Runner dan Goweser kota

Dalam acara segeRUN Kagama DKI Jakarta, aku sempat melihat sosok manis berpenampilan kalem yang ternyata ikut acara NusantaRun Chapter 6, berlari sejauh 169 KM Wonosobo – Gunung Kidul demi mewujudkan misi #PendidikanUntukSemua bagi anak-anak difabel. Mbak Adita Irawati, namanya dan rupanya beliau merupakan salah satu peserta KLUB (Kagama Lari Untuk Berbagi), sungguh luar biasa (menurutku), menempuh rute puluhan kilometer, bahkan lebih dari 150K untuk berlari dari Jateng ke Daerah Istimewa Jogjakarta demi peduli difabel. Aku jadi ingat ketika pernah menempuhnya dengan memakai sepeda, kalau sekarang ada yang menempuhnya dengan hanya “berlari”, sungguh tak terbayangkan.

Namun kalau melihat banyaknya temanku yang sudah bertambah olah raganya dengan olah raga lari, aku ternyata sudah jauh tertinggal. Sementara ini aku hanya fokus olah raga bersepeda, paling ditambah olah raga renang saja. Aku jauh dari kegiatan lari/jalan kaki. Bahkan ketika aku memberi info tentang acara VOLCANO RUN di seputaran Kaliurang, jawaban temanku ternyata meleset dari perkiraanku.

“Aku sedang nyari yang full marathon (FM), kalau tingkat half marathon (HM) kayaknya hanya selingan saja mas :-)”, jawaban temanku ini tentu sangat jauh dari perkiraanku, mengingat aku hanya ikut yang 5K family run :-). Membayangkan HM saja sudah pusing, apalagi FM 🙂

SegeRUN Ancol

Awal Desember ini memang hari yang sibuk bagi anggota KLUB (Kagama Lari Untuk Berbagi), semua terpacu untuk menyelesaikan target larinya sesuai kesepakatan yang diambil sendiri, mulai dari target sekitar 50K sampai di atas 250K, semuanya berusaha untuk mencapainya, bahkan melebihinya. Makin jauh berlari, makin banyak donasi yang didapat, “Kami yang berkeringat, Anda yang memberi berkat, mahasiswa menerima manfaat”, semua kegiatan berfokus pada RUN for beasiswa 🙂

Donasi itu didapat berdasar penggalian sponsor dari masing-masing pelari, ada yang susah mencari donasi dan akhirnya memberi sponsor pada diri sendiri, ada juga yang berkeliling ke berbagai grup WA untuk mendukung KLUB. Hasil dari KLUB ini nantinya akan diserahkan pada kegiatan BEASISWA bagi adik-adik mahasiswa UGM saat dies UGM, bulan Desember 2018 ini.

SegeRUN alias segerWALK

Saat acara KLUB selesai, maka acara selanjutnya adalah setor donasi sesuai janji pada rekening KLUB, alhamdulillah aku juga dapat setor sesuai janji bahkan sampai dua kali lebih dari target yang kupasang. Tadinya aku memang memasang target sesuai target teman-temanku, mengingat aku adalah peserta baru dalam olah raga lari, apalagi aku hanya bisa berjalan (mlaku) bukan berlari. Ternyata pada minggu pertama, temanku yang jarang berolah raga sudah ada di jajaran paling atas prestasinya. Akupun jadi ingat nasehat salah satu mentorku,”konsistensi yang paling penting dalam berolah raga, apapun jenis olah raganya!”, akupun terus menyelesaikan target dengan istiqomah ! 🙂

Aku memang sedikit terhenyak dan mencoba mensiasati jalanku dengan memanfatkan setiap kesempatan yang ada, begitu ada kesempatan, meskipun hanya 1K atau 2K, aku langsung menghidupkan jam olah ragaku. Acara diskusi subuh selalu kumanfaatkan untuk menghidupkan aplikasi Endomondo dan ternyata dengan cara sederhana ini, aku bisa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan KLUB dan akhirnya bisa menempuh jarak 262K, jauh dari perkiraanku. Teman-teman alumni Civeng juga sangat mendukungku untuk memberi donasi pada kegiatan KLUB, memberi besasiswa pada UGM.

mung mlaku ora mlayu (pictbay)

Kucatat beberapa nama temanku sebagai donaturku, Luki Danardi (Civeng 2003), Wowok (ketua Reuni Akbar Civeng 2017), Herwidiakto (Civeng 1980), Faisol (Civeng 78), Sitta Farida (Civbeng 91), Pius Sutrisno (Civeng 1982), Wahyudi Utomo (Civeng 78), David Wijayatno (Civeng 78), aku sendiri (Civeng 78) dan satu-satunya alumni Biologi Destina Kawanti.

Terkumpul uang dari temanku sebesar 15 juta dan sudah kukirim ke rekenng panitia KLUB atas nama EKANDARI SULISTYANINGSIH dengan nomoor rekening CIMB Niaga 705474830900. Alhamdulillah, semoga dana yang hanya sebesar ini, akan bermanfaat bagi UGM dan bagi adik-adik penerima beasiswa.

Monas jalan kaki