Gowes Harbak PU 72

Jelang acara Gowes Harbak PU 72 yang menempuh rute 182 km dari Bandung ke Jakarta, komunitas WSKT rajin berlatih tiap minggu. Banyak muka-muka baru dalam komunitas ini, sementara muka-muka lama mulai berkurang sedikit demi sedikit. Mungkin bagi muka lama, acara gowes ini sudah kurang menantang lagi, tanpa latihanpun mereka akan bisa melewatinya dengan lancar. Bagi muka baru, gowes Bandung Jakarta ini masih merupakan tantangan besar, sehingga beberapa diantaranya rajin bersepeda ke kantor agar waktu latihan tidak hanya hari libur.
Jakarta yang makin padat lalinnya, tentu mendukung apa yang dilakukan masyarakatnya untuk B2W (bike to work), ke kantor dengan memakai sepeda atau transportasi umum. Bagi komunitas WSKT yang tinggal di Jakarta, kegiatan sepedaan tiap hari Rabu dan Jumat, sangat membantu mereka untuk mengisi hari-hari yang padat dengan pekerjaan. Banyak rute yang bisa ditempuh dari Cawang menuju rute dalam kota.
Syarat untuk bersepeda di dalam kota Jakarta sangat mudah, antara lain :
- Berangkat seusai sholat subuh.
- Pilih tujuan ke Kotu (kota tua), Monas atau SCBD
- Sampai di finish bila kepagian, langsung “looping” berputar-putar di lokasi finsih sambil menanti rombongan yang lain.
- Di lokasi start juga bisa looping dulu sambil menanti rombongan kumpul dulu.
Akibat sistem yang kuanut ini, sering aku bisa menmpuh jarak yang lebih jauh dari teman-temanku, artinya aku sudah lebih siap (panas) ketika mulai sprint. Memang biasanya dalam acara gowes bersama selalu ada sprint dan ada tanjakan, sehingga ada saat ketika kaki dipacu untuk supaya jantung bekerja lebih keras. Dengan demikian kebugaran kita jadi lebih terjaga daripada sepedaan dengan kecepatan konstan. Begitulah, dalam setiap siklus bersepeda, diawali dengan peregangan, lanjut bersepeda dengan rpm tinggi kecepatan rendah, kemudian bersepeda dengan power sedang (normal), setelah badan siap (panas) bisa diselingi dengan tanjakan atau “sprint” dengan full power. Akhirnya ditutup dengan speed rendah kembali, ushakan power seadanya saja.
Tidak lupa ketika sudah sampai finish, minum cairan elektrolit sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang selama bersepeda. Perlu diingat, saat minum sampai di finish jangan sampai tanpa jeda. Akan lebih baik seteguk demi seteguk, selingi dengan bernafas dan bila sempat ada senam pendinginan. Kebiasaan ini memang suatu yang ideal, sangat jarang dilakukan meskipun kita tahu penting dan perlu dilakukan.
Sebelum jam 7:30, biasanya aku sudah sampai di rumah dan sebelum jam 8:00 sudah siap kembali bekerja. Kendala yang muncul adalah asiknya ngobrol dan poto di lokasi finsih, sehingga ketika sampai di warung untuk sarapan waktu sudah siang dan akhirnya terlambat masuk kantor. Memang namanya komunitas sepeda, begitu berkumpul memang isinya “gojek”, bergurau dari awal sampai akhir. Gowes dengan senyum, begitu prinsip para goweser.
Gowes Harbak PU memang selalu rutin diikuti oleh komunitas WSKT Jakarta maupun S3Gama BluXpit Jogja, acara ini sudah masuk dalam agenda tahunan komunitas mereka, sejak diadakan secara rutin beberapa tahun lalu. Bila dahulu memakai EO tingkat apa adanya, makin tahun makin dibenahi dan EO terlihat makin profesional, meskipun tetap saja ada kekurangannya di beberapa bagian.
Tahun ini Gowes Harbak PU memang istimewa bagi WSKT, disamping selalu terlambat daftar, juga terlalu banyak peserta, sekitar 25% dari jumlah peserta total, seperti saat mengikuti acara Gowes Suramadu kemarin. Akibatnya panitia sudah tidak sanggup lagi menyediakan kamar di lokasi hotel Harper, artinya harus pesan hotel sendiri. Tentu bisa dibayangkan kalau WSKT harus menyediakan kamar untuk lebih dari 100 peserta. Semoga acara ini tetap dapat berlangsung dengan baik dan semua peserta terpuaskan.
WSKT Go Go Go !
Ping-balik: I’m stroke and I’m happy | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Persiapan Gowes Harbak PU | Blogger Goweser Jogja