Capek untuk Bahagia? Kenapa Tidak..!:-)


“Pak Oke, tahu enggak komentar anak-anak yang sampeyan gojlok sampai termehek-mehek kemarin?”, kata pak Yoga ketika kami jalan berendeng.

“Apa kata mereka?”

“Ada yang bilang, instrukturnya jangan yang tua-tua, diperbanyak yang model mbak Tria, muda dan cantik”

“He..he..he.. terus?”

“Ada yang cuma nggambar jempol, ada juga yang bilang kok cuma 3 hari, kenapa tidak 3 minggu?”

“4 hari bisa gempor mereka tuh”, kataku sambil senyum

“Pokoknya lucu-kucu deh. Ntar sampeyan baca sendiri ya..”

Kamipun berpisah dengan menyisakan kelegaan buatku. Rasanya capek di badan jadi hilang ketika melihat manfaat dari hasil usaha yang kita kerjakan dengan sepenuh hati.

Malam pertama aku sudah mulai merasa salut dengan kelompok baru ini. Saat mata terkantuk-kantuk, mereka masih mau mendengar “ceramahku”, padahal aku tawarkan untuk pindah jadwal.

Aku melihat materi malam itu sudah cukup berat dan mereka sudah terduduk sampai berjam-jam di ruangan yang dekat dengan bantal dan guling.

Akhirnya kubangunkan mereka dari duduk panjang dan kuajak sedikit stretching. Kasihan kaki mereka sudah pada kesemutan.

Ternyata mereka siap untuk mendengar “ceramahku”, bahkan akhirnya ketika aku bercerita tentang lingkungan hidup, mereka sepakat untuk tidak merokok selama pelaksanaan out bound ini.

Hari kedua, mereka ditantang untuk menunjukkan siapa diri mereka. tantangan individu kita siapkan dan rupanya berhasil mereka lewati dengan baik.

Sore sampai larut malam, kita beri tantangan kelompok, dan kita lihat kekompakan yang luar biasa di masing-masing kelompok. Merekapun bersaing untuk menunjukkan jati diri kelompok masing-masing.

Semangat dari 3 kelompok yang sangat membanggakan.

Hari terakhir, sehabis sholat jamaah subuh, aku ingatkan mereka untuk kembali ke bumi. Ini saatnya untuk menunjukkan jati diri kita sebagai insan Waskita.

Mulai hari ini tidak ada lagi kelompok-kelompok dalam Waskita, karena semua ini adalah bagian dari keluarga besar Waskita.

Selesai memberi kultum, acara api unggun sudah menunggu.

Api unggun tapi dilaksanakan pagi hari, aku harus buat kondisi yang mirip malam hari, padahal ketika acara dimulai sudah kulihat cahaya fajar yang menyembul dari ufuk timur.

Kuminta mereka duduk santai dan kuajak untuk bermeditasi ringan.

“Pejamkan mata dan rasakan rumput lembut yang menyatu dengan badan kita. Tarik nafas dalam, hitung 2 hitungan, lepaskan nafas pelan-pelan melalui mulut dan rasakan tubuh kita makin dalam tertanam dalam bumi”

Kubuat mereka senyaman mungkin dan ketika kulihat suasana itu sudah masuk, kuberi tanda agar mbak Popy menyanyikan lagu “Ketika Tangan dan Kaki Mulai Bicara”.

Perpaduan denting gitar Novian dan suara merdu mendayu Popy membuat peserta makin hanyut di alam lain.

Kuminta mereka untuk mengingat masa-masa indah mereka, masa-masa yang mebuat mereka bisa tersenyum ikhlas dan kulihat senyum di beberapa wajah yang mengelilingi api unggun itu.

Saat matahari mulai menerangi api unggun, saatnya mereka kuminta untuk membuka mata dan tersenyum pada saudara barunya yang ada di sampingnya.

Kuminta mereka juga menuliskan sifat yang mereka benci yang ada dalam diri mereka dalam potongan kertas kecil dan kuminta mereka meremas-remas kertas itu.

“Remas kertas itu. Singkirkan sifat itu dari diri kalian. Buang kertas itu dalam api”

Pagi yang indah itu menjadi saksi kebersamaan mereka dalam tim Waskita dan bukan dalam grup-grup kecil lagi.

Perjuangan terakhir mereka adalah menunjukkan kekompakan mereka sebagai sebuah grup besar yang terdiri dari tiga kelompok kecil.

Kulihat kekompakan yang luar biasa dari mereka. Tidak ada lagi rasa kedaerahan ataupun perbedaaan perguruan tinggi, Semuanya larut dalam satu kelompok besar untuk menyelesaikan satu tugas besar.

Kulihat juga senyum dari Direktur SDM ketika melihat kelompok besar ini berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Semua kelelahan ini akhirnya membuat kebahagiaan tersendiri bagi panitia penyelenggara. Suatu kerja keras dari Biro SDM yang patut diacungi jempol.

Terima kasih pada Chrisye yang mempunyai lagu begitu menyentuh hati.

Chrisye – Ketika Tangan dan Kaki Berkata

Akan datang hari
Mulut dikunci
Kata tak ada lgi

Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab, tiba…

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya
Sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu
Yang hina

6 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.