Runner dan Goweser kota

Pagi hari adalah saat yang paling kunikmati, mulai sejak mata terbuka sampai mandi pagi setelah olah raga, semuanya penuh dengan kenikmatan yang berulang dan tak pernah berhenti. Senyum tertebar dalam setiap kegiatan, target sehari senyum 20 kali, sudah banyak didapat mulai mata terbuka. Kegiatan utama setelah mata terbuka adalah menebar senyum dan berjalan kaki untuk menikmati seluruh keindahan alam pagi. Saat itulah kita mulai bisa berkata ‘tersenyumlah dunia !” dan senyumpun mulai tersungging di bibir kita.

Langkah pertama yang kukakukan, biasanya, pasti ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri, mengguyur air ke kepala atau minimal cuci muka untuk mendapat kesegaran pagi. Untuk hari Senin/Kamis, aku langsung melangkahkan kaki ke warung pojok, memesan pisang bakar untuk sahur dan berjalan keliling lapangan basket sambil menunggu pisang selesai dibakar.

Menjelang subuh, kembali badan disiapkan dalam kondisi terbersih yang paling bisa, paling tidak dengan guyuran air, kalau cukup waktu plus sabun dan “upacara” di kamar mandi, membuang kotoran yang masih tersimpan di tubuh, minimal sisa pencernaan kemarin. Pagipun bisa dinikmati dengan ceria dan badan yang bersih. Khusus hari Rabu dan Jumat, aku menyediakan waktu untuk bersepeda, dengan rute sedekat mungkin dan secepat mungkin. Makin cepat/dekat akan main baik, artinya bisa tetap masuk kantor pada jam yang disepakati.

belanja ke pasar tradisional Cawang

Untuk hari Selasa dan Jumat, aku programkan untuk olah raga lari/jalan, sehingga tidak bosan untuk berolah raga setiap minggu. Hari Sabtu dan Minggu, khusus buat hari keluarga, meskipun sering diisi dengan kegiatan gowes bersama kawan-kawan, tapi diusahakan keluarga diajak, sehingga tetap dapat berkumpul dengan keluarga. Akupun bisa berkata dalam hati, “tersenyumlah dunia bersama keluargaku !”

finisher JCW dari Cungkuk

Minggu, 20 Januari 2019, aku menikmatinya bersama keluarga penggemar lari, mereka menyebutnya Bangun Tjipta Golden RUN, kebetulan ibu negara sedang berlayar ke Medan bersanma sahabatnya, jadi aku bisa bergabung bersama keluarga yang lain untuk hari Minggu ini. Selesai acara aku baru bisa mengajak anakku untuk menikmati hari Minggu siang dan sore, dengan makan bersama plus nonton bareng film GLASS 🙂

mlayu bareng konco

Pulang dari nonton di XXI, aku mengajak anak “wedok” untuk naik angkot, agar dia terbiasa naik kendaraan umum dan berbaur dengan masyrakat umum. Menikmati kendaraan umum memang berbeda dengan waktu masih awal atau di Jakarta, saat ini terasa murah banget dan agak lengang (karena hari libur?), berbeda rasanya dengan naik taksi yang full AC dan obrolan terbatas pada penumpang yang sudah dikenal. Naik angkot itu topiknya sangat beragam dan bisa lari kemana-mana, jadi keinget jaman sering naik angkot dari Cikarang ke Cawang, penuh warna tiap hari.

pul kumpul 3brow

Kegiatan bersepedaku sudah tidak sebanyak tahun lalu, berganti dengan kegiatan jalan kaki atau (latihan) lari. Persiapan untuk dua jenis olah raga ini sangat berbeda, meskipun mirip 🙂 Olah raga jalan kaki, bisa dilakukan begitu bangun tidur, sementara olah raga lari atau bersepeda, tidak semudah olah raga jalan kaki” 🙂

Olah raga bersepeda, aku mesti mempersiapkan banyak hal, mulai dari celana (khusus) sepeda, helm, sarung tangan, computer pencatat olah raga sepeda (Garmin edge 1030), belt monitor heart rate dan lain sebagainya, sementara untuk lari hanya perlu sepatu (yang nyaman) dan perlengkapan minor lainnya. Setelah semua siap, pemanasan juga perlu dilakukan untuk menjaga tubuh agar sudah siap untuk berolah raga.

“Tersenyumlah dunia !”

Aksi JCW senyum selfi bareng

Pagi terus datang dan membuat aku bisa tersenyum setiap hari serta mengajak tersenyum pada dunia, ada semua sahabatku dan ada semua yang menerima senyumanku.