Gowes ngabubuRIDE 1439H

Posted on 30 Mei 2018 by Eko Sutrisno HP Tinggalkan komentar

Setelah seminggu sholat dengan cara duduk, aku kembali bisa sholat dengan normal seperti biasanya dan ajakan untuk ngebubuRIDE segera muncul di komunitasku. Seperti lazimnya gowes jelang berbuka, aku memilih yang finishnya paling dekat dengan rumahku dan waktunya sebelum maghrib bukan setelah tarwikh. Sudah banyak pertimbangan yang kulakukan dan tekad yang bulat, hal ini mengingat ajakan untuk gowes sehabis tarwikh masih sangat banyak dan semuanya sangat menarik. Gowes ngabubuRIDE 1439H harus sebelum maghrib !

Begitu tekad sudah bulat, akupun bergerilya ke beberapa teman gowes yang sekomplek dan meski tidak banyak yang kuhubungi, tapi sebagian besar setuju dengan model gowesku yang kurang populer. Menjelang waktu ngabubuRIDE, baru aku umumkan acara gowes, baik tujuannya maupun tempat ngumpulnya dan waktu berangkat. Sesuai dugaanku, tidak ada yang mendaftar acara tersebut dan hanya kawan gowes yang kuhubungi japri saja yang mjendaftar.

Tidak seperti acara ngabubuRIDE yang lazim, acara finish kali ini serba tidak jelas dan rumah makan yang dituju baru dibahas menjelang finish. Akhirnya disetujui bersama, warung yang dipilih adalah warung pojok Biru Laut X, yang biasa dijadikan tempat kopdar WSKT, tentu saja menunya ala kadarnya dan tidak seperti menu takjil harian, yang penting esensi berbuka puasa sudah tercapai. Segelas Milo hangat, roti bakar coklat keju tanpa kurma menjadi menu buka puasa hari ini. Sebelum itu semua, kita juga sempat menyantap krupuk karena roti belum dibakar dan minuman masih panas.

Yang jelas acara ini sukses besar bagiku, entah bagi temanku, karena aku bisa mulai bersepeda lagi dengan sepeda yang kupakai jatuh minggu lalu dan dengan asesori yang kupakai ketika jatuh, baik helm kaos tangan dan sebagainya. Sempat terkendala dengan sepeda, karena markas tempat parkir sepedaku penghuninya sedang nonton “dead pool 2” dan belum pulang, tapi akhirnya masalah selesai karena pas aku ke markas, pas sudah datang penghuninya.

BROW start ngabubuRIDE

Gowes kali ini mungkin salah satu gowes yang aneh bagiku dan bagi temanku, kecepatan rerata hanya 8 kmj dan heart rate belum pernah sekalipun menyentuh angka di atas 91 bpm, kuperhatikan selalu ada di angka 88 bpm saja. Ada beberapa faktor penyebab Gowes ngabubuRIDE 1439H ini mempunyai catatan seperti itu, antara lain karena beberapa hal :

Lokasi gowes ada di komplek padat, sehingga tidak bisa mengayuh sepeda pada top speed maupun top power, semua dilakukan dengan penuh santai sambil mencoba menikmati komplek yang sibuk.
RC (road captain) dipilih yang paling sabar dan tidak pernah emosi ketika disalip pesepeda lainnya, tetap “istiqomah” untuk bersepeda santai, walaupun RC memakai sepeda roda besar (26 “) dibanding roda peserta yang sebagian roda kecil (20 “).
Gowes sambil berdiskusi biarpun tetap fokus pada jalan yang dilalui.

Tiga hal tersebut sudah cukup untuk membuat acara ngabubuRIDE hari ini berlangsung dengan penuh santai dan “fun”. Saat ini aku baru mencari acara ngabubuRUN yang santai juga, misalnya keliling Malioboro dari Tugu, seperti dulu pernah kulakukan saat masih mahasiswa dan umur masih 20-an tahun. Mungkin minggu depan aku sudah stay di Jogja menjelang libur lebaran, sehingga keinginanku ini bisa tercapai.

start ngabubuRIDE di komplek

Olah raga jalan memang belum membudaya di lingkunganku, sebagian besar masih olah raga bersepeda malah ada kawanku yang memilih olah raga renang yang dilakukan pada malam hari sehabis tarwikh. Sebenarnya apapun olah raganya, asal di atas setengah jam, sudah cukup untuk mengisi hari-hari dalam sehat dan damai.