Malam TakbiRaN



Takbiran selalu membuat ingatanku melayang ke tahun-tahun lalu. Tahun dimana aku ikut larut dalam suasana kegembiraan dan kesedihan.

Gembira karena telah berhasi melalui cobaan “perang melawan hawa nafsu” sebulan penuh dan sedih karena tidak yakin apakah tahun depan masih bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan.
Dulu, aroma obor sangat kental, sekarang obor sudah diganti lilin dan bambu “oncor” sudah jadi lampion.
Yang jelas semangat pembakaran dosa di bulan Ramadhan masih terasa kental malam itu. Semoga tahun depan berjumpa lagi dengan bulan penuh barokah ini.
Amin.
Takbiran di Cungkuk diakhiri dengan ceramah dari Kak Bimo [pendongeng nasional yang selalu memikat penontonnya]. Kami sekeluarga ketawa ketiwi melihat aksi kak Bimo, yang kurus dan ber”GIZI”.
Semoga menjadi amalan yang baik buat Kak Bimo.
Amin.




2 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.