Tiga kata kunci

Ada tiga kata kunci untuk menempuh hidup ini dengan sukses, baik di dunia maupun di alam setelah dunia, tiga kata itu agak membingungkan saat awal aku dengar, tetapi saat diperinci jadi mafhum dengan maksud tiga kata tersebut. Sebenarnya bukan kata, tapi lebih tepat kalimat pendek yang terangkai jadi menjadi tiga hal yang harus kita perhatikan dengan seksama sebagai (rumus) kunci kehidupan.
Tiga kata kunci atau kalimat kunci itu adalah sebagai berikut :
- Madhyang enak
- Tidur nyenyak dan
- Libil lancar
Tentu tiga kalimat tersebut sangat membingungkan bagi yang pertama mendengarnya, seperti aku waktu mendengarnya pertama kali. Terkesan ada nada guyon dalam penyampaiannya, meskipun yang menyampaikan berwajah (semacam) ustadz, aku tidak terlalu perhatian dengan pernyataannya yang disampaikan dengan nada guyon itu, tapi makin lama di dengar aku kok makin penasaran dan makin paham dengan apa yang dimakud sang (tampang) ustadz tersebut.
Madhyang enak
Kita bisa makan dengan enak (nikmat), tentu tak akan terjadi kalau kondisi badan kita sedang sakit (tidak enak badan), sedang sakit gigi misalnya. Segala jenis makanan yang biasanya enak menjadi tidak enak lagi saat kita sakit, jadi kalimat makan enak (madhyang enak) itu baru akan terjadi kalau syarat dasarnya terpenuhi yaitu sedang sehat jasmani.
Dengan demikian kata madhyang enak itu sebenarnya adalah hasil dari badan kita yang sedang sehat jasmani, untuk itu kita harus berupaya bagaimanapun caranya agar pola hidup kita sehat sehingga hasilnya adalah badan kita juga sehat dan bisa makan dengan enak.

Tidur nyenyak
Ada cerita tentang seorang yang amat kaya raya tapi ternyata dia tidak bisa tidur nyenyak dan akhirnya bisa tidur nyenyak setelah dia diajak seorang terapis untuk bekerja kasar bersama dengan beberapa pekerja kasar dan melihat para pekerja kasar itu bisa tidur dengan nyenyak dimanaupun mereka tidur. Tidak perlu kasur yang empuk untuk tidur lelap (deep sleep), tapi jiwa yang tentram otomatis membuat semua tidur terasa nyaman, kalau orang jawa bilang tidur nyenyak itu kalau bantalnya ngantuk, ngantuk akan muncul dengan sendirinya kalau jiwa kita tentram tanpa banyak pikiran yang menggantung.
Dari sini aku mulai “ngeh”, bahwa dua kalimat awal itu (madhyang enak tidur lelap) artinya adalah kita sehat baik jasmani maupun rohani, tapa sehat jasmani dan rohani hampir mustahil bisa makan enak dan tidur lelap. Orang jawa memang suka bicara apa yang tersirat bukan yang tersurat, selalu ada sesuatu dibalik apa yang dikatakannya. Sebenarnya hanya ingin bilang sehat jasmani dan rohani, tapi muter dulu dan hanya bilang madhyang enak serta tidur lelap.

Libil lancar
Ini juga yang kalimat pendek paling konyol menurutku, kata libil pasti tidak banyak dipahami oleh orang awam tapi sangat dipahami oleh orang yang paham bahas prokem Jogja (japhe methe). Libil kalau dalam bahasa orang kota sebenarnya adalah BAB (be’ol), sehingga terasa menyentil ketika kata itu diucapkan oleh orang yang jarang bertemu dengan komunitas berbahasa prokem jogja (bahasa walikan jogja).
Sebenarnya BAB lancar itu mewakili kondisi pencernaan kita, apabila lancar setiap saat berarti tubuh kita akan membuang racun (dalam tubuh) secara lancar juga, artinya juga tubuh kita bersih dari racun-racun yang mungkin akan membuat badan kita sakit berkepanjangan. Kelegaan selalu terpancar di wajah seseorang setelah libil (BAB) dan hampir semua orang pasti pernah merasakan libil, dimanapin dia berada dan di kasta manapun dia berada.

Aku akhirnya mangut-mangut mendengarnya, ternyata tiga kata tersebut punya arti yang sangat sederhana meski dalam (banget). Itulah filosofi orang jawa pada umumnya, suka guyon maton, bicara asal tapi sebenarnya ada maksud tertentu yang sangat dalam.
Tulisan kali ini hanya mengulas tentang madhyang enak, tidur lelap (nyenyak) dan LIBIL lancar !