Buku Beredar


Bukber bagi istriku artinya buku beredar, pasti itu tagline buatan mas Kelik Pelipur Lara, yang sukses membawakan talkshow di Omah Cokrowijayan Baturaden Jogjakarta. Tempat ini dipilih karena memang suasananya yang tenang, jauh dari keramaian kota tapi masih di sekitaran kota saja.

Pertama kali aku membaca flyer dari mas Kelik, aku memang agak asing dengan tempatnya. Antara iya dan tidak aku kemudian mencoba menelusurinya via mbah Gugel dan ternyata itu adalah tempat yang sangat dekat dengan rumahku dan sudah beberapa kali kukunjungi bersama anak istriku karena tempat sholatnya yang bersih dan asri.

Harga makanannya juga cuup bersahabat bagi kantong banyak orang, apalagi jika dibandingkan dengan tempat sejenis yang model seperti ini. Ada rasa rindu yang terpuaskan di omah kopi Cokrodirjan Baturaden ini. Pertama mendengar nama Baturaden, pikiranku memang langsung melayang ke sebuah tempat yang penuh memori, Baturaden yang jauh di Purwokerto sana.

Musik dari mas Merlis juga membuat suasanan malam itu makin teduh dan damai, kebetulan bagi yang hanya mendengar suaranya, audiens langsung teringat pada warna suara yang model Iwan Fals banget. Mas Kelik menyebut bahwa Mas Merlis ini adalah jura dua lomba mirip Iwan Fals, nomor satunya tidak disebutkan, tapi nomer tiganya adalah Iwan Fals sendiri. Jadi ingat pada artis manca negara yang dianggap meniru artis top lainnya, padahal dia adalah artis aslinya, kalau enggak salah ingat pemeran Baywatch, Pamela Anderson.

Acara yang sedianya dimulai jam 16:00, akhirnya dimulai setelah para pembahas Novel Simfoni Permata Hati lengkap hadir dan sudah siap untuk bertugas. Mas Kelik memulai dengan mengajak pembahas Novel bercerita tentang diri mereka masing-masing dan kemudian baru mengundang penulis cerpen untuk tampil di panggung berdiskusi dengan para pembaca yang sudah siap dengan testimoninya.

testimoni S3 UGM

Testimoni pertama dari seorang ibu yang cantik jelita, lulusan S3 UGM, banyak cerita dari novel Symphony Permata Hati yang setelah dibaca, hampir sama dengan kondisi dirinya yang harus sibuk mengurus keluarga dan harus sukses berkarir. Semua didapatnya kembali setelah membaca habis novel ini dari babak pertama sampai babak akhir.

Testimoni kedua adalah mas Toto Sugiharto, seorang jurnalis yang malang melintang dari Jakarta sampai Kulon Progo, mas Kelik mengulik riwayat mas Toto maupun penulis Novel dengan runtut dana rinci, sehingga seolah olah talk show ini jadi ajang ngerumpi yang cair dan mak jleb, sesuai dengan kemauan sang penulis novel yang ingin novelnya cair di antara banyak novel yang sejenis, baik itu yang bertema parenting maupun bertema keluarga yang riweh dengan banyak kegiatan.

Novel dengan tema sejenis dengan parenting ini memang banyak menarik bagi wanita karier, tapi sang penulis novel memang bertujuan agar novelnya dapat diterima oleh para pembaca remaja, calon ibu muda maupun para orang tua yang rindu periode mereka mengalami masa-masa ribet waktu membangun rumah tangganya.

Waktu juga yang akhirnya membuat aku harus kembali ke markas besar Cungkuk, Kasihan Bantul, kumandang azan Isya segera datang dan aku mencoba mengejarnya, sama seperti waktu kemarin berbuka bersama Kagama Berlari Untuk Berbagi (KLUB), sebelum Isya aku sudah meluncur ke Mabes Cungkuk dan tarawih di masjid Kuncen.

Terima kasih buat mas Kelik yang nampak serasi didampingi istri tercinta, walaupun berbeda umur 16 tahun, tetap terlihat nyaman bersama anak semata wayangnya, yang kompak menjadi contoh nyata keluarga yang saling mengisi, berkolaborasi dalam sinergi yang enak dilihat dan dijadikan sebagai salah satu contoh nyata dalam kehidupan yang makin banyak drama-drama buatan maupun drama beneran.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.