Sahur kesiangan

Banyak cerita tentang sahur kesiangan tapi yang jadi obyek tetap berpuasa sampai maghrib, hampir semua orang pernah mengalaminya, bahkan kadang tidak hanya beberapa kali tapi amat sangat sering kali. Ada yang bahkan tidak sahur dan tetap gowes rute nanjak dan jauh, jadi tidak ada yang istimewa dengan berpuasa hanya makan sahur sedikit karena yang tidak makan sahur juga tidak bermasalah, aku hanya ingin menulis peristiwa pagi ini yang begitu beruntun dalam hidupku. Cerita ini akan berlanjut sampai nanti malam sehabis tarwikh, aku merasa akan ada hari yang baru dalam diriku.
Awalnya semua biasa saja, aku bangun jauh sebelum waktunya sahur dan melakukan kegiatan rutin, sampai aku merasa harus turun ke lantai bawah, tempat kita biasa berkumpul untuk mengambil makan sahur. Ternyata hidangan di meja belum dihidang karena belum masak dan hanya ada lauk tempe sepiring, masih hangat atau panas tepatnya, jadi aku mengambil sepotong dan melahapnya sambil menunggu lauk yang lain. Setelah habis satu buah tempe aku naik lagi ke lantai dua dan beberapa saat kemudian aku turun lagi, ternyata kondisi masih sama dengan tadi dan ART (asisten rumah tangga) berkata bahwa nasi belum masak, sehingga akupun kembali ke lantai dua dan menunggu dipanggil ART.
Benar saja, beberapa saat kemudian ART mengetuk pintuku dan mempersilahkan untuk makan sahur, dengan cekatan akupun kembali ke lantai bawah dan melihat meja sudah penuh menu sahur lengkap dengan kerupuknya. Ternyata semua peristiwa ini memakan waktu yang cukup lama dan tidak kusadari sampai aku melihat tanda imsak sudah masuk waktu dan hidangan belum selesai kuhabiskan.
Acara mandi yang selalu rutin kulakukan sebelum sholat subuh terpaksa tidak kulakukan, aku hanya sempat berwudhu dan kemudian langsung ke masjid. Aku tersenyum sendiri ketika aku mendapat tempat di shaf paling belakang, untungnya aku masih sempat sholat sunat sebelum iqamah dikumandangkan. Bulan puasa 1439H, baru kali ini aku dapat shaf paling belakang, akupun kembali tersenyum karena masih banyak orang yang di belakangku dan mendapat tempat sholat di serambi masjid.
Sepulang dari masjid, biasanya kalau tidak ada acara olga (olah raga) pagi aku nongrong di warung pojok untuk sekedar pra sarapan, biasanya roti bakar plus telor 3/4 matang. Karena ini bulan puasa, aku tidak ke warung, hanya ngobrol di depan pagar rumahku bersama jamaah masjid, membahas kondisi sosial politik yang membuat kita terpaksa harus melek politik. Setelah puas ngobrol, kawanku kembali ke rumah masing-masing dan akupun langsung masuk kamar untuk melakukan rutinitas sehabis sholat subuh dan kemudian dilanjut mandi dan menuju kantor untuk menulis peristiwa hari ini.
Beberapa pelajaran yang dapat kupetik hari ini, antara lain :
- Keluar dari rutinitas itu ternyata perlu untuk membuat hidup ini lebih berwarna dan membuat senyum yang berbeda dari biasanya.
- Selalu berbaik sangka terhadap semua yang terjadi di sekeliling kita, baik atau buruk pasti ada sesuatu yang direncanakan untuk kita jalani.
- Banyak hal yang kutemui hari ini, sesuatu yang baru dalam hidupku dan hanya aku yang bisa menikmatinya serta tidak bisa diceritakan tapi hanya bisa dirasakan dalam hidup ini.
Sahur kesiangan sudah sering kualami, tapi baru kali ini aku mencari pembelajaran darinya, mungkin ini yang harus lebih banyak kulkakukan untuk hal-hal yang lain. Aku mungkin harus mulai berpikir lain untuk kegiatan lain dan memikirkan apa saja yang bisa kulakukan dari sudut pandang yang berbeda.
Bismillah, aku niat untuk lebih banyak berubah dan mulai melihat sudut pandang lain dalam hidupku. Basok hari lahir Pancasila, mari kita tetap bersatu, berbagi dan berprestasi !