Zone aerobik

Garmin Zona aerobik

Saat ini aku cenderung melakukan olah raga di zone aerobik dan menghindari zone anaerobik, terasa nyaman di badan dan enak waktu melakukannya, memang jadi kurang menantang rasanya, tapi untuk sikon pandemi covid19 rasanya inilah olah raga terbaikku. Hampir dua bulan kemudian aku juga mulai melupakan olah raga bersepeda, lebih memilih jalan kaki, baik itu berjalan atau setengah berlari, baru setelah PSBB mulai dilonggarkan, kegiatan bersepeda kembali dilakukan lagi. Tidak tanggung-tanggung langsung mencoba ke Katulampa yang belum pernah kutemui dalam kegiatan olah ragaku.

Apapun jenis olah raga yang dilakukan, aku tetap setia di zone aerobik dan menghindari zone anaerobik, memang pada kenyataannya masih sempat juga menyentuh zone anaerobik, karena berbagai sebab, tetapi tetap sebagian besar berada di zone aerobik saja. Zone anaerobik membuat kita tidak bisa ngobrol dengan lancar, apalagi jika ingin bernyanyi, pasti tidak bisa, sementara di zona aerobik, kita masih bisa ngobrol meski tidak bisa bernyanyi, toh kita kan olah raga kelas “hore” dan bukan kelas atlit, yang penting sambil olah raga, masih bisa bercanda ria dengan teman-teman sesama non atlit.

Katulampa Bogor

Pernah juga mencoba tetap olah raga sambil ke kantor, orang bilang biketowork (B2W) atau walktowork (W2W), sehingga sampai di kantor tidak usah mandi lagi, tetapi pada kenyataannya perlu banyak waktu latihan agar kita selalu berada dalam zone 1 atau 2, dengan demikian baju (pakaian kerja) tetap kering tanpa keringat yang mengucur deras. Beberapa kali memang aku masih mandi lagi sampai kantor, tetapi akhir-akhir ini aku sudah sukses ke kantor tanpa perlu mandi lagi dan wajah tidak penuh tetesan keringat, konsekuensinya perjalanan jadi lama.

sebelum ngantor

Agak tertantang juga ketika mencoba berolah raga ke Katulampa (Bogor), meski jalanan tidak terlalu menanjak, tapi adrenalin untuk menaklukkan tanjakan (lumpsum) membuat masuk ke area anaerobik, apalagi ketika masuk warung dengan tanjakan sangat curam, maka mau tak mau pedal di”gas pol” dan sampai dengan selamat di zona anaerobik. Untung tanjakan itu hanya beberapa ratus meter saja, sehingga langsung recovery dengan jalan kaki menuju lokasi sarapan, sesuai namanya memang gowes cari sarapan (GOCAPAN).

yang penting kulinernya

Begitu juga ketika kaki ini tertantang untuk berlari demi tercapainya tujuan untuk sarapan nikmat, santapan ada di depan mata bila kita harus berlari tapi bisa lepas dari mata kita bila kita hanya berjalan saja, maka kembali zona azaerobik tersentuh oleh nafsu pingin sarapan lezat. Rasanya dunia kuliner dan olah raga memang tidak bisa dipisahkan, ibaratnya ingin makan lezat harus olah raga dulu agar semua yang terhidang menjadi nikmat bin lezat karena kondisi badan dan perut memang sangat cocok dengan suasana sarapan.

Yang aku masih belum bisa memaklumi adalah menyatunya hobi olah raga dan hobi menghisap rokok, sama sekali tidak masuk di akalku. Dua hal tersebut menurutku sangat bertentangan tetapi pada kenyataannya, di lapangan sering kujumpai temanku yang perokok berat sekaligus olah ragawan yang ampuh (minimal lebih ampuh dibanding aku), mereka enteng saja menghisap rokok di sela-sela kegiatan olah raganya. Aku memang pernah mencoba menghisap asap rokok, tetapi ternyata tidak bisa menikmati aroma seksi menghisap rokok, akhirnya akupun kembali tidak menghisap rokok lagi.

Saat ini aku mencoba meningkatkan angka VO2max, ternyata meskipun aku tidak merokok, tetapi untuk meningkatkan VO2max menurut teori yang kuikuti aku harus berani menyentuh Zona anaerobik, meski hanya beberapa menit saja, akibatnhya aku jadi galau antara tetap setia dengan zona aerobik atau harus berani juga menyentuh zona anaerobik. Akhirnya kuputuskan untuk olah raga semau tubuhku saja, kalau sedang terasa enak di badan dan suasana mendukung, maka akupun mulai berani mencoba melewati zona anaerobik, tapi kalau badan terasa biasa-biasa saja atau badan sedang kurang nyaman, akupun kembali setia di zona aerobik.

pace zona aerobik

Alhamdulillah dengan pace zona aerobik aku dapat menikmati olah raga dengan nyaman dan tenang, meski angka VO2max tetap saja bertahan di angka normal dan tidak naik-naik, aku tetap terlihat lebih muda dari umur sebenarnya, tetap selalu semangat menghadapi hidup dan kehidupan ini. Kalau pas ada waktu senggang dan badan sedang terasa enak, baru aku mencoba juga pace anaerobik, sehingga badan bisa lebih berkeringat dan bisa sarapan lebih banyak plus lebih nikmat.

Salam sehat !

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.