Tiga misteri meninggal

Dalam gowes Harbak PU 72 tahun 2017 ini ada peristiwa meninggalnya pak Tri Widjayanto, salah satu goweser senior di komunitas WSKT. Beliau dimakamkan di pemakaman di Semarang berdekatan dengan rumah beliau. Yang hadir dalam prosesi pemakaman beliau luar biasa banyak, mulai dari tim ambulance dari Purwakarta dengan diikuti oleh beberapa mobil sampai ke rumah duka di Semarang, disusul pada hari Minggunya sampai ke makam tempat beliau beristirahat selamanya. Seperti yang sudah sering kita dengar ada banyak cerita tentang proses meninggal beliau dan semuanya mungkin benar hanya perlu menggabung-gabungkannya dalam suatu cerita yang utuh. Yang jelas memang ada tiga misteri meninggal dalam setiap kasus meninggalnya beliau.
Sejak sebelum meninggal, memang tidak terasa tanda-tanda bahwa beliau akan meninggalkan kita dengan secepat ini. Pagi hari Jumat, seusai subuh, kita masih bercengkerama dan beliau masih sempat membayar sarapan kami berdua, karena yang lain sudah selesai makan dan sudah membayarnya. Kami memeriksa dulu semua kendaraan yang akan dipakai mengangkut sepeda, serta menaikkan sepeda yang belum naik di mobil angkutan WSKT. Beliau memang terkenal sebagai sahabat yang paling care dengan keselamatan dalam berseperda.
Beliau rutin berolah raga setiap hari, baik bersepeda maupun jalan kaki. Selalu stabil dalam bersepeda dan selalu tidak mempergunakan emosi, sehingga sering masuk dalam tim defender (penyapu) WSKT di barisan paling belakang bersama tim defender yang lain. Beliau juga memakai jam Garmin fenix untuk memonitor heart rate, meskipun heart rate beliau tidak pernah mencapai maksimal, karena gaya bersepedanya yang selalu penuh kesantaian dan tidak pernah “panas” ketika disalip goweser yang lain.
Beliau memang mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan ketika awal-awal bersepeda. Awal bersepeda beliau bersama kita, beliau selalu di depan dan selalu yang paling jauh dalam bersepeda, tapi sejak beliau sering merasa ada gangguan dalam bernafas ketika bersepeda, gaya bersepeda beliau berubah drastis. Selalu di barisan paling belakang, selalu turun ketika bertemu turunan tajam, mulai lebih sering memakai sepeda dengan rem rem cakram dibanding sepeda dengan U-brake atau V-brake.
Beberapa saat sebelum acara Gowes Harbak PU ke 72, beliau rajin konsultasi dengan dokter, baik dokter perusahaan maupun dokter spesialis, sehingga beliau memutuskan untuk ikut dalam acara tersebut. Pagi hari sebelum berangkat, beliau juga masih membicarakan masalah kesehatan, rupanya pagi itu adalah pertemuan terakhir dengan beliau dan nasihat terakhir dari beliau. Seusai kejadian meninggalnya, banyak cerita yang beredar menceritakan bahwa beliau “seolah-olah” terkena serangan jantung. Tadi malam sesampai di Jakarta dari Semarangh, aku berdiskusi lagi dengan dokter perusahaan mjembahas kasus meninggalnya beliau.
“Benarkah beliau meninggal karena serangan jantung?”, pertanyaanku yang pertama kuajukan.
Menurut beberapa “second opinion” berdasar foto-foto dan berdasar melihat langsung kondisi pak Tri Widjayanto, pak dokter menyampaikan bahwa dia sudah berkonsultasi dengan banyak dokter yang lain dan semuanya mempunyai pendapat yang sama. Almarhum meninggal bukan karena serangan jantung. Tiga misteri meninggal memang selalui ada dalam proses kematian seseorang.
Manusia meninggal memang tidak pernah diketahui Kapan, Dimana dan sebab meninggalnya. Itu memang selalu menjadi misteri Allah. Temanku yang sudah lama sakit, yang meninggal justru yang merawatnya. Teman yang lain, jauh lebih muda dari beliau juga sudah lama meninggal, yang perlu kita lakukan hanya memperbanyak berbuat baik bagi sesama dan semuanya, sehingga saat meninggal nanti, bekal kita sudah cukup untuk menghadap padaNYA.
Semoga almarhum mendapat tempat yang layak disisiNYA. Aamiin YRA. Salam sehat buat semua. Apapun pendapat dan cerita dokter, marilah kita tetap menjaga kesehatan kita dan selalu siap untuk menghadapNYA dengan bekal yang cukup. Aamiin YRA.
Ping-balik: Misteri kematian | Runner dan Goweser Jogja
Ping-balik: Jangan lupa bahagia | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Tips Nanjak ke Omah Kupu | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Le Tour De Jogja 2018 | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: I’m stroke and I’m happy | Blogger Goweser Jogja
Innalillahi wa inna illaihi roji’un.
Semoga mendapat tempat terbaik disana.
Pesan buat kita yg madih diberi umur, terus cari bekal buat mengahap Nya.
Jgn pernah merasa cukup dh bekal itu.
Wallohua’lam wa bishowab.
SukaDisukai oleh 1 orang
benar pak Pamudjo 🙂
jangan pernah merasa bekal kita cukup, kita tidak akan pernah tahu kapan dipanggil olehNYA
mari kita berusaha tiap hari, tiap saat untuk meningkjatkan bekal kita …..
#actuallyThisIsNasihatDiri
SukaSuka
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Allahumaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu.
Kami dan kel. turut berduka cita atas wafatnya Pak Tri Widjayanto, smoga Alm. Tri Widjayanto husnul khotimah, diampuni sgala kekurangannya, diterima smua amal ibadahnya, diterima disisi Nya dan diijinkan menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW. Aamiin.
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiin YRA …
Terima kasih perhatiannya …
SukaSuka
turut berduka cita buat almarhum moga di terima amal ibadahnya ..aaamiin
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiin YRA
semoga terkabul doa kita sem,ua buat pak Tri dan keluarga yang ditinggal
SukaSuka
turut berduka cita buat almarhum moga di terima amal ibadahnya ..aaamiin
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiin YRS
Semoga doanya dikabulkan Allah swt
Terima kasih …
SukaSuka