JUJUR

Khotbah Jumat hari ini topiknya JUJUR, jadi inget lagu Jujur dari Radja yang dulu sangat populer di waktu aku masih aktif di proyek Surabaya airport, sempat nyanyi sepanjang jalan dari Surabaya ke Jogja dengan album Radja di tape mobil. Semua serba indah kalau cerita tentang memori jadul, meskipun waktu menjalaninya tidak begitu terasa indah, rasaya biasa-biasa saja, tapi begitu jadi memori dan dikenang pasti menjadi salah satu kenangan yang indah, meskipun bukan kenangan terindah.
Kenangan ketika aku mencobna JUJUR terjadi waktu jaman SD, sebenarnya menyakitkan tetapi setelah berpuluh tahun berlalu ternyata menjadi indah ketika dikenang dan hari ini makin terasa indah ketika khotib ibadah Jumat di kantor menyampaikan kisah-kisah sahabat nabi yang ikhlas untuk merasakan nikmatnya jujur, meski diawali dengan cibiran tapi diakhiri dengan dimuatnya cerita kejujuran mereka dalam surat Al Quran, tepatnya di surah at taubah ayat 117-119.
Allah menerima tobat mereka dan memuliakan mereka sebagai sahabat nabi, di ayat 119 tergambar dengan jelas bahwa orang beriman itu memang sebaiknya taqwa padaNya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
Kenangan JUJUR waktu SD bagiku memang terus menghantuiku pada awalnya, sakit rasanya mengingat kejadian itu, sampai akhirnya aku bisa memahami bahwa apa yang terjadi waktu itu adalah pelajaran yang sangat bergarga bagi hidupku. Ceritanya sangat sederhana sebenarnya, waktu itu aku buang angin di kelas dan guruku marah pada murid-murid, dengan wajah kerasnya beliau bertanya pada seluruh murid,”Siapa tadi yang buang angin di kelas !”
Saat itu tidak ada yang mengacungkan tangan dan akhirnya aku dengan berani (?) mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan pak Guru dengan jujur (?) bahwa aku yang yang telah buang angin di kelas. Pak Guru perlahan-lahan mendekatiku dan berdiri di sampingku, lalu tiba-tiba “bleTAK!”, sebuah gerakan tangan pak guru membuatku nanar. Terasa sakit di kepalaku maupun di hatiku, ingin rasanya aku protes bahwa tidak sepantasnya murid yang JUJUR (?) sepertiku harus dihukum seperti ini, tapi yang terjadi adakah aku terdiam dalam kesedihan sendiri dan pak Guru yang kembali ke depan kelas dengan langkah marah.
Bagaimanapun aku hanya bisa bersedih berhari-hari dan mengutuk sikap guruku, padahal beliau adalah guru favoritku dan aku sering main ke rumahnya untuk mendengar ceritanya, semenjak saat guru favoritku langsung berganti pada guru yang lain bahkan sampai kini aku masih teringat guruku yang lain yang sangat kuagungkan.
Benar kata orang bahwa kenangan masa kecil itu memang sulit terlupakan apalagi kalau kenangan itu sangat membekas, menurutku saat itu aku sedang dipermalukan didepan kawan satu kelasku, padahal mungkin kawan-kawanku tidak ada yang ingat dengan peristiwa aku dijitak oleh guruku dan mungkin jitakan dari guruku tidak keras amat, hanya terasa sangat keras (bagiku) karena di jitak di hadapan teman-teman sekelas.
Jujur dalam pengertianku saat itu adalah jujur dalam arti kata tidak bohong, tapi sebenarnya pengertian jujur tidak hanhya tidak berbohong saja, dalam Islam pengertian jujur adalah upaya untuk selalu menyelaraskan perbuatan dan perkataan. Keinginan untuk jujur menyebabkan seorang muslim selalu dapat dipercaya dalam tindakan, ucapan, dan aksi nyata setiap hari, itu sebabnya Abu Bakar as diberi gelar as shidiq oleh masyarakat Islam waktu itu.
Khotbah Jumat kali ini terasa indah karena khotbah mengambil pokok bahasan JUJUR dan disampaikan dalam waktu yang singkat serta padat, acara ibadah Jumat jadi berbeda dengan ibadah Jumat sebelumnya yang meskipun tidak lama tapi lebih lama dari khotbah kali ini, sampai ada yang terlambat sholat Jumat karena baru masuk masjid ketika sudah iqamah (?).
Imam yang merangkap khotib juga enak bacaan suratnya, sesuai dengan sunah ibadah Jumat tentang surat yang sebaiknya dibaca waktu ibadah Jumat, alhamdulillah indahnya Jumat ini (karena nanti sore bisa #pulkam). Hari Jumat kali ini memang penuh berkah, dimulai dari Gowes Jumat berkah sampai sedekah Jumat berkah (SJB) di Masjid Perumnas Condoncatur Jogja.
Aku juga baru saja membaca laporan SJB yang digalang oleh teman TDA (Tangan Di Atas) :
Laporan nasbung Jum’at 8 Oktober 2021 di Lokasi : sekitar kabun, jl. Elang , Bintaro sektor 9, sektor , jl. Maleo raya
Target : pemulung, tukang sapu, ojek online, tukang parkir dan tukang bangunan
Menu:
- Nasi putih
- Capcay
- Otak otak ikan
- Ayam suwir kemangi
- Air mineral
- Pisang
