Runner dan Goweser kota

Sehabis subuh bersama beberapa kawan, kita ngobrol soal persiapan Gowes Harbak PU 72 Bandung Jakarta besok pagi. Dimulai dari obrolan di warung pojok Biru Laut X sampai ke parkiran mobil Dakota yang akan membawa sepeda ke lokasi start pagi ini. Lalin yang makin tidak menentu di rute Jakarta Bandung memang memerlukan persiapan keberangkatan yang lebih pagi agar driver bisa tenang membawa sepeda dan kembali ke Jakarta dalam kondisi sehat dan segar bugar.

Ada tiga mobil yang disediakan oleh panitia WKST untuk membawa 119 sepeda ke Bandung. Pada kenyataannya, sampai menjelang kutinggalkan pagi ini, mobil Dakota Kumal 1 masih belum penuh terisi dan mobil Dakota Simpang Lima (SL) masih kosong. Akhirnya kuputuskan mengikuti saran kawankku untuk membawa sepeda cadangan untuk ditaruh di mobil Dakota SL, kawanku menunjuk sepeda Wilier dan Polygon Stratos sebagai Cadangan, aku sendiri tetap setia memakai Heist 5.0 sebagai sepeda utama 🙂

Dari rute Panitia Harbak PU yang kuterima, sama dengan rute tahun lalu dan hampir tidak ada perbedaannya. Elevasi yang terbaca mayoritas menurun, meskipun di beberapa spot ada juga yang ketemu dengan 2@3 tanjakan curam, namun secara garis besar rute ini adalah rute menurun sampai di finish, kementrian PUPR jalan Pattimura Jakarta. Bisanya juga start dari Gedung Satye Bandung.

“Wah jauh ya mas Eko jarak gowesnya, lebih jauh dari Suramadu yang 151 km dan datar !”, kata kawanku.

Aku hanya tersenyum, karena sebenarnya bagi goweser, jarak 182 km itu memang jauh, tapi karena ditempuh selama 2 hari, jadi terasa dekat. Apalagi dibanding dengan Gowes Gran fondo Jawa Pos Suramadu “Shut up legs!”, gowes kali ini terasa seperti fun bike saja, sangat nyaman dan “full” pos pemberhentian. Dominan dengan rute menurun, tidak panas dan tidak sampai menempuh jarak 151 km per harinya, seperti di Suramadu.

Pengalaman Gowes Harbak PU Bandung Jakarta tahun lalu dan tahun sebelumnya, banyak pos pemberhentian, lengkap dengan kuliner dan “SPG” yang masih muda-muda dan sigap-sigap melayani para goweser. Itu pula sebabnya, acara Gowes Harbak PU selalu meriah dari tahun ke tahun. Makin lama makin membludak pesertanya dan makin beragam pula sepeda yang ikut. Tahun ini aku mencoba naik sepeda Heist yang sudah bertahun-tahun setia mendampingiku, tahun lalu kayaknya aku masih memakai RB (Road bike) dengan crank depan MTB (mountain bike).

Dari pantauanku pagi ini, baru kusadari bahwa banyak peserta yang membawa mobil sendiri untuk mengikuti acara gowes ini. 3 mobil yang kusediakan, hanya satu mobil yang hampir pernuh, dua yang lainnya masih kosong, tanpa sepeda. Kekhawatiran kekurangan alat angkut sirna sudah, malah aku bisa membawa sepeda cadangan. Sama dengan nasib beberapa hotel yang suda dipesan dan dibayar. Kalau sebelumnya satu kamar berjejal diisi 2 atau 3 orang, sekarang bisa satu kamar untuk satu orang.

Dari panitia Gowes Harbak PU, inilah rute yang akan ditempuh :
1. Sabtu, 25 November 2017, pukul 05.30WIB (Bandung – Purwakarta) untuk detail jalur klik link berikut :
http://qrs.ly/mn5u26g
2. Minggu, 26 November 2017, pukul 05.30 WIB (Purwakarta – Jakarta) untuk detail jalur klik link berikut : http://qrs.ly/b85u2a3

Melihat peta rute di strava, maka terlihat ada dua tanjakan, terutama di km 30 yang cukup curam. Dulu ketika WSKT gowes Jakarta Bandung, terasa dominan menanjak tetapi ketika arah sebaliknya, meskipun dominan menurun, tetap melewati tanjakan yang lumayan “syahdu”. Pada etape ke-2, Purwakarta Jakarta, barulah benar-benar menurun dan datar ketika sudah sampai Karawang sampai Jakarta. Tantangannya sudah berganti menjadi lalin yang macet dan jalan yang rusak di beberapa tempat.

Sukses Gowes Harbak PU 72.