Saatnya bugar bahagia

Komunitas BROW j150k

Lama tidak gowes 3 (tiga) digit, ketika akhirnya bisa menyelesaikan rute 3 digit j150k rasanya nikmat banget. Senyum terkembang tanpa dipaksa, semua jadi terasa indah dan memori tiga digit gowes kembali muncul bersliweran. Inilah saatnya bugar bahagia, apalagi ketika bertemu dengan teman lama yang sudah jarang bersepedaan bersama lagi, obrolan panjang pendek, saling bergurau dan tentu saja saling berlomba menghabiskan kuliner.  Semua jadi terasa indah di hari j150k 2019 ini,

Saat memasuki etape ke-2 j150k, sebagian komunitasku merasa tidak sabar antri dan pingin segera menyelesaikan acara “kampung tengah” alias kuliner, muncul kemudian ide nyleneh, “mencari kuliner yang terdekat yang lebih bernuansa kedaerahan!”. Niatnya memang untuk ikut meningkatkan UKM kuliner setempat, sehingga semua mendapat manfaat dari kegiatan Gowes 3 digit ini. Pilihan jatuh ke Gule & Tongseng Ayam Kampung Sudimoro 3, meskipun ternyata harus “sedikt” keluar dari rute yang seharusnya.

Tongseng ayam Bantul

Tongseng ayam Bantul

Ramainya warung tongseng itu sudah memuaskan mata yang melihat, meskipun aroma masakan belum tercium tapi aroma mengghabiskan kuliner sudah terdeteksi. Ketika akhirnya semua sudah terhidang, maka berpuluh menit antri kuliner terpuaskan sudah. Hanya dalam hitungan di bawah 10 menit, kuliner sudah pindah ke perut, apalagi minumannya model gula batu, makan terasa jadi bernuansa lain.

Pandangan jadi cerah lkembali dan gowes kembali dilanjutkan dengan mencari rute yang sudah ditinggalkan. Dengan semangat olga, kembali sepeda lipat (seli) dikayuh dan setelah berpanas ria dan terpaan angin Bantul yang ganas (baca kencang), akhirnya kita bisa kembali bergabung dengan rute dan sampai finish menyelesaikan gowes 3 digit. Kembali kita bersyukur dapat menyelesaikan reute yang panas ini, kembali inilah saatnya bugar bahagia, dapat sehat dapat juga senyumnya.

Finisher j150k duo BF Kuning

Finisher j150k duo BF Kuning

Rute j150k kali ini mirip dengan rute yang terakhir kita ikuti, pos di pantai yang lalu sudah tidak ada dan diganti pos yang ditarik lebih ke utara, sehingga gowes dengan terpaan angin “kencang” menjadi lebih sedikit. Tanjakan itu menyiksa, tapi terpaan angin kencang di jalan datar itu lebih bikin nggak enak di perasaan kita. Seperti juga ketika menikmati turun panjang setelah mencapai puncak tanjakan, gowes jadi lebih serius, pandangan lebih fokus dan rem harus siap setiap saat, inilah saat yang rawan akan kecelakaan sepeda.

Pengalaman di Goa Kiskendo, teman kami yang sampai patah tulang, masih membekas di memori kita. Dirawat di RS memang hanya sebentar dibanding akibat selama beberapa bulan kemudian. Goweser memang sebaiknya tidak mementingkjan kecepatan dalam gowes, demikian juga jangan suka memilih turunan curam, akibatnya kalau sampai hilang fokus akan jadi sangat berbahaya. Temanku sampai turun dari sepeda kalau ketemu rute turunan yang mengerikan, sementara waktu ketemu tanjakan, dia malah tenang saja, toh kalau tidak kuat sepeda akan berhenti sendiri.

Usai menikmati suasana bahagia di finish, kitapun mukai melanjutkan ke hotel masing-masing untuk berjanjian lagi menikmati kota Jogja, terutama suasana ke daerahannya yang kental dengan rasa persaudaraan. Pilihan pertama, tentu saja ketemuan di Malioboro, apapun jenis kuliner yang ada di Maliboro, kita sikat. Tidak ada yang tidak maknyus selama dinikmati bersama komunitas di Malioboro.

Pecel Madiun Berkat Malioboro

Pecel Madiun Berkat Malioboro

Aku sendiri malah jarang ke Malioboro, padahal sejak kecil, lahir sampai lulus S1, semuanya di Jogja dan baru hari ini ketemu sebuah masjid di depan pasar Beringharjo Malioboro. Sayang aku belum sempat masuk ke masjidnya, mungkin lain kali harus mampir biar bisa bercerita suasana di dalam masjidnya. Untuk yang pertama, cukup foto di depan masjidnya saja.

Makan Pecel Madiun Berkat Malioboro

Makan Pecel Madiun Berkat Malioboro

Banyak anggota komunitasku yang gagal berangkat pas acara, sehingga terpikir untuk mengadakan acara yang mirip tapi dengan peserta teratas, terutama mereka yang tidak bisa bergabung hari ini. Di samping itu, memang ada beberapa peserta yang terpaksa “mblirit”, “mlipir” karena ada acara lain yanhg tidak bsa ditinggalkan, sehingga menempuh hanya sebagian rute. Dahaga gowes 3 digit belum terpuaskan.

Saatnya bugar bahagia hari ini semoga terus dapat dipertahankan dan dinikmati tanpa usaha yang berlebih, semua semoga selalu terjadi secara alami dan membuat senyum tanpa terasa tersungging di bibir masing-masing. Memang di Jogja penuh rute sepedaan yang membahagiakan.

Komunitas BROW j150k

Komunitas BROW j150k

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.