Gowes berbagi takjil


Cuaca yang panas tidak cocok untuk acara gowes berbagi takjil, apalagi ketika cuaca panas langsung berganti menjadi hujan lebat di sore ini, alamat acara bakal molor atau gagal sama sekali. Meskipun dipersiapkan ada mobil untuk membawa nasi bungus, tapi beberapa peserta tetap akan mengandalkan sepedanya untuk menuju lokasi awal berbagi takjil dan bayang-bayang kegagalan acara makin nampak.

Sambil memakai mantol, dua sepeda tetap kusiapkan untuk ikut acara yang baru pertama kali diadakan oleh komunitas KaRMaPIT (Kagama Rame2 Mancal PIT), saat jam mulai merangkak ke angka 15;30 dan hujan masih deras di berbagai sudut kota, akupun mulai galau, meski hujan di tempatku sendiri sebenarnya sudah mulai mereda. Banyak pesan masuk mengabarkan padaku bahwa mereka pamit karena hujan masih deras di daerahnya, sehingga hanya nekad saja yang kujadikan dasar untuk mengayuh sepeda ke bunderan UGM, tempat start gowes berbagi takjil.

gowes berbagi takjil

Belum satu kilometer kukayuh sepeda, hujan mulai reda dan hanya tinggal gerimis kecil saja. sebenarnya saat yang tepat untuk minggir dan melepas mantol, tapi suasana jalan yang ramai dan “riweh” membuatku memutuskan untuk terus memakai mantol sampai bunderan kampus UGM.

Gowes berbagi takjil

Alhamdulillah, semua peserta sudah berkumpul dari berbagai penjuru untuk acara gowes berbagi takjil sore ini, akupun larut bersama mereka, terutama ketika adegan foto sebelum berangkat berbagi takjil. Beberapa teman diwawancarai oleh Youtuber yang juga anggota karmaPIT, sementara sebagian yang lain asyik menjadi background dari yang diwawancara dengan gaya mereka masing-masing.

Sang pewawancara juga mungkin tertawa (dalam hati) melihat tingkah mereka, tetapi terlihat dia tetap konsisten dengan inti wawancara dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipenuhi oleh yang diwawancara. Pertanyaan tentang terselenggaranya acara ini memang dijelaskan oleh mas BHS, sebagai ketua tim survey Gowes berbagi takjil, misalnya tentang target jumlah nasi bungkus yang tadinya hanya 100 bungkus, tetapi pada realisasinya mencapai 600 bungkus (bila tidak disetop).

Korlap Gowes berbagi takjil

Acara berbagi takjilpun tidak mungkin diselesaikan dalam satu tahap, apalagi terpotong waktu hujan sore ini, sehingga diputuskan oleh mas BHS untuk dibagi menjadi dua tahap, yang pertama hari ini dan yang kedua hari ketika banyak alumni UGM yang mulai berdatangan, atau di minggu terakhir bulan Ramadhan, lokasi juga direncanakan untuk mencari lokasi yang berbeda dengan tahap pertama ini.

Lewat dari jam 16:30 acarapun dimulai dengan tertib dan santai bergowes ria, para goweser mulai menemukan sasaran untuk berbagi takjil. Kuperhatikan memang ada yang menolak nasi bungkus yang diberikan, terlihat mereka tetap asyik ngobrol berdua dan memberi isyarat tidak butuh nasi bungkus, bisa jadi mereka tidak puasa atau ada acara lain sehingga merasa tidak perlu menerima nasi bungkus takjil.

Di beberapa tempat juga kuperhatikan, ada yang dengan suka cita menerima nasi bungkus yang diberikan para goweser, bahkan ada yang meminta lebih dari satu, sambil menunjuk-nujuk temannya di seberang jalan.

“Ini untuk yang itu mas, yang ke dua ini untuk yang disampingnya, yang ketiga untuk saya sendiri mas dan yang ke empat ini untuk tanduk

Kami tertawa mendengar pengakuan penerima nasi bungkus yang terlihat rambutnya sudah memutih, gigi tidak lengkap dan tetap semangat menjaga parkiran di kawasan kampus UGM. Terlihat dari rompi yang dikenakan, dia adalah petugas parkir, sementara dari gerak geriknya terlihat dia masih energik dalam usia yang sudah senja.

Ada juga penjual minuman tajkjil yang menerima nasi bungkus dengan gembira bersama pasangannya, mungkin sebagai pelengkap jualan minumannya. Kulihat juga ada yang meminta nasi bungkus kepada teman goweser di depanku saat temanku akan menyeberang, dia tampak kecewa tidak ditanggapi permintaan tentang nasi bungkus, sehingga kuhampiri dan kuberikan nasi bungkus yang kubawa.

Ketika semua sudah kembali ke bunderan UGM, ternyata masih tersisa beberapa bungkus nasi di bunderan UGM, akhirnya korlap gowes berbagi takjil menambahkan rute addendum ke arah selatan sampai nasi bungkus selesai dibagikan. Tepat menjelang maghrib, selesailah semua nasi dibagikan dan semua berkumpul di GSP (Grha Saba Permana).

Acarapun diakhiri dengan buka bersama plus sholat maghrib di lokasi emperan GSP, acara tuntas dengan sebuah PR (pekerjaan rumah) untuk acara tahap kedua, membagikan lagi 300 nasi bungkus yang sudah dipesan di lokasi yang berbeda dengan saat ini, dengan harapan lebih banyak goweser yang bisa ikut berbagi sebelum Ramadhan berakhir tahun ini, tentu dengan harapan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan.

sepeda distandard kok disurung 🙂

Gowes berbagi takjil tahap 2 : 30 April 2022 di seputaran KM Nol Jogjakarta, semoga kembali dapat berkah dan rakhmat Allah, sehingga hujan hanya membasahisebelum sesudah acara. Aamiin YRA.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.