Dirgahayu BROW

Tahun ini #BROW akan berulang tahun yang ke-5, setelah tahun kemarin ultah yang ke-4, tahun depan berarti ultah yang ke-6. Tak terasa komunitas yang dulu guyub karena bersama dalam satu kegiatan bersepeda, sekarang sudah terpisah kamana-mana dan pada ulang tahun ke-5 sudah makin sedikit yang bisa berkomunikasi secara langsung, komunikasi hanya dilakukan secara online di media sosial WAG (whatsapp hroup).
Keinginan untuk gowes bersama-sama ke Bogor atau ke bukit Sentul, sudah kita lupakan, meski masih kita inginkan, disamping karena suasana sudah berubah, juga karena sudah jarang lagi bersepeda ke luar kota apalagi ke luar pulau. Biarlah tur ke Danau Toba, Bali atau Lombok menjadi kenangan yang indah saja, karena sudah jadi kegiatan yang langka bagiku.

Mungkin masih menarik untuk gowes ke Indonesia Timur, ke Mandalika atau ke Irian Jaya sekalian, tapi melihat sikon saat ini, kayaknya masih belum memungkinkan, biarlah Tuhan nanti yang menentukan, apakah komunitasku tetap seperti ini atau menjadi seperti dulu atau menjadi lebih milenial.

Acara gowes ulang tahun WSKT sudah lama juga tidak kuikuti lagi, karena aku sudah pensiun, mungkin kalau aku diudang lagi tetep akan ikut menyemarakkan. Sejak ada demam brompton di dunia “INDONESIA”, lima tahun lalu, komunitasku telah berganti nama menjadi brompton Waskita dan aku mulai jarang berkumpul dengan para aktifis muda yang jauh lebih kencang dalan bersepeda, yang tua memang sudah saatnya mundur berganti dengan yang masih bertenaga muda, aku saat ini hanya bisa berucap “DIRGHAHAYU BROW” !

Pagi ini berduaan denghan anggotya BROW, aku gocapan dalam cuaca mendung yang syahdu, mencari jalan ruiter klasik yang p[endek dan cepat sampai lokasi finish yanhg dekat rumahku, memang disengaja seperti itu rutenya, pertama untuk menjaga siokon yangh bisa berubah mendadak hujan dan bisa cepaty sampai ke riumah dan tiodak [perlui bersepeda lagfi dengan jarak yang jauh dari rumah.
Pagi ini aku sengaja memakai sepeda heist Polygon yang dilengkapi dengan lampu belakang seperti sepeda motor, jadi kalau sepeda direm, maka lampu belakang akan menyala lebih terang. Begitu juga kalau sepeda berhenti (stop) agak lama, lampu sepeda akan mati secara otomatis dan menyala lagi jika sepeda mulai bergerak lagi.

Lampu ini sudah lama kupakai, tapi masih tahan sampai kini dan masih berfungsi dengan baik, seperti juga bromptonku yang sudah lama tidak kupakai, masih berfungsi dengan baik, hanya pasti akan memerlukan penyetelan untuk kembali turun ke jalan, Akankah sepeda itu kupakai untuk merayakan ultah BROW yang ke-5, masih jadi tanda tanya bagiku, karena selama ini rasanya aku lebih sering memakai sepeda touring Heist Polygon untuk medan di #Jakarta dan memakai sepeda lipat BF (bike friday) di #jogja.

Daripada pusing mikir sepeda yang akan kupakai di hari ulang tahun BROW yang ke-5, lebih baik aku ucapkan saja DIRHGAHAYU BROW, soal sepeda yang kupakai pas hari ulang tahun BROW, biar sikon saja yang menentukan.
