Runner dan Goweser kota

Akhirnya aku memutuskan untuk tetap aktif menulis dan olah raga meskipun sedang work from home alias #dirumahsaja. Hari ini aku mencoba untuk turun lagi ke jalan dengan olah raga gowes Rabu rutin, start dari rumah (Cawang) menuju warung paling nyaman (wakop Pancawarna/burjo) di Tebet dan balik ke rumah lagi, cukup sekitar 20 km saja jauhnya. Yang penting berGERAK, karena musuh kita saat ini adalah kurang gerak alias #mager.

Adanya PPKM saat ini membuat banyak orang terpaksa work form home dan tidak ngantor, mereka memindahkan kantor ke rumah masing-masing, bisa dengan cara bener-bener menjadikan rumah bak kondisi kantor mereka sebelum PPKM atau yang seadanya saja, hanya mereka selalu terhubung dengan kerjaan kantor mereka masing-masing.

Teman kantorku ada yang memindahkan ujud fisik ruangan kantor mereka dalam arti kata segala peralatan kantor mereka bawa ke rumah, sehingga mereka tetap dapat bekerja seperti biasanya. Mereka bisa mencetak dokumen yang mereka sunting via laptop dan mengirimkan kepada rekan kerja atau pelanggan mereka secara hardcopy. Ada juga yang full dengan daring ketika sedang work from home, semua pekerjaan hanya via WA grup, atau ZOOM atau yang sejenis dengan itu dan ternyata masih dalam batas aman-aman saja.

Namun ketika work from home makin sering dilakukan dengan suasana yang sudah terasa normal lagi, maka kerinduan akan work from office mulai sedikit demik sedikit membuat aura work from home sudah tidak terasa nyaman lagi. Keinginan untuk keluar dari lingkungan rumah sedikit demi sedikit makin besar dan akhirnya sudah tak terbendung lagi. Itulah yang terjadi pada diriku minggu ini, dua sepedaku yang tiba-tiba gembos dan bocor, tetap tidak menghalangiku untuk keluar dari lingkungan rumahku.

Aku kembali work from office dan demikian juga kegiatan olah ragaku sudah tidak melulu #dirumahsaja atau #dikompleksaja, sudah mulai merambah ke kampung sebelah dan terus mencari lingkungan kuliner untuk sarapan di jantung kota, kebetulan rumahku pas di pinggir kota tepatmya di #jakarta KM Nol (cawang)

Udara segar sebenarnya tidak terlalu berpengaruh, karena hampir semua udara di kota #Jakarta adalah udara penuh polusi, tapi perasaan “bebas” dari segala kebiasaan terkungkung dalam ruamhlah yang membuatku merasa lebih segar ketika keliling dalam kota, berfoto ria di keheningan pagi. Rasanya sesuatu yang sangat kudambakan, ibarat kuda lepas dari kandang, akupun mengayuh sepedaku dengan seamangat, juga melangkahkan kaki penuh semangat demi untuk kembali merasakan jamu beken di #simanjuntak.

Betapa indahnya dunia luar di minggu-minggu ini, mungkin sama dengan perasaan teman-temanku yang ikut olah raga bersamaku, baik olah raga bersepeda atau berlari (baca jogging). Mungkin minggu depan suasana akan kembali seperti dulu, menjadi biasa lagi, tetapi rasanya minggu-minggu ini adalah minggu yang terindah dalam hidupku. Keinginan untuk #pulkam tetap ada dan makin besar, tapi selama kondisi masih seperti ini, lebih aman di lingkungan sendiri dan tidak telalu jauh keluar dari kampung yang sekarang.

Kampung halaman tetap akan kurindukan, tapi kita memang harus siap kalau suatu saat sudah harus sendirian di rumah kita sendiri, tidak ada yang menemani lagi. Menua itu suatu kodrat yang wajar dan pasti akan dialami semua orang. Satu demi satu temanku mulai pergi dari sisiku, dari lingkunganku, baik karena pensiun ataupun karena lebih dahulu dipanggil oleh sang Maha Pencipta.

Work From Home atau Work From Office itu sejatinya sama saja, situasi hatilah yang membuat tidak sama. Pandai-pandailah kita mengambil hikmah darinya, maka kita akan menjadi makhluk yang lebih tercerahkan dan makin meningkat tingkat “berbaik sangka” kita. Akan makin terasa tenteram dunia kecil kita dan semoga begitu juga dunia besar kita semua.

Barakallah