Kita goweser bukan atlit sepeda

Yellow Rider JFB

Bulan Mei sebelum puasa akan ada acara gowes LTDJ #2 (le tour de jogja), merupakan acara tahunan dari Jogja Gowes. Acara ini memberikan sensasi khusus bagi penyuka tantangan bersepeda, juga bagi yang belum suka tantangan meraih KOM/QOM (King/Queen of Mountain), tapi lebih suka tantangan “selfie” di pemandangan hijau alam Jogjakarta. Bagi beberapa komunitas teman goweser, aku hanya bilang bahwa “Kita goweser bukan atlit sepeda!” 🙂

Seperti saat aku mengikuti acara J150K dari JFB (Jogja Folding Bike) yang menempuh rute sejauh 150 km keliling pelosok Jogja, ada kelompok yang begitu demen di deretan paling depan dan bisa ikut sprint bareng para RC (Road Captain), ada juga yang sibuk selfie di sepanjang rute dan ada juga yanhg begitu menemui rute susah langsung “loading” dan kemudian “unloading” begitu mendekati pos, semuanya syah-syah saja. Bagiku gowes memang hanya untuk kesehatan dan kegembiraan, meskipun ada bagian tegang-tegangnya saat menemui rute tanjakan.

Untuk LTDJ #2 6 Mei 2018, aku menulis pengalaman menanjak di rute Selopamioro menjelang pos Omah Kupu, yang memang sering kita pakai untuk lokasi berhenti dan melakukan sesuatu. Pemilik Omah Kupu memang salah satu anggota komunitas WSKT, sehingga setiap melewati lokasi itu, kita pasti mampir sekedar berfoto atau bercengkerama. Komunitas WSKT melalui lokasi itu, kemudian lanjut Paris (Parang Tritis) dan makan siang di Ingkung Panggang beberapa tahun lampau dan diulang pada tahun lalu ketika acara “Supersemar”, saat itu tema acaranya Gowes WSKT Go !

Bagi goweser yang lebih suka berfoto-ria sepanjang rute Gowes, acara sepeda di Jogja selalu menarik perhatian mereka. Sawah yang menghijau dan udara yang segar menjadi daya dorong semangat untuk mendaftar acara gowes ke Jogja. Spot-spot yang menarik sudah dicari sebelum mereka berangkat ke Jogja, terutama yang akan dilewati. Sehari sebelum acara dimulai juga sering dipakai untuk gowes kuiner, merasakan aneka kuliner Jogja sambil mencoba sepeda yang baru saja dirakit kembali setelah melalui perjalanan panjang dari kota masing-masing.

Ngobrol sebelum start Gowes

Ngobrol sebelum start Gowes

“Kita goweser bukan atlit sepeda !”, begitu kataku.

Jadi tidak perlu meraih podium KOM/QOM, cukup pulang membawa foto selama gowes dan akan sangat berterima kasih pada panitia jika disediakan tukang “jepret” yang memuat tampang mereka. Semakin banyak foto yang memuat wajah mereka, akan semakin sukses acara, menurut mereka pribadi 🙂

Beberapa teman yang sering menemaniku di belakang sebagai anggota tim “defender” (meminjam istilah pemain belakang sepakbola), pasti sering tidak kena foto juru potret. Ini harus disadari dan dimaklumi. Akupun sering menulis kesan dalam setiap acara gowes yang kuikuti,”acara gowes dll sangat bagus, cacatnya cuma satu, tidak ada fotoku di dalam album acara“. Biasanya pantia maklum dengan komentarku dan beberapa orang sering mencarikan fotoku dalam kegiatan tersebut, meskipun kecil dan kurang jelas.

Untuk acara LTDJ #2, 6 Mei 2018, aku sudah punya rencana untuk ngajak anak istri untuk ikut agar bisa pesan foto khusus saat melalui daerah yang cocok untuk foto. Maklum, aku jarang memotret saat gowes dengan berbagai alasan, alasan utamanya adalah daya tahan materai yang bisa drop cepat jika dipakai untuk memotret plus menjalankan aplikasi berbasis lokasi (strava, endomondo dll).

Km 24 tanjakan 1 LTDJ #2

Km 24 tanjakan 1 LTDJ #2

Berbagai kejadian sebelum ini, banyak goweser yang mulai “care” dengan HRM (heart rate monitor), mereka mulai menghitung berapa nilai maksimal heart rate yang bisa dialami saat bersepeda. Rumus dasar dan umum (220-umur) menjadi patokan mereka. Angka yang keluar kemudian dikalikan dengan faktor aman di masing-masing personil. Untukku yang tahun depan genap 60 th, nilai yang keluar sekitar 160 bpm (beat per minute). Setelah dikalikan angka aman menjadi sekitar 130 bpm. Angka inilah yang kupakai saat aku bersepeda, hanya saja dalam prakteknya sering angka ini terlupa atau dilupakan.

Yang penting kita tetap ingat bahwa “Kita goweser bukan atlit sepeda!”, sehingga tetap bisa mengontrol nafsu untuk bersepeda cepat. Bagi yang akan ikut LTDJ 2018 di Jogja, sampai ketemu njih 🙂

Yellow Rider JFB

Yellow Rider JFB

 

 

One comment

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.