Wisata Gowes

Musim puasa ditandai dengan banyaknya gowes ngabubuRIDE, nanti saat lebaran tiba akan muncul juga acara gowes HBH (hal bil halal), apapun nama kegiatannya yang utama dibahas adalah apa kuliner yang akan disantap, soal rute dan lain-lain jadi urusan nomor enam belas, Tujuan yang ditetapkan sebagai finish tidak harus tempat yang terkenal, asal sudah mencukupi syarat sebagai tempat wisata gowes, maka biasanya sudah murah meriah, sesuai jiwa goweser.
Di Jogja, tempat wisata gowes yang saat ini sedang ngetrend sudah lama tidak kukunjungi, jadi aku sudah tidak memahaminya lagi. Aku lebih memilih tempat wisata gowes yang dahulu pernah kudatangi dan sampai sekarang masih eksis, contohnya kopi klothok atau Gebleg Pari, sedangkan tempat yang lain meskipun masih eksis tapi terasa jadi jauh.

Sebenarnya wisata gowes dalam kota juga masih banyak dan cocok untuk kondisi bersepedaku ataupun jenis sepedaku, tapi kayaknya pingin yang agak (sedikit) ke luar kota, minimal di perbatasam kota jogja dengan kabupaten di sekelilingnya, entah itu Wates, Kulonprogo, Sleman maupun Bantul.

Mangunan juga tujuan wisata gowes yang amat sangat menarik, tetapi tanjakan menuju Mangunan atau di sekitar Mangunan akan terasa mengerikan di jaman ini. Untuk mereka yang kalangan muda atau berjiwa muda, mungkin setelah Mangunan mereka masih lanjut ke tanjakan cinomati dan seterusnya, tapi untuk yang hanya gowes untuk bergembira, lebih baik tidak menuju Mangunan saja.

Demikian juga Wisata Gowes Goa Kiskendo, lebih baik hanya untuk mereka yang muda betulan dan berjiwa muda atau yang punya kemampuan gowes menanjak tanpa “ngglethak”, selain itu lebih baik berhenti saja di Geblek Pari, sekitar 20 kilometer dari Jogja.

Bagi penggemar wisata Gowes Goa Jepang Kaliurang atau tanjakan ke Klangon, maka sebaiknya bagi kaum senior atau yang berjiwa senior, lebih baik berhenti di sekitaran kopi Klothok saja atau yang lebih dekat lagi di sekitar jembatan jakal (jalan kaliurang) km 13, sudah cukup berkeringat dan suguhan kulinernya sesuai kantong goweser gocapan (gowes cari sarapan).
Wisata Gowes di daerah Bantul, paling laris di pantai selatan, ada banyak nama pantai selatan yang akrab di telinga maupun tudak akrab di telinga, semuanya mirip medannya, Yang jadi kendala kecil, sebenarnya adalah jalur pulangnya, karena meski tidak curam tapi terus posisi nanjak sampai kembali ke kota Jogja. Demikian juga cuaca panas dan angin yang kencang sering menjadi penantang utama para goweser.
Kalau sudah perlu asupan untuk balik ke kota, banyak yang memilih kuliner tongseng ayam di selatan pasar Bantul, itulah warung Sudimoro yang murah meriah dan membuat lidah berdecak terus serta rela berdiri dalam antrian untuk menikmatinya. Bantul memang banyak kukliner yang menggoda iman, baik berupa tongseng ayam maupun ingkung ndeso.

Enaknya wisata gowes di dalam kota adalah banyaknya minimart dan boleh dikatakan semuanya datar dan nyaman dikayuh, akan menjadi kurang kenyamanannya kalau sudah siang dan jalan mulai panas plus macet. Kalau sudah mulai tidak nyaman, jalan keluarnya bisa cepat-cepat pulang atau panggil goCAR agar cepat sampai di rumah.
