VIRGIN 14K Trail RUN

Seperti pelari amatir yang lain, maka pengalaman VIRGIN 14K Trail RUN perlu dikenang untuk cerita bagi mereka yang belum pernah menempuh jarak itu. Biasanya jarak yang berkesan itu paling dekat 21K, tapi bagiku 14K Trail RUN kali ini terasa seperti 21K di jalan aspal, jadi kayaknya layak untuk ditulis. Lupakan jarak 5K, karena masih dianggap terlalu ringan untuk pelari hore semacamku, akupun mengingat memori ketika ikut Kartini RUN 10K yang ternyata berakibat fatal bagiku.
Seusai ikut Kartini RUN 10K, aku langsung tidak bisa jalan lagi selama sehari, mau dipaksa bagaimanapun juga tetap tidak bisa, akibatnya konsistensiku untuk berjalan 10.000 langkah per hari terhenti ketika aku ikut Kartini RUN 10K. Akupun harus mengulang lagi untuk konsisten 10.000 langkah per hari dan alhamdulillah, hari ini aku sudah bisa kembali melangkah 10.000 langkah selama 111 hari, artinya 9 hari lagi aku bakal mendapat badge sebagai keberhasilan konsisten 10.000 langkah selama 120 hari. Aku memang selalu ingin hidup sehat dengan berolah raga.
VIRGIN 14K Trail RUN kumulai dengan berboncengan sepeda motor menuju Hutan Wanagama, tempat berlangsungbnya acara UGM International Trall RUN, menginap di lokasi dan bangun paginya menempuh rute 14K bersama-sama teman komunitas KLUB (Kagama Lari Untuk Berbagi), yang setahun ini kuikuti kegiatannya dengan rajin. Nasihat para ahli, sehari sebelum lomba jangan terlalu capek, tidur yang cukup dan makan yang mengandung banyak carbo hidrat, sebagai bahan untuk “berjuang” di sepanjang rute.
Sehabis subuh, aku mendekati lokasi start/finish, sambil melemaskan kedua kakiku. Suasana sepi dan udara yang segar membuat dunia benar-benar terasa sudah sangat siap menyambutku dan seluruh peserta UGM International Trail RUN, 13 Oktober 2019 ini. MC acara sudah mulai mengajak seluruh peserta untuk memanaskan suasana pagi dan akhirnmya rombongan pelari 21K meninggalkan lokasi start.
Pelari 14K menyusul kemudian dengan jumlah yang tidak sebanyak pelari 21K, peserta terbanyak memang dari kelompok 7K, mereka ini terpantau dalam foto panitia, sepanjang rute penuh canda dan tawa. maklum mereka ditemani oleh orang nomor satu di UGM dan di Jawa Tengah, yaitu Rektor UGM dan Gubernur Jawa Tengah. Kelompok 7K dalam beberapa kesempatan terpantau mengambil sampah yang ada di sepanjang rute perjalanan. Tahun depan banyak yang tertarik untuk ikut lagi dan memilih rute 7K dibanding 21K yang terlau jauh dan kurang canda maupun tawa.
Kumulai start dengan berjalan santai dan tidak terpengaruh dengan pelari lain yang langsung tancap gas begitu bendera start dikibarkan oleh Gubernur Jawa Tengah. Dari laporan yang kudengar ada beberaa orang yang jatuh/terpeleset saat mengikuti rute 14K, namun rasa sakit akibat jatuh/terpeleset ini tidak mereka hiraukan tertutup oleh kemeriahan acara yang ada.
Medan trail RUN yang begitu memikat, benar-benar memanjakan mata para pelari, sehingga rasa capek berlari tergantikan oleh suasana indah hutan Wanagama, bahkan akupun bisa menikmati suasana sepi di hutan yang kering kerontang, kurasakan masih ada keramaian di kesepian hutan yang panas ini. Beberapa sungai terpantau kering kerontang dan itu membuat kita makin bersemangat untuk lebih cinta pada lingkungan. Jangan sampai kita merampok hak anak-anak kita, penerus kita yang akan menerima bumi yang kering kerontang.
Sungai Oya yang membelah hutan Wanagama memang indah difoto maupun untuk merasakan sejuk airnya, tapi hati kita juga akan tersentuh dengan keringnya hutan, panasnya cuaca dan pohon-pohon yang kekurangan warna hijau. Acara UGM Trail RUN menyadarkan peserta untuk makin ramah lingkungan.
Akhirnya waktu juga yang membatasi acara, apalagi bagi pelari hore yang pacenya sudah ambyar sejak dari rute awal, kucatat beberapa hal yang merupakan keberhasikanku mengikuti acara UGM ITR ini :
1. Menyelesaikan lari sampai finish dan tetap “strong”, bahkan pengalaman Kartini RUN tidak terulang, esok harinya tetap dapat berjalan 10.000 langkah bahkan lebih.
2. Mengajak anak dan istri untuk ikut meramaikan acara ini, merupakan moment langka bagiku bisa berkumpul dengan anak dan istri dari tempat yang jauh dari rumah.
3. Bisa bergoncengan berdua dengan anak ragil menempuh jarak yang lumayan jauh dan beberapa kali berhenti untuk mampir di tempat yang jarang kudatangi.
Alhamdulillah, ketemu teman komunitas lari dan quality time dengan keluarga sampai Jogja, benar-benar sesuatu yang patut dikenang. Ke depan aku pasang target untuk lari 21K, biar naik kelas 🙂
Ping-balik: Wanita Perkasa | Runner dan Goweser Jogja