Eko Sutrisno HP

Pada pertemuan reuni SMA yang dilakukan di awal minggu bulan Desember 2017, seorang kawan menantang semua yang hadir untuk menulis tentang diri sendiri. Jadi aku harus menulis tentang autobiography singkat tentang Eko Sutrisno HP dan kemudian mengirimkan pada grup whatsapp (WAG) untuk dirangkum oleh salah seorang yang ditunjuka untuk mengelolanya. Penggagas ide itu Mas Djoko Susilo hanya bicara sebentar, tapi langsung membangkitkan memoriku pada tahun 50-an.
Aku lahir di Kemetiran Kidul Jogjakarta, bapak ibu saling bahu membahu berwira usaha sebagai penjahit. Taman kanak-kanak kujalani di TK Netral Malioboro (tahun 2017 sudah jadi Hotel Mutiara) yang kemudian pindah ke Sosro Wijayan. Naik ke SD, aku tetap di Netral. Teman SD-ku Nurwanto termasuk juga sebagai teman SMAku, aku masih ingat nilai ujiannya 10 (sepuluh) untuk setiap mata pelajaran.
Menginjak SMP, aku mencari yang paling dekat dengan rumahku dan dekat kawan-kawanku di SMPN 3 Pajeksan. Disini aku mulai berkenalan dengan David Wijayatno, saat ini sama-sama alumni Sipil UGM. Ternyata aku juga baru tahu kalau kakak kelasku mas Mitrabani, juga satu SD, SMP dan satu kampus di Sipil UGM denganku. Masa SMP kutandai dengan hobi membacaku yang boleh disebut “maniak buku”, akibatnya ketika aku kelas 2 (dua), nilai raportku terbakar habis. Bapak tidak marah padaku dan hanya terdiam dan sejak itulah aku mulai kembali pada dunia pendidikan. Aku lulus dengan nilai yang pas-pasan, sehingga kesulitan untuk masuk SMA favorit.
Gagal mendaftar di SMA 1 Teladan Jogjakarta, aku mendaftar di SMAN 5 (waktu itu masih menjadi satu dengan SMA Bopkri). Aku sedikit lupa kejadiannya, yang jelas murid SMAN 5 disuruh memilih melanjutkan di SMAN 5 atau masuk ke sekolah baru di SMPP X Jogjakarta. Akupun memilih masuk di SMPP X yang gedungnya masih baru meski tempatnya amat jauh di pinggir kota bersebelahan dengan sawah.
Paling berkesan waktu kelas 3 SMA aku ikut lomba teater, dewan jurinya ada Mas Emha dan mas Linus. Uniknya saat dilaksanakan lomba, aku sebenarnya sudah lulus SMA dan sudah aktif di teater Stemka, jadi sudah akrab dengan mas Emha maupun Mas Linus Suryadi. Akupun kalah dalam lomba teater dan tetap jadi anggota teater stemka sehingga dobel dengan keanggotaanku dalam teater Gadjah Mada.
Selepas lulus SMA, aku memang masuk Teknik Sipil UGM dan aktif dalam kegiatan kesenian UGM, baik di Gelanggan Mahasiswa maupun di Teknik Sipil. Paling berkesan ketika memainkan peran sebagai Inspektur Jendral karya Nikolai Gogol (Rusia) dan dibredel pemerintah waktu itu. Pak Bakdi Soemanto dan pak Koesnadi yang membuat aku tetap tampil di Gadjah Mada, beberapa tahun kemudian mas Butet juga mementaskan naskah yang sama, bedanya beliau tidak dibredel aparat.
Aku sengaja memilih teknik Sipil sebagai tujuanku kuliah, bukan karena sulit atau karena banyak yang tertarik, aku hanya punya uang pas-pasan, jadi harus memilih satu jurusan yang kusenangi dan juruan itu harus tidak ada pelajaran Kimianya. Meskipun Pak Liman Sinuraya, guru Kimiaku, sangat supel dan sangat akrab denganku, tapi pelajaran kimia memang menjadi momokku. Akibatnya aku tidak “hadir’ di sipil UGM, aku hanya mahasiswa yang kuliah di UGM dan ikut segala macam kegiatan kampus UGM.
Aku ingat pernah ujian Matematik 3 sampai 13x, pertama kali tidak lulus rasanya biasa saja, karena ada Mas Nizam (dekan Teknik 2017) yang juga tidak lulus, demikian juga mas Hotma (penulis lagu “Kelana” dalam LCLR 1977) yang mengulang ujian. Tahun berikutnya, semuanya yang mengulang ada yang lulus dan ada yang tidak, akupun berada dalam barisan yang tidak lulus. Semua orang heran, mengapa bisa sampai 13x tidak lulus, karena memang pada tahun-tahun itu dalam setahun bisa ujian susulan beberapa kali.
Lulus dari Sipil UGM, akupun masuk ke Waskita Karya, sebuah BUMN yang pegawainya banyak dari Sipil UGM. Sebenarnya aku sempat daftar ke PP, mengikuti jejak kakak kelasku, tapi beliau bilang yang aku daftar itu proyek, sebaiknya daftar ke perusahaan bukan ke proyek. Akupun masuk ke Waskita Karya sampai pensiun. Yang kukenang adalah aku terkena stroke ketika pensiun, akupun menuliskan dalam album “I’m stroke and I’m happy”
Seru Om biografinya.
SukaDisukai oleh 1 orang
alhamdulillah 🙂
itu memang kisah hidupku yang serba singkat, mau dipanjangin masih terkendala waktu dan kok tiba-tiba ada yang kelupaan dan ingat ketika sudah “publish”
nanti dibuat bersambung saja ah 🙂
makasih mas @Lintang
SukaSuka