Runner dan Goweser kota

Bagi yang pernah opname di RS, pasti tahu rasanya bertapa di “penjara suci” alias rumah sakit, baik karena sakit demam berdarah atau karena masuk ICU atau karena sebab lain. Aku sendiri pernah (dianggap) kena stroke dan masuk RS sampai 10 hari, selama 10 hari bergaul dengan sesama pasien yang terkena stroke dan melihat beberapa dari mereka meninggalkan RS lebih cepat dari yang lain. Akupun tergerak untuk mulai lebih memikirkan Hidup sehat dengan olah raga, apapun olah raganya, yang penting “obah” (bergerak), agar setelah keluar dari RS tidak masuk lagi ke “penjara suci” ini.

Akupun menikmati hidup dengan menyandang predikat “mantan” pasien stroke, sehingga sempat dilarang ikut gowes Bandung Jakarta dan, seperti biasa kalau dilarang, aku tetap berangkat untuk menikmati acara gowes Hari Bakti PU, tentu tidak sampai finish, karena aku sudah berjanji pada temanku untuk (hanya) mencoba gowes jarak jauh lagi untuk  merasakan auranya. Baru pada Gowes Jogjakarta ke Waduk Gajah Mungkur, aku full ikut bersama komunitas Jogja Gowes plus WSKT, pas 100K !

Harbak PU 2015

Rasanya lega bisa gowes 3 digit lagi dan akupun membuktikan bahwa dengan olah raga kesehatan kita bisa lebih terjaga serta lebih cepat pulih kalau mengalami gangguan kesehatan. Akupun mulai kampanye Hidup sehat dengan olah raga, apapun olah raganya dan berapapun target olah raganya, yang penting #janganLupaBahagia 🙂

Tahun kemarin, Nop 2018,  aku menambah rutinitas olah ragaku dengan olah raga jalan kaki dan akhir-akhir ini aku mulai mencoba berlari jarak pendek (campur) jalan. Ternyata banyak hal tidak kukenal dalam olah raga lari/jalan dan baru “ngeh” ketika mulai berlari 10K. Pengalamanku jalan di kaliurang 10K (trail walk) cukup membantuku merasakan olah raga lari 10K, sehari setelah lari 10K tidak kurasakan kondisi badan seperti teman-temanku yang ikut 10K pertama kalinya.

Memang aku libur olah raga lari setelah ikut Kartini RUN 10K, tapi badan sebenarmya tidak ada masalah, cuma aku ingin jangan sampai aku jadi terlalu memforsir tenaga untuk melakukan olah raga lari, #sakmadyo saja dalam berolah raga, yang penting konsistensi dalam berolah raga. Hari ini juga aku masih libur olah raga, memberi kesempatan untuk otot-ototku santai dulu barang beberapa hari, besok kembali akan kumulai lagi rutinitas 10.000 langkah per hari seperti biasanya.

personal record

Memang saat hari Minggu aku agak memaksakan diri untuk memecahkan rekor jalan kakiku pada tahun lalu ketika aku memecahkan rekor jalan di bulan Nopember, ternyata hari Minggu itu aku masih belum bisa memecahkan rekor pribadiku. Mungkin minggu akhir bulan ini aku bisa memecahkannya, pas ada acara Jogja Marathon di Prambanan. Biarlah itu menjadi dampak olah ragaku, bukan jadi tujuan utamaku untuk memecahkan rekor tapi sebagai dampak saja, mungkin seperti punya badan yang langsing sebagai dampak berlari dan bukan sebagai tujuan lari.

Kalau ingin langsinbg, bukan berlari sebagai cara langsiung, tapi Hidup sehat dengan olah raga lari, berenang atau bersepeda sebagai tambahan dari diet langsing 🙂 Banyak tip untuk menjadi lebih langsing, tapi pasti di akhir tips selalu disebutkan, “jangan lupa olah raga, agar program diet dapat berjalan baik!”

Temanku yang gemuk, dia rajin ollah raga sepeda dan ada juga yang rajin olah raga lari, ketika dia bercerita tentang kesuburan badannya, dia menyatakan bahwa pola makannya yang salah sehingga badannya tetap subur meski olah raga sudah dilakukan,”Kalau tidak olah raga, maka kesuburan badan akan makin meningkat, maka tetaplah berolah raga untuk menahan  laju pertumbuhan !”

Kobe Jogja

Hidup sehat dengan olah raga memang sebuah slogan yang klise bin kuno, tapi kupercaya dapat membuat kita lebih sehat dari pada tidak berolah raga. Banyak tip sehat dalam hidup ini, tinhggal ketikan kata kuncinya dan muncullah tips-tips itu. Selamat hidup sehat, apapun cara yang dilakukan, usahakan dapat merasakan kebahagiaan dunia !

Kartini RUN