Rute seli Jogja

Mencari seli (sepeda lipat) saat ini, khususnya merk tertentu, sudah agak langka, disamping permintaan pasar yang tinggi juga stock tersedia yang ada sangat minim. Padahal toko seli merk tertentu merasa sudah memesan seli dalam jumlah yang makin membesar. Bagi para goweser yang lebih memilih seli dibanding sepeda model lain, Jogja adalah sorganya untuk seli. Semua rute seli Jogja sangat menarik, baik yang suka kota-kota maupun yang suka “blusukan”. Waktu event seli 150K (J150K), semua peserta menikmati rute yang ditempuh dengan banyak melakukan selfi di sepenjang rute.
Seli dan perjalanan menempuh rute seli tidak afdol jika tidak dipenuhi canda dan ceria pengendaranya. Perjalanan menempuh rute kota-kota maupun “blusukan”, semuanya akan bermuara di warung favorit komunitas masing-masing. Jogja yang terkenal dengan gudegnya, sebenarnya memang sudah jadi Indonesia banget kulinernya. Ada warung pecel Madiun di depan Malioboro Mall, ada Brongkos Altar (alun-alun utara) depan PDHI, ada juga tengkleng gajah di seputaran km 9 Jakal (jalan kaliurang) dan masih banyak kuliner selain gudeg. Semua kuliner pasti masuk dalam hampir setiap rute seli Jogja.
Rute MTB, rute RB dan rute sepeda yang lain, tetap bisa ditempuh dengan seli. Bahkan kadang rute yang ekstrempun tetap dapat ditempuh dengan seli. Kuncinya tidak pernah malu untuk dituntun atau digendong dengan cara apapun. Berbeda dengan beberapa rute sepeda model lain yang ada rasa “jaim”, bila harus mentun atau “loading”, para goweser seli kebanyakan tidak bermasalah jika harus dituntun ataupun dimuat di kendaraan untuk menuju titik tertentu.
Bulan depan akan ada kumpul-kumpul lagi di Jogja dalam rangka ulang tahun salah satu komunitas besar seli Jogja, terkenal di FB dengan sebutan “jogja folding bike”, pada tanggal 4 Februari 2018, akan merayakan ultahnya. Komunitas WSKT Jakarta tentu akan ikut ambil bagian untuk memeriahkannya. Jadi masalah jika anggota WSKT belum mempunyai seli, harus segera menyiapkan dana untuk mendapatkan seli dan perlu nasib baik agar dapat ditemukan seli yang memenuhi kriteria masing-masing penggunanya.
Ada banyak model seli dengan peruntukan masing-masing yang berbeda, tapi tetap saja ada dua hal besar yang membedakannya. Biasanya dibagi dua hal, satu dari sisi kepraktisan melipat dan membawanya kemanapun pemiliknya pergi dan satu jenis lagi yang tetap serasa bersepeda di jalan raya yang butuh kecepatan dan butuh kemampuan untuk jarak jauh.
Ada juga yang memilih di antara keduanya atau yang ingin dua-duanya, artinya pingin gowes cepat dan pingin yang mudah dilipat atau pingin yang asal bisa digowes saja, pokoknya murah dan terjangkau uang di dompet. Beghoitu banyaknya keinginan dari goweser seli menyebabkan harga seli amat sangat bervariasi. Bagi orang awam tentu susah membedakan antara seli yang murah dan seli yang mahal. Jika kita mencoba searching di internet tentang harga sepeda lipat, akan muncul beraneka harga yang sangat variatif.
Aku sendiri bingung kalau disuruh memilih dan pada akhirnya jadi ingin membangun sendiri. Dimulai dengan membeli rangka sepeda dan kemudian melengkapi dengan part yang sesuai keinginanku. Ternyata setelah dihitung-hitung, harga belinya jadi lebih mahal daripada membeli full bike yang menurut kita sudah bagus.
Untuk seli yang import, kita juga bisa memilih part secara online dan nanti akan dibuatkan seli sesuai pesanan kita, sesuai dengan apa yang kita “klik”, dengan demikian kita betul-betul puas membelinya. Kita bangun seli di internet dan kita lahap rute seli Jogja dengan kepuasan tersendiri.
Bagi yang ikut acara “jogja folding bike” 4 Februari 2018, sampai ketemu di Jogja bulan depan.
Ping-balik: Jogja Folding Bike | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Pilih ke Solo atau Jogja | Blogger Goweser Jogja