Runner dan Goweser kota

Saat ini anjuran olah raga #dirumahaja makin menggema, bagaimana tidak banyaknya berita tentang mengganasnya penyebaran covid-19 memang sangat membuat prihatin. Ini (sebenarnya) tentu berita yang membuat penggemar ring fit adventure makin aktif melakukan olga di rumah saja, mereka makin bersemangat menjadikan game dari nintendo switch ini sebagai mainan yang (paling) menyenangkan, termasuk bagi kalangan non gamer.

Memang game terbaru dari raksasa game nintendo ini makin memasuki ranah gamer dari klaster baru, seolah-olah ingin mematahkan mitos tentang penggemar game saat ini yang biasanya identik dengan “personil berkacamata, over weight, mager dan jarang bersosialisasi”. Semua anggapan itu hanya merupakan mitos yang terpatahkan dengan munculnya game ring fit adventure yang lebih mengutamakan olah raga (dalam ruangan yahg cukup) maupun di luar ruangan, baik tua maupun muda, sendirian ataupun bergantian.

Berbeda dengan game PS5 yang jauh lebih “power full”, baik prosessor maupun tampilannya (4K?), maka game nintendo lebih bersahabat dengan game keluarga (jadul) dan dengan tampilan yang tidak secanggih PS5 (maksimal hanya 1080p), kelebihannya adalah sifatnya yang portable (bisa main di mana saja, baik di TV rumah atau di konsol ketika sedang transport ke mana saja), bisa sendirian atau bersama keluarga serta harganya yang (relatif) masuk akal (reasonable).

Bagi penggemar olah raga (olga) di alam bebas, memang olga di rumah kurang menarik dan kurang nenantang, suatu hari akupun mengajak temanku untuk mencicipi olga di rumah (di garasi) setelah bersama-sama main sepeda di luar rumah, hasilnya acara olga di rumah penuh canda dan tawa, seperti laiknya olga di luar rumah. Beberapa temanku merasa bahwa olga dengan game ring fit adventure hanya sederhana dan tidak perlu banyak tenaga yang harus dikerahkan.

“Gerakannya cuma gitu-gitu saja, masak sampai gobyos keringatnya”

Memang gerakan dalam ring fit adventure mengacu pada gerakan senam yang biasa dilakukan, ataupun gerakan yoga sederhana, tapi karena diulang ulang, maka hasilnya sungguh dahsyat bagi pemakainya. Nafas jadi terengah-engah dan heart rate dengan cepat bisa naik ke zona merah, permainan ini memang butuh menjaga hati agar tidak emosional dan melakukan hal-hal yang membuat kita terpancing untuk meningkatjan level permainan. Sebaiknya lakukan permainan olga di rumah dengan selalu dalam kondisi emosi yang terkontrol.

Meski belum ditemukan (?) pemain ring fit adventure (RFA) yang mendapat perawatan dokter karena masalah heart rate yang menyentuh zona merah, tetapi sebaiknya sebelum kita bermain dengan RFA sudah mengetahui bahayanya dan bagaimana menanganinya, minimal kita paham bagaimana supaya heart rate kita tidak sampai menyentuh zona merah dalam waktu yang terlalu lama. Boleh menyentuh zona merah cuma sekejab saja atau setelah lama berlatih rutin dan terbiasa di zona merah, sebenarnya (menurutku) tidak disarankan.

Lakukan olah raga dengan gembira, baik olga di rumah maupun di luar rumah, tetap #patuhiprotokolkesehatan dan tetap ikut #pesanibu pakai masker, rajin mencuci tangan dan selalu menjaga jarak aman. Apalagi untuk penggiat olah raga seumurku (kepala enam), jelas sudah bukan atlit dan hanya untuk menjaga kebugaran tubuh, tidak perlu lagi terlalu “memaksa” tubuh untuk mengejar suatu hal yang pasti tidak tercapai lagi.

Bulan depan aku memang ikut tantangan sesat (sepeda sampai tua) 1.000 K dengan sepedaku, tapi tantangan itu akan kujalani bersama tim yang beranggota lima orang dan dijalani selama bulan Desember 2020 dengan rute dan kecepatan bebas, tidak harus nanjak atau kecepatan minimal ditentukan 30 kmj 🙂

Intinya berolah raga dengan (hati) gembira dan hanya untuk kebugaran bukan menjadi atlit dan jangan lupa ajak ibu negara 🙂