Alumni UGM bergerak

Beberapa waktu lalu banyak grup alumni UGM bermunculan dan kebetulan aku ikut semua, akibatnya aku jadi bingung sendiri dengan ragamnya yang beraneka 🙂 Akhirnya aku coba untuk memilih fokus pada Alumni UGM bergerak dibidang lari (running) dan bersepeda (cycling) saja, dengan harapan bisa mengikuti apa yang dibahas. Sementara ini kalau sudah membahas politik aku sering tidak bisa mengikuti pola berpikir teman-teman yang kedang berseberangan dan semua terasa benar ketika kubaca.
Aki merasa nyaman ketika bisa berbagi masalah olah raga lari (jalan kaki) atau bersepeda, sementara untuk olah raga renang aku merasa tidak bisa mengikutinya, sehingga aku tidak ikut berbagi masalah plah raga air ini. Meskipun masih kadang berenang, tapi tidak lagi pernah menyelam, paling jauh hanya berenang di lepas pantai dengan ditungguin kapal boat saja.
Rutinitas pagiku memang, setelah subuhan di masjid, olah raga untuk menjaga kesehatan badan, lkadang berjalan pagi kadang bersepeda. Lingkungan rumah tinggalku di Jakarta maupun di Jogja cukup mendukung untuk melakukan dua olah raga itu. Kalau ingin yang jauh, akuj pilih naik sepeda, kalau pingin santai dan tidak banyak perlengkapan yang harus kusiapkan, aku memilih jalan seputaran rumah atau paling jauh mengambil rute 10 K. Untuk bergerak setiap hari, aku sebenarnya mematok target pada 10.000 langkah per hari, tapi prakteknya target ini jarang kulampaui.
Di olah raga lari, aku bertemu lagi dengan teman lamaku yang ternyata masih aktif dalam olah raga lari. Ternyata beliau masih berlatih sampai saat ini, bedanya dulu ikut latihan di pelatnas bareng atlit nasional sekarang latihan sendiri berbekal pengalaman jaman dulu ketika masih aktif.
Di olah raga bersepeda, aku bertemu dengan banyak teman baru dan juga beberapa teman lama, mereka terdiri dari berbagai macam tingkat juga, baik yang bersepeda di bawah 10 km atau yang biasa beresepeda berhari-hari artinya lebih dari tiga digit. Goweser pemula, biasanya masih ragu memilih sepeda yang akan dibeli dan bertanya kesana-kemari untuk mendapatkan sepeda pilihan, padahal dalam bersepeda yang penting bukan sepedanya tapi bersepedanya.
Sepeda pertama, sebaiknya pilih yang “jualable” atau minimal yang paling terjangkau di kantong. Jangan pernah tergiur dengan sepeda harga puluhan juta dan seringan “kertas”, karena setelah kita pakai, belum tentu cocok dengan cara kita bersepeda nantinya. Cara kita bersepeda bisa berubah sesuai kondisi hati dan umur, penggemar sepeda balap “road bike” (RB) bisa beralih ke sepeda gunung “mountain bike” (MTB), atau bahkan sepeda lipat (seli), sehingga sepeda pertama jadi tidak terpakai lagi atau kalau masih terpakai akan sangat jarang dipakai. Yang paling penting kalau milih olah raga sepeda, segera beli helm sepeda ! 🙂
Apapun jenis olah raganya, apapun sepedanya bagi goweser, yang penting kalau dilakukan lebih dari setengah jam dan membuat hati jadi senang, maka akan sangat berpengaruh pada kondisi jasmani rohani kita. Apa beda lesehatan dan kebugaran ? Banyak orang yang sering menganggap sama, padahal keduanya sebenarnya berbeda. Sehat belum tentu bugar dan bugar pasti sehat, kira-kira gampangnya adalah demikian.
Bugar merupakan kemampuan individu untuk melakukan fungsinya secara efisien dan efektif, serta mampu melakukan kegiatan darurat tanpa merasa lelah. Semakin bugar kondisi jasmani seseorang, maka derajat kesehatannya pun juga akan semakin meningkat. Sedang sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan sehat fisik, mental, dan juga sosial, jadi bisa terjadi orang yang sehat tapi sedang tidak bugar 🙂
Alumni UGM bergerak bagiku adalah bergerak dalam arti olah raganya saja, tidak dalam arti bergerak dalam dunia politik, agama atau hal yang lain. Semoga tetap bisa bergerak untuk menjaga kebugaran dan bisa bermanfaat bagi sesama.