motret pake hape

Komunias KLUB

Minggu lalu aku belajar motret pake hape di komunitas motokuyjek dan ternyata memang mengasyikkan, tepatnya bikin lupa waktu dan lupa “segalanya” demi acara itu. Pelajaran yang didapat sebenarnya sama dengan pelajaran memotret memakai camera DSLR, yang membedakannya hanya perangkat untuk memotretnya, sedangkan perangkat pendukung boleh dikata sama atau mirip. Mungkin kalau aku belajar lebih lama akan makin nampak persamaannya atau perbedaannya, tapi sepintas lalu boleh dikata sama.

Terutama mengenai teori-teori dasar memotret antara motret pake hape dan motret pake DSLR tentang ROT (rule of third) atau tentang bokeh (blur), kata-katanya sama dan teori memotretnya juga sama. Perbedaan baru terlihat ketika mulai praktik motret, akan sangat berbeda cara mengambil gambar SPLASH (guyuran) dengan hape dan dengan camera DSLR. Bagaimana cara memotret beruntun (burst) dengan memakai hape dan memakai DSLR berbeda aturan mainnya, bahkan antara satu hape dengan hape yang lain sudah berbeda aturannya.

splash (pixabay)

Hape yang berjalan di IOS dan hape yang berjalan di android juga beda pengaturan cara memotretnya, sehingga jika ada orang bertanya bagaimana cara moteet burst, harus ditanya dulu merk hapenya, apakah berjalan di sistem iOS atau Android. Beda sistem akan beda pula jawabannya, kadang begitu berbeda dan bisa bikin pusing sendiri yang bertanya maupun yang menjawab.

splash yang “gagal”

Ketika aku menulis tentang menulis untuk tidak pikun, temanku memberi komentar, bahwa motret juga membuat tidak pikun, karena kita akan ditantang untuk membaca, mempraktekkan hasil bacaan dan membuat catatan untuk cara memotret yang (lebih) benar, mempraktekkan lagi sampai akhirnya ketemu hasil potretan yang (menurut kita) sudah sesuai kaidah memotret yang disarankan.

Proses itu gampang ditulis dan gampang dilakukan, tetapi butuh usaha yang beragam tergantung sikon yang terjadi, misalnhya ketika mencoba meotret bokeh, bermacam-macam pose dan sudut pemotretan sudah dilakukan tetapi tidak juga berhasil memuaskan pemotretnya. Meski begitu dampak yang terjadi tidak sedahsyat waktu belajar memotret “splash”, dampak memotretr bokeh hanya membuat frustasi saja, tapi dampak memotret “splash” benar-benar basah obyeknya dan laporan dari tetangga motret ada yang sampai pecah gelasnya karena terlalu keras splash yang diinginkan.

pisangpun kudu bokeh

Yang jelas dengan ikut kelas belajar memotret pake hape membuat makin banyak kenalan dan makin banyak referensi untuk memotret memakai hape. Seperti kita ketahui bersama, dari sisi kemudahan, kepraktisan, dan lain-lain, memotret memakai hape benar-benar sangat unggul. Semua itu bisa dilihat dari bobot perangkat memotret, kepraktisan dan kecepatan memotret, maupun banyak hal lain yang terasa lebih simple dan hasilnya ternyata sudah cukup memadai.

bunga di tepi jalan

Memang kualitasnya masih jauh dari kualitas camera DSLR, tetapi untuk ukuran mata normal, masih bisa dikatakan setara atau sebanding hasilnya. Saat ini memang camera hape makin gila-gilaan kemampuannya, bahkan kemampuan membuat video dari hape sudah mampu menghasilkan video yang berkualitas premium dan bisa dinikmati di layar Smart TV yang juga makin nyaman ditonton.

Saat camera DSLR sudah tidak ada di tasku, maka sudah saatnya aku mulai melupakan DSLR dan menekuni dunia moto pake hape dan akupun sekarang bisa berfoto di sepanjang perjalanku dalam berolah raga lari (tepatnya jalan), baik di jogja maupun di jakarta.

Komunias KLUB
Komunias KLUB

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.