuai harapan kita. Sudah dibagi menjadi beberapa grup/kelompok, tetap saja harus rela antri lama untuk bisa ikut sholat. Selesai berbuka sudah menjelang waktu Isya.
Masih mending di Jogja, lokasi resto gampang dicari yang dekat masjid besar, masalah biasanya muncul setelah selesai berbuka dan akan kembali ke rumah masing-masing. Banyak yang rumahnya dekat dengan lokasi finish, tapi banyak juga yang jauh, sehingga jika mau guyub, pesertanya dipilih yang berdekatan lokasinya, sehingga selesai berbuka masih bisa bersantai sebelum Isya.
Di Jogja lokasi finish Gowes ngabubuRIDE pernah di Masjid Gedhe Kauman, bisa juga di masjid Kampus UGM yang “relatif” dekat dengan pusat kota. Untuk tahun ini aku belum tahu lokasi yang dijadikan lokasi finish untuk berbuka, sekedar membatalkan puasa. Sedang di Jakarta, komunitas bersepeda Cawang mengambil lokasi finish di restoran Bale Bengong daerah Halim. Tempat sholat memang kecil, tapi saat ini sudah diperbaharui dan hanya itulah lokasi yang masih masuk akal untuk lokasi finish. Prinsipnya, jangan sampai Gowes ngabubuRIDE membuat kita tidak bisa santai menikmati saat berbuka puasa, saat sholat maghrib maupun Isya 🙂
Berangkat berempat dan sampai di jalan satu orang memisahkan diri karena masih tetap ingin buka puasa di rumah. Di jalan berpapasan dengan rombongan pesepeda dari komunitas WSKT “baru” alias pemula, sebagian besar dari mereka belum punya sepeda, sehingga memakai sepeda balap semua, yang diparkir di kantor Waskita. Sampai di resto Bale Bengong satu peserta lagi langsung pulang untuk membatalkan puasanya.
Keinginan untuk NR (bersepedaan di malam hari) terlaksana, karena aku juga setelah membatalkan puasa dengan minum dan menghabiskan satu piring lauk ikan, aku langsung “cabut” ke rumah. Sampai di rumah, langsung mandi, pakai pakaian baru dan langsung ikut jamaah sholat Isya di masjid Waskita. Tidak banyak yang jadi jamaah, karena hari ini memang semua kantor libur. Cukuplah satu shaf saja dan acara jamaah Isya serta tarawikh bisa terlaksana dengan khusyu dan “cepat”.
Acara ngabubuRIDE hari ini merupakan acara pertamaku di bulan puasa, bisa dipakai untuk acara yang akan datang di Jakarta. Rutenya cukup menyenangkan, karena bisa gowes tanpa berkeringat, restonya juga cukup memenuhi selera, menunya lengkap, ada keyboard dan tempat sholat yang bersih. Pulang Gowes ngabubuRIDE masih bisa sholat Isya plus tarwikh berjamaah di masjid. Jelas ini acara buka bersama yang tidak sesat ataupun menyesatkan.
Bagus banget ini informasi nya suhu ..
SukaDisukai oleh 1 orang
terima kasih 🙂
SukaSuka