Memori BK 1212

Mungkin ada yang kenal benar dengan nomor polisi mobil Sedan Corolla BK 1212 LK, tapi pasti banyak yang sama sekali tidak kenal dengan nomor itu. Pagi ini anakku yang nomor dua memberi ucapan selamat ulang tahun via medsos LINE, memori BK 1212 kembali muncul dalam hidupku. Mobil merah yang sangat setia menemaniku sampai beberapa tahun, sudah lama pergi meninggalkan banyak kenangan bersamanya.
Tahun 2000-an, mobil sedan merah itu harus mutasi ke Jawa, karena aku pindah tugas ke Proyek SACP (Surabaya Airport Construction Project). Aku berpikir untuk membawanya serta dengan dua pilihan, yang pertama dikirim dengan biaya lebih dari satu juta atau dibawa menembus pulau Sumatera dengan biaya tidak sampai satu juta. Setelah dipikir-pikir, aku akhirnya memutuskan untuk jalan darat, menembus pulau Sumatera bersama seorang kawan yang memang suka jalan darat ke Jakarta.
Setelah persiapan beres, akupun mulai menuntaskan keinginan lamaku untuk menembus pulau Sumatera, mulai dari KM Nol Sabang hingga menyeberang di Sumatera bagian selatan. Perjalanan yang sangat mengasyikan, ketemu dengan jalan yang menembus bukit karang (katanya dipahat oleh orang Jawa) sebelum sampai Bukit Tinggi, ketemu juga dengan jalan yang lurus dan sangat panjang di seputaran Jambi (?), juga ketemu dengan kubangan “Gajah” karena jalan aspal mulus tiba-tiba putus dan mobil terpaksa masuk kubangan yang “gedenya” besar sekali.
Sampai Jakarta sudah malam dan aku merasakan kepuasan yang tak terkira, sebuah perjalanan terpanjang dalam hidupku. Mungkin tak akan pernah kualami lagi, apalagi naik mobil BK 1212 yang sudah lama kujual karena suatu peristiwa yang jadi memori keluargaku. Seorang teman atau sahabat dekatku, pernah memakai mobilku untuk acara dia menikah dengan istri tercintanya. Sampai sekarang dia mungkin salah satu sahabat yang sangat ingat dengan sedan merah BK 1212.
Mengapa mobil sedan merah BK 1212 LK sangat berkesan, karena memang ada riwayatnya yang membuatku ingat pada tanggal 12 Desember 1991. Ketika kubeli di Banda Aceh, nomor mobilnya kuganti menjadi BL 1212 dan akhirnya berubah menjadi BK 1212 karena mutasi ke Medan. Angka 1212 tetap kupertahankan karena memang menjadi angka keramat bagi kami berdua, angka itu memang sebagai pengingat hari perkawinan kita pada tanggal 12 Desember 1991. Hari ini tepat tanggal 12 Desember 2017, memori BK 1212 kembali muncul, dan membangkitkan memori yang lain.
Aku pernah menulis tentang hobiku bersepeda dengan judul “Sepeda hanya satu”, maka untuk tanggal 12 Desember 2017 ini, aku juga mencanangkan bahwa istri itu hanya satu dan tanpa syarat dan ketentuan yang lain. Mutlak istri hanya satu ! Jangan sampai salah memilih sepeda, begitu juga untuk istri, jangann sampai salah memilih istri.
Bersepeda hanya satu itu biasanya diembel-embeli kalimat selanjutnya, misalnya “sepeda hanya satu di tiap kota”, atau juga “sepeda hanya satu untuk satu jenis sepeda”, artinya sepeda hanya satu itu hanya ucapan yang belum selesai. Untuk “istri hanya satu” akan berbeda dengan sepeda hanya satu, istri memang boleh lebih dari satu dan maksimal empat, tapi akan lebih baik kalau aku hanya beristri satu.
Banyak pengalaman di sekitarku yang menunjukkan bukti bahwa istri lebih dari satu itu akan menimbulkan keruwetan yang lebih dari satu. “Mengurus satu istri saja belum becus, bagaimana kalau lebih dari satu !?!”, kata seorang kawanku ketika memberi celetukan buat kawanku yang beristri lebih dari satu.
Aku memang harus bahagia mempunyai satu istri yang sangat setia mendampingiku, baik ketika aku sehat dan juga ketika aku sakit. Bahkan aku bisa menikmati sakitku ketika ada istri hadir dalam hidupku, aku sempat menulis “I’m stroke and I’m happy!” sebagai tumpahan emosiku karena istriku selalu hadir di sisiku.
Aku juga happy karena punya tiga orang anak, yang begitu manis dan sangat membanggakanku. Masih teringat aku akan keahiran pertama dan kelahiran ketiga anak-anakku. Semuanya punya cerita sendiri-sendiri yang khas dan membuatku tersenyum setiap mengenangnya.
Alhamdulillah Memori BK 1212 membuatku kembali dapat tersenyum ceria di hari ulang tahun perkawinanku yang ke 26 (2017-1991). Akupun mengawali senyum pagi ini dengan ngobrol bersama sahabatku sepulang dari subuhan di Masjid.