Aku Belajar [untuk cerdas]
Tuhan, aku tengah belajar tentang kekecewaan,
— yang membuatku menata harapan
Aku belajar tentang duka dan kepedihan,
— yang membuatku hancurkan kesombongan
Ku pun belajar tentang pengkhianatan,
— yang membuatku memilah kepercayaan
Belajar tentang kemaksiatan,
— yang membuat nuraniku bisa merasakan hati terkikis dan perih
Belajar pula tentang kebodohan,
— yang mampu membuatku jatuh tersungkur dan bangkit
Aku belajar tentang kenakalan,
— yang membuatku tertempa terpaan pukulan
Belajar kepada kekesalan,
— yang membuat ketahanan hatiku terkuatkan
Belajar tentang cara belajar, waktuku tak makin kusia-siakan
Tuhan, pelajaranku tentang hal buruk
ternyata juga mendatangkan rasa syukur
bahwa Kau masih mengasihiku…,
dan menungguku untuk datang
dan menghiba pada-Mu
mengharap kasih-Mu
mengharap pertolongan-Mu
permaafan-Mu
Lalu Kau basuh nistaku dengan air lembayung
kubawa badan bersimbah rana dan kuyup,
menuju kehidupan
Kuajak mimpi bertabur kesucian
atas semua nista
Karena ku masih berharap
bahwa hidup sekedar sandiwara
yang kupelajari alurnya,
kuikuti mataharinya,
kunikmati kehancurannya
untuk berserah menuju akhir cerita,
yang masih tersimpan di alam sana
menungguku dengan segenap cinta dan senyum
laksana menyambut anak kesayangan
Pulang…
Wa***g, 9 Januari 2009, 01.12
[sebuah puisi yang mampir di alamat eko.eshape@gmail.com dan diijinkan untuk dimuat di blog ini]

Makasih mas Suryaden
semoga penulis puisi ini menjadi lebih termotivasi untuk menulis dengan lebih baik lagi
amin
Salam
SukaSuka
maju terus pantang mundur…
sebuah puisi yang cerdas… penuh semangat…
hadapilah cobaan dan bencana dengan senyum semata, karena tuhan…
ya… semua hanya milik-Nya…
dan kan kembali pada – Nya…
SukaSuka