Runner dan Goweser kota

“Hostel adalah konsep tempat nginap yang pertama ada di Indonesia, meskipun sudah puluhan tahun ada di dunia”, ucapan itu serentak membuat audiens acara eTalk (entrepreneur Talk) yang diadakan oleh TDA Jogja tersentak.

Sang pemasar dari Hostel Edu Yogyakarta ini terus menjelaskan konsep HOSTELS yang berbeda dengan konsep HOTEL.

“Konsep hotel adalah menjual kamar, kalau Hostel menjual kasur”

“Bila diibaratkan mobil, maka Hotel adalah taksi dan Hostel adalah angkot”

“Ketika kita nginap di hotel, maka kitapun mendapat privasi sebuah kamar, sedang saat kita masuk ke hostel, maka yang kita dapat adalah ruang kebersamaan dalam sebuah tempat penginapan”

“Dalam sebuah mobil taksi, maka kita relatif bebas berekspresi, karena semua kursi dalam mobil kita sewa. Dalam konsep Hostel, maka kita bahkan belum tentu kenal dengan penumpang yang duduk di samping kita”

“Dalam sebuah kamar hostel, terdapat beberapa ranjang dan sebuah almari milik bersama dengan beberapa loker pribadi. Di dalam loker ini sudah disiapkan sebuah colokan listrik, sehingga ponsel bisa ditinggal saat kita pergi keluar kamar”

Penjelasan singkat dari sang marketer ini akhirnya membuat beberapa audiens eTalk penasaran dan mulai berkeliling ke seluruh kamar yang ada di Hostels EDU ini.

“Ini lantai dengan semua dindingnya PINK dan dikhususkan untuk para tamu wanita, sehingga dengan melihat warna dindingnya saja, kita sudah tahu apakah salah kamar, salah lantai atau sengaja salah lantai”

Hostel EDU memang menjadi menarik karena tarip per kasur cukup murah, hanya 70 ribu rupiah, sehingga diyakini akan memuaskan para tamu yang datang. Fasilitas tempat inap yang lumayan memadai sudah bisa didapat dengan harga yang relatif murah.

Inilah model tempat inap yang mungkin sangat cocok untuk daerah Yogyakarta atau daerah wisata yang memerlukan fasilitas tempat inap murah meriah, meskipun harus berbagi kamar dengan orang yang tidak dikenal.

Hostel EDU yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya ini saat dibangun sudah menarik perhatianku. Lokasinya sangat strategis, tapi tempat parkirnya sangat sempit, sehingga tidak ideal untuk menerima tamu rombongan yang membawa bis.

Namun aku segera menemukan solusinya, hanya beberapa meter dari hostels ini terdapat lapangan parkir yang sangat luas milik Pemkot, itulah bekas stasiun Ngabean.

“Sebuah pemikiran cerdas dari investor hostels EDU, memanfaatkan lokasi parkir umum untuk tempat parkir tamu hostels”, ucapku ketika sang marketer turun dari panggung.

Selesai acara eTalk, dengan senang hati sang marketer menemani audiens yang penasaran dengan konsep hostels ini. Semua kamar disinggahi dan semua sudut didatangi.

Menuju hostels ini juga sangat mudah. Langkahkan kaki ke halte Trans-Jogja (TJ). Pilih jurusan Stasiun Ngabean. Turun dan langkahkan kaki sekitar 150 m, sampai sudah di hostel ini dan semua itu hanya cukup dengan biaya 3.000 rupiah (ongkos TJ).

Penasaran dengan hostel ini? Silahkan catat informasi di bawah ini.
EDU Hostel Jogja
Jl Let Jen Suprapto No 17
Ngampilan, Yogyakarta
55261 – Indonesia
(+62 274) 543295, Fax (+62 274) 543495
reservation@eduhostels.com
info@eduhostels.com
BB Pin : 257085CC

+++

Tulisan ini kubuat karena kebanggaanku mempunyai hostel pertama di Yogyakarta dan semoga segera diikuti dengan kota-kota lain, agar aku bisa menggunakannya saat aku sedang travelling.

Meskipun bisnis hostel di dunia adalah bisnis follower, tapi di Indonesia pasti akan diikuti oleh para follower di kota lain dan ini yang kudoakan.

+++

Catatan tambahan :

Setelah nanya mbah Gugel, ternyata memang Hostels sudah banyak di Indonesia. Ternyata aku lebih percaya pada sang pemasar daripada instingku. Silahkan lihat Hostel di Yogyakarta yang ternyata ada 5 (lima) buah.