Runner dan Goweser kota

Menjelang bulan puasa ini seorang teman berkata padaku,”enak ya mas Eko sudah punya kegiatan olah raga di bulan puasa”, aku sendiri malah tidak “ngeh” dengan perkataan temanku itu, baru setelah kucermati kegiatan olah ragaku akhir-akhir ini di Strava, rupanya memang cocok kalau dilakukan pada bulan puasa nanti. Pada hari-hari tertentu, terutama Selasa dan Kamis, aku memang keluar rumah untuk olah raga pada sekitar jam 03:00 sampai jam 04:00, kegiatan inilah yang dianggap temanku sebagai persiapanku untuk menyongsong bulan puasa nanti.

Kegiatan olah ragaku pas hari Kamis, saat aku puasa sunah, memang kumulai sejak sebelum sahur dan berhenti saat sahur dan menjelang pergi ke masjid untuk sholat subuh. Itu pula sebabnya, setiap hari aku selalu menyediakan minuman isotonik untuk persiapan setelah olah raga, sebelum sahur dan sholat subuh. Saat sehabis sholat subuh, kadang masih kuteruskan dengan olah raga jalan sehat, dengan mengambil kecepatan santai cenderung sering berhenti, supaya tidak keluar keringat dan tidak perlu mandi lagi, kalaupun ke kamar mandi hanya sekedar cuci muka atau cci kaki saja.

Jalan sehat sebelum subuh

Kebiasaan jalan/lari sebelum subuh memang kupilih hari Selasa dan Kamis, karena untuk hari Rabu dan Jumat, aku sudah punya jadwal bersepeda bersama teman-teman komunitas Cawang, biasanya mengambil rute dari Cawang dan “loop” di Monas atau mampir ke masjid Meutia Menteng untuk kuliner bubur ayam atau pecel Madiun dan kembali ke Cawang lagi. Namun akhir-akhir ini aku merasakan aura berbeda di pagi hari, banyak pengendara sepeda motor dan pengemudi angkot yang sudah meramaikan aura pagi dengan aura mereka yang kadang lebih memilih melanggar lampu merah dan salah satu angkot bahkan pernah menyerempet dan menyeretku beberapa meter sebelum aku jatuh.

Simanjuntak ride

Pengalaman kesrempet angkot masih membekas dan biar tidak kuakui sebenarnya, peristiwa itu cukup membuatku “trauma” setiap melihat atau mendengar suara angkot di dekatku. Meskipun saat kejadian kesrempet angkot aku sudah memakai helm, tetapi benturan antara kepalaku dan aspal masih membuat luka di kepalaku, sehingga aku terpaksa mendapat beberapa jahitan di kepalaku. Padahal kalau melihat lukanya sebenarnya tidak seberapa, toh aku sudah memakai helm, tapi bagi dokter yang namanya luka itu harus dijahit dan aku hanya bisa memahaminya meskipun aku tidak suka kepalaku dijahit.

poster Kartini Run (abaikan foto polwan)

Kegiatan olah raga di bulan puasaku tentang sepeda, biasanya malah menjelang waktu berbuka puasa, tapi sudah beberapa tahun ini, aku lebih memih tidak mengikutinya, karena eksesnya biasanya terus menjadi banyak. Kadang tempat berbuka puasanya tidak nyaman untuk sholat jamaah Maghrib, apalagi kalau disambung dengan tarawikh bersama, suasana biasanya kurang akomodatif (bagiku).

Bukber Waskita 4 Juni 2018

Beberapoa acara buka bersama yang pernah kuikuti, biasanya kurang sesuai dengan model yang kuanut, sehingga sering tidak dapat kuhadiri dan kusadari kalau aku berbeda dengan kebanyakan temanku yang tetap bisa hadir dalam acara buka bersama plus sholat tarwikh bersama.

Mungkin aku akan mengurangi kegiatan bersepeda dan tetrap dengan olah raga lari yang bisa kuklakukan tanpa mengganggu ibadah puasaku. Lari akan kumulai sebelum sahur dan kuakhiri setengah jam sebelum sahur, sehingga aku masih sempat minum cairan elektrolit plus sahur karbo dan lauknya. Aku tetap dapat malakukan 10.000 langkah per hari dan tetap dapat puasa seperti biasa. Untuk acara buka puasa, aku akan lebih memilih yang ada sholat jamaah tarawikhnya dan olah raganya bisa bersepeda atau lari/jalan dan bukan renang atau yang bertentangan dengan agamaku.

Selamat menyambut bulan puasa yang sebentar lagi akan datang, selamat memilih Olah raga di bulan puasa yang paling cocok dan paling mudah dilakukan. Marilah kita hidup sehat dengan berolah raga !

rombongan seli di Bogor