KARMA PIT


Acara KaRMaPIT ke gebleg pari Nanggulan Kulon Progo telah terlaksana dengan lika-likunya yang menegangkan, seru, bat-bet dan full ceria meski ada acara bocor ban, ada juga acara mampir warung sebelum “pingsan” di finish, semua telah berlalu dengan sukses tanpa adanya pantia resmi. Semua demi untuk membuat pariwisata kota jogja kembali ceria dengan nuansa pariwisata hijaunyanya yang sempat kena imbas virus covid19.

Acara ini juga adalah bentuk kerinduan kita yang lama tidak bercokol sehari-hari di jogja, situasi jogja di pedesaan masih teringat di kerinduan itu, tetapi suasana saat ini suasana jogja sudah amat sangat jauh dari ingatan kita masa lalu. Malioboro yang bersih dan teratur saat ini mungkin tidak sama dengan Malioboro kita tahun 80an atau tahun-tahun sebelum itu, tetapi untuk yang jaman mahasiswanya berkeliaran di Malioboro, sebenarnya Malioboro kembali ke bentuk asalnya.

Memang ada pro dan kontra tentang Malioboro saat ini, dari kaum milenial dengan kaum sebelumnya (kaum jadul), tetapi untuk masalah rute gowes di Jogja, kayaknya semua sepakat kalau lokasi wisata gowes makin beragam dan masih bernuansa hijau dibanding gowes di perkotaan. Rute gowes yang paling lengkap masih ada di Jogja saat ini, mulai dari RB (road bike), MTB (mountain bike) sampai ke CB (city bike) ada dan tetap full kuliner. Ajakan gowes di jogja itu secara tidak langsung adalah ajakan makan pagi (sarapan), itu pula yang membuat relawan KaRMaPIT (Kagama Rame2 Mancal PIT) memberi nama kegiatannya sebagai “Tour de breakfast” (gocapan).

Gowes Cari Sarapan (Gocapan) memang saat ini sangat sering jadi sebutan bagi mereka yang demen gowes (sambil) cari sarapan, termasuk acara gocapan KaRMaPIT yang digelar dari Bunderan UGM menuju ke gebleg pari Nanggulan Kulon Progo via JLM (jalur Luna Maya) plus lokasi pohon nyiur yang baru saja ditingkatkan kondisi jalannya. Acara ini diikuti oleh sebagian besar goweser kagama dari berbagai daerah maupun dari berbagai kelas peserta, dari yang baru belajar gowes sampai yang sudah menjadi legenda gowes dan tidak perlu melakukan scan peduli lindungi, meskipun aturan menjaga #prokes tetap dilakukan.

jalan nyiur melambai 🙂

Acara yang dimulai pada pukul 6:00 thet, seperti biasanya molor dan baru bisa diberangkatkan pada pukul 6:15 serta sampai di tempat tujuan tepat pukul 9:00, sesuai perkiraan kita. Seperti biasanya aku selalu kebagian memimpin doa sebelum berangkat mancal dan kali ini kulaksanakan tugasku lebih cepat dari biasanya, aku cuma mengajak peserta untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing dan tanpa bendera start langsung mancal sepeda masing-masing tanpa ada jarak waktu pemberangkatan masing-masing kelompok.

kayak menghadang demo RC

Satu acara yang diharapkan mengundang keriuhan peserta adalah door prize yang tiba-tiba diadakan, karena ada yang mendadak memberi door prize, tentu saja para sukarelawan cewek yang dianggap panitia sempat kewalahan juga, karena tidak ada dalam agenda rapat sukarelawan. Baru kali ini terjadi juga, ada tambahan sukarelawan peserta untuk melengkapi jumlah doorprize yang kelebihan dibanding yang dapat nomor door prize (demi menghemat waktu).

Tepat jam 10:00 peserta KaRMaPIT mulai berkumpul untuk kembali ke titik awal gowes di Bunderan UGM, tetap dipimpin oleh RC (road captain) dan dikkawal oleh para RC yang lain. Acara minum dawet yang merupakan ritual di jalan Godean tentu tidak kulupakan, tidak usah memilih warung yang mana yang nikmat, semua warung dawet di sepanjang jalan Godean terasa nikmat di cuaca yang panas dan rasa haus yang tak tertahankan lagi. Mungkin sama nikmatnya dengan dawet Bogem yang juga sudah viral di berbagai macam komunitas gowes.

Gowes Dawet Godean
Gowes Dawet Godean

Sampai di Mirota Godean, adzan lohor sudah berkumandang dan harus lapor dulu ke pencipta alam semesta, kusempatkan lapor pada wakil ketua RC untuk #mlipir dulu dan seperti dugaanku beliau menunggu di bunderan UGM berdua dengan ketua RC KaRMaPIT Gebleg Pari.

Rapat RC dipimpin ketua RC dan wakil ketua

Seneng rasanya melihat kekompakan tim sukarelawan ini, guyub rukun dan saling mendukung untuk kebersamaan KaRMaPIT, bahkan relawan RC dari Semarang juga ikut datang untuk melaporkan tim Semarang. Salah satu relawan sempat berfoto juga dengan pentolan gowes Jogja yang ikonik, semoga di lain acara ada sesi foto bersama dengan para ikonik sepeda jogja, mjulai dari RB, MTB, seli maupun CB dapat diadakan tersendiri sambil tetap ikut acara mancal.

relawan bungkus jersey plus legenda sepeda Jogja

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.