Tips Nanjak ke Omah Kupu

Apabila rute LTDJ #2 6 Mei 2018 tidak berubah, maka sebelum sampai pos 1 kita akan harus menguras energi untuk rute menanjak. Ada tiga tanjakan yang perlu jadi perhatian bagi peserta, terutama bagi yang belum pernah melewati tanjakan selopamioro. Semoga tips nanjak ke Omah Kupu ini berguna bagi pemula (seperti aku) atau yang sudah berpengalaman tapi belum pernah melewati tanjakan model Panggang.
Terakhir kali aku memakai seli BF untuk melewati tiga tanjakan utama, selepas jembatan Silo, sekitar 24 km dari rumahku (seputaran Kuncen). Tanjakan pendek tapi sangat menantang untuk ditaklukan para goweser tangguh, tetapi sebaiknya dilakukan dengan sabar bagi goweser yang belum terbiasa dengan tanjakan. Waktu Gowes Supersemar yang diadakan oleh WSKT, aku beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas agar heart rate tetap dalam koridor aman.
Ditemani oleh “pick-up kloso”, demikian kami menyebutnya, aku beberapa kali duduk di pinggir jalan menggelar tikar (kloso-jawa) dan menyeruput teh hangat yang disediakan, sementara itu peserta gowes supersemar sudah mencapai Omah Kupu Panggang. Demikian juga ketika meninggalkan Omah Kupu menuju jalan yang rutenya menurun, aku dan beberapa teman tetap setia menggelar tikar dan kembali menyeruput teh hangat.
Inilah tipsku untuk menanjak ke Omah Kupu :
- Jalan datar menuju ke jembatan siluk, sebaiknya dengan kecepatan normal dan putaran pedal rpm normal.
- Sampai sekitar km 24, akan ketemu tanjakan pertama, di kiri jalan ada rumah penduduk yang mempunyai toilet, disarankan berhenti untuk mengatur irama detak jantung agar berada di angka normal (aku dengan umur 59 tahun, mematok angka heart rate pada angka 100-120 bpm).
- Setelah heart rate sudah normal (ditandai dengan cara bernafas yang teratur dan tidak tersengal-sengal), melanjutkan untuk menyelesaikan tanjakan pertama.
- Berhenti dulu apabila heart rate melebihi angka aman (ditandai dengan nafas memburu), dan kembali gowes jika sudah normal lagi.
- Lakukan langkah 3 dan 4 ini sampai selesai tiga tanjakan utama.
- Dari tanjakan ke tiga. masih ada tanjakan panjang meski landai, sebaiknya tetap berhenti saat heart rate sudah mendekati angka aman maksimal.
- Setelah sampai pom bensin, boleh bernafas lega, karena sudah mendekati Omah Kupu.
- Jangan malu untuk nuntun, tetapi dianjurkan tidak nuntun, tapi berhenti dan berjalan-jalan untuk menurunkan heart rate.
- Tidak juga perlu malu naik (loading) mobil evakuasi dari panitia, karena itu yang paling aman, meski mungkin akan jadi olok-olok bagi kalagan goweser yang “bergengsi”
- Gowes itu untuk sehat dan senang, jadi sesudah gowes harus didapat kesehatan dan kesenangan, bukan sesuatu hal yang membuat banyak pihak jadi cemas.
WSKT sendiri akan membawa minimal 3 mobil untuk angkut sepeda, sebuah dakota orange dari Semarang, satu pick up bluXpit dari Jogja dan sebuah pick up “kloso” juga dari Jogja, Semua untuk melayani WSKT menempuh rute LTDJ 2018 yang diawali banyak tanjakan curam. Selepas Omah Kupu, ada kemungkinan beberapa goweser sudah balik kanan, karena sudah merasa cukup menempuh jarak yang dekat dengan tanjakan curamnya.
Tentu saja bagi kalangan goweser tangguh, Tips Nanjak ke Omah Kupu ini tidak ada artinya, karena di rute tanjakan inilah mungkin mereka justru akan menunjukkan kelebihannya. Banyak peserta LTDJ #2 yang ikut lomba KOM dan banyak juga peserta LTDJ dari luar Jogja, sehingga bisa saja tips ini diabaikan, tapi semoga tips ini tetap ada manfaatnya bagi goweser pemula yang ngebet ingin merasakan gowes LTDJ #2.
Omah Kupu pasti rindu pada kedatangan goweser yang sudah menaklukkan tiga tanjakan curam termasuk “irung petruk”-nya. Selamat mengikuti tips ini atau mengabaikannya. Ini hanya himbauan dariku yang sudah baru saja dua kali ditinggal kawan karib yang meninggal dalam event sepeda, memang itulah misteri meninggal.
Ping-balik: Test Drive Bromie | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Kita goweser bukan atlit sepeda | Blogger Goweser Jogja