Sahabat hewanku

tahun 2013 lilo dan ular

Dalam suasana #pandemi covid-19 ini, aku pingin nulis tentang beberapa sahabat hewanku selama aku hidup ini. Aku mulai saja dengan mengingat memori sejak pertama kali kenal seekor anjing putih pincang, dengan tiga kaki kecilnya yang lincah. Capi si anjing dengan tiga kaki ini mengiringi langkah kakiku menuju Plawangan X-urang Jogjakarta, rasanya seperti petualangan di komik si Kuncung yang jadi salah satu bacaanku kala itu, waktu itu sekitar tahun berapa ya, aku lupa tahunnya cuma inget bahwa masih belum lulus SD.
Anggap saja waktu itu tahun 1969 dan aku masih diajar sama pak “D”, saat itu memang kita menginap di rumah pak “D” yang baik hati. Perjalanan ke Plawangan yang sangat berkesan bagiku ditemani Capi, begitu lincah dia menemani di tengah hutan yang teduh dan segar, itu juga pengalaman pertama minum anggur untuk menghangatkan badan.
Ada juga sahabat hewanku yang berujud seekor kuda balap, “Mega Mendung” namanya dan sering kulihat di kawasan sebelah barat Kraton, sebelum masuk ke ngeJAMan dan sesudah melewati masjid Gedhe Kauman.
Jaman SMP aku kayaknya sudah tidak punya kenangan dengan sahabat hewan peliharaan, baru di masa SMA, aku kembali mempunyai kawan dan kali ini berujud seekor anjing bernama Kliwon, tepatnya tahun 1976, saat aku kelas dua SMA, tepatnya SMPP yang sekarang jadi Delayota.
Suatu hari aku melangkahi Kliwon yang sedang tidur, aku kaget seperti Kliwon yang juga kaget dan langsung menancapkan giginya ke kakiku. Sungguh kenangan ke duaku digigit anjing ini berbeda dengan pertama kali digigit anjing di Kemetiran Kidul Jogja. Sebagai petugas pengantar jahitan hasil jahitan bapakku, aku harus berani masuk ke rumah orang yang punya anjing, konsekuensi yang harus kutanggung tentu saja digigit anjing sekali dan dikejar anjing juga sekali.
tendangan bebas di lapangan kambing

tendangan bebas di lapangan kambing

Masa mahasiswa hewan yang menjadi sahabatku kucari-cari belum ketemu di memoriku, langsung saja ke masa aku mulai merambah masa bekerja. Seorang temanku memberi hadiah seekor kucing cantik yang beberapa kali mendapat sertifikat dalam kontes antar kucing. Memang kucing itu sudah berumur, dan sangat pandai dalam berbagai hal.
Kucing itu menemani kita sampai ajal menjemput di tahun 2011 saat dia berumur 13 tahun, saat jagoan kecilku Lilo baru masuk Jogja. Kucing itu akhirnya diganti generasi selanjutnya, sebut saja Thomas, Garfield dll, ada puluhan nama kucing di keluargaku.
tahun 2013 lilo dan ular

tahun 2013 lilo dan ular

Saat banyak sahabat hewanku berujud kucing di rumah Cungkuk, mulailah banyak kerepotan di rumah. Biaya perawatan kucing membuatku terhenyak dan harus merelakan keputusan untuk hanya memelihara dua ekor kucing saja di rumah. Namun ternyata ada hewan cantik lain yang ikut masuk dalam keluargaku, beberapa ekor ikan di “kolam mini” kita. Ilmu mengelola ikan belum kukuasai namun sudah kubeli aquarium untuk ikan hias. Akibatnya aku harus membeli ikan hias khusus untuk aquarium yang sudah terlanjur dibeli.
Indahnya dunia sahabat hewanku, tentu selain beberapa hewan ini ada juga persahabatan dengan beberapa hewan lain meskipun waktunya kadang terlalu pendek atau tidak begitu manis untuk ditulis, misalnya beberapa ekor kambing di belakang rumah dan beberapa burung merpati saat aku pernah berantem dengan adik nomor duaku yang sudah meninggal.
kethoprak di depan rumah

kethoprak di depan rumah

Dari semua itu yang paling indah tentu bersahabat dengan Lilo yang selalu menjadi kawan mainku sejak kecil sampai agak besar, setelah besar Lilo sudah milik teman besarnya di sekolah maupun di pekerjaan, di luar sekolahnya. Hewan memang sahabat yang baik, tapi sahabat manusia tetap yang terbaik bagiku.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.