Jogja Folding Bike

Gowes Dawet Godean

Jogja Folding Bike (JFB) ulang tahun ke 9 dan dirayakan dengan salah satu acara gowes bareng ke Gebleg Pari, tempat nongkrong di Kulon progo yang lagi ngehitz ! Ratusan orang ingin meramaikan tapi bagi yang terlambat daftar terpaksa harus gigit jari, karena dalam waktu sekitar sejam, kuota pendaftaran sudah terpenuhi. Atas kebaikan panitia sajalah komunitas WSKT Jakarta yang tadinya hanya terdaftar 13 orang bisa berkembang jadi 19 orang dan alhamdulillah tidak datang semua. Tugas mendadak membuat WSKT tidak bisa datang sesuai rencana.

Melewati pagi ceria di sepanjang jalan berliku di Kulon Progo (KP) membuat WSKT terkenang ketika beberapa tahun lalu menelusuri rute menuju ke Goa Kiskendo dengan bintang lapangan pak Herwidiakto dirut WTR. Bedanya kali ini kita semua memakai sepeda lipat (seli) dari berbagai merk dan rute 99,99% datar, persamaan dari dua acara itu adalah ada lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dalam suasana khidmat khas goweser.

Ngawal Dirut WTR

Ngawal Dirut WTR

Komunitas WSKT mengawali rute dari Tugu dan setelah semua berkumpul, baru kemudian bersama-sama menuju lokasi start resmi ulang tahun Jogja Folding Bike di Museum Perjuangan. Panitia JFB sempat datang memastikan bahwa ada nama pak Anang dan pak Herwidiakto di Tugu karena acara sudah dipersiapkan untuk beliau berdua. Baru pada pukul 5:30 wib pasukan lengkap sudah siap berangkat menuju lokasi start resmi.

Dari lokasi start, peserta gowes diajak menuju jalan Wates, melewati deretan kuliner Soto Kadipiro, menembus Gampingan. Melintasi rel kereta api di kuliner Soto dan regrouping di Monumen “Soeharto” di desa Kemusuk Bantul. Seli kuningku parkir gabung dengan seli kuning yang lain, dan panitia dengan pasukan fotonya terus berkeliling untuk mengabadikan yel-yel masing-masing komunitas.

Yellow Rider JFB

Yellow Rider JFB

Selepas musium Soeharto, aku masuk grup tengah dan menikmati suasana pagi yang tambah seger dengan pemandangan sawah doi kanan kiri. Betul-betul berbeda dengan suasana kota Jakarta yang bising dan berdebu. Pengalaman ikut di peleton depan berbeda banget dengan kelompok tengah. Jika tadi lebih banyak melakukan pengereman, karena dibatasi kecepatan pada 18-20 kmj, maka di rombongan tengah kecepatan bisa bebas sesukanya.

Kenikmatan gowes memang waktu di tanjakan setelah melewati Kali Progo, kita bisa lebih memacu jantung meski tetap tidak bisa full speed 🙂

“Kalau nanjak usahakan jangan melakukan pengereman!”, nasehat temanku sambil tersenyum.

Seli parkir Gebleg pari

Seli parkir Gebleg pari

Memasuki daerah Kenteng Nanggulan, tinggal berbelok ke kanan sudah sampai finish, tetapi peserta tetap diajak terus dan menyusuri selokan menuju jalan lain ke lokasi finsih. Rupanya demi persiapan panitia di lokasi finsih, peserta diputar dulu sebelum finish. Pemandangan yang indah di seputar Geblek Pari Nanggulan memang indah untuk ajang selfi. Rute seli Jogja memang penuh dengan spot-spot menarik di sawah, gunung maupun di pantai.

kulon progo seger

kulon progo seger

Nun jauh di Solo, WSKT juga mengadakan acara pit-pitan ing Jalan Tol dengan jumlah peserta beberapa ribu orang. Beberapa orang tetap ikut gowes di Jogja, dengan pertimbangan jumlah peserta yang terbatas, sehingga acara bisa ternikmati dengan santai.

pit-pitan ing dalan tol

pit-pitan ing dalan tol

Acara Seli JFB di Gebleg Pari ini memang sangat menyenangkan dan guyub, komunikasi antar paserta maupun dengan panitia sangat cair, sehingga ketika jam sudah menunjukkan pukul 11:00, saat WSKT pamitan, acara masih berlangsung dengan meriah. Kitapun tetap hanyut dalam riuhnya kegembiraan ualng tahun JFB. Tahun depan, semoga WSKT dapat kembali berpartisipasi kembali dalam suasana yang minimal sama dengan keguyuban hari ini.

Begitu acara selesai, WSKT langsung meluncur ke Jogja dan inilah saat yang dinanti untuk menggeber sepeda sekuat pedal kita berputar. Cuaca yang tiba-tiba hujan yang akhirnya membuat goweser berhenti mengayuh seli masing-masing. Pas kebetulan di lokasi berhenti pas ada Dawet ayu, langsung saja ilmu MAmpir WARung (MAWAR) dipraktekkan.

“Wuih dawet ini membuat hidup serasa di sorga”

“Segerrrr!”

Gelas terpaksa terus diisi untuk agar tidak dehidrasi dan bisa tetap tersenyum dalam menempuh jarak yang tersisa menuju Tugu, lokasi finish WSKT!

Gowes Dawet Godean

Gowes Dawet Godean

Rute seli Jogja memang pantas untuk selalu diulang yang manapun yang dipilih. Go Go Go WSKT !

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.