HIRADC (Hazzard Identification Risk Assesment Determining Control)

Roh dalam menjalankan sistem manajemen K3 adalah proses identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan kontrol alias HIRADC (Hazzard Identification Risk Assesment Determining Control). Tanpa adanya HIRADC, maka kita tidak tahu seberapa besar risiko yang ada pada pekerjaan yang sedang kita kerjakan.
“Kenapa kita perlu membuat HIRADC?”
“Dengan adanya HIRADC, maka setiap orang mengetahui bahaya apa yang mungkin terjadi pada pekerjaan yang dia lakukan. Diapun tahu seberapa besar tingkat risikonya dan tahu juga kontrol apa yang harus dilakukan untuk memperkecil risiko tersebut”
“Berarti kalau sudah dibuat HIRADC, dijamin bahayanya tidak terjadi ya?”
“Ups… bukan begitu. Idealnya memang sebuah kontrol pengendalian bahaya membuat potensi bahaya itu hilang, tetapi tidak semua potensi bahaya itu bisa dihilangkan. Ada yang sama sekali tidak bisa dihilangkan dan bahaya pasti terjadi”
“Kalau bahaya pasti terjadi kenapa harus dibuat HIRADC?”
“Kita harus paham dulu hirarki pengendalian bahaya”
“Apa itu?”
“Kalau kita bisa melakukan tindakan sehingga potensi bahaya itu hilang, maka itulah idealnya. Dalam hal ini kita telah menghilangkan potensi terjadinya bahaya atau dikenal dalam hiraki pengendalian bahaya adalah ELIMINASI”
“Jadi ELIMINASI adalah menghilangkan potensi terjadinya bahaya ya? Contohnya?”
“Misalnya saat bekerja kita harus melewati lokasi yang ada lobang, sehingga ada kemungkinan kita akan masuk lobang, maka kita bisa menghilangkan bahaya itu dengan cara menutup lobang itu atau kita tidak melalui lokasi itu”
“Hehehehe… potensi bahaya jadi hilang ya mas?”
“Hirarki ke dua adalah SUBSTITUSI. Kita mengganti alat atau proses atau material/bahan dari yang tadinya mempunyai potensi bahaya tertentu menjadi hilang potensi bahaya itu”
“Contohnya yang sederhana mas”
“Gampang saja, misalnya kita memakai kompor gas yang ada potensi bahaya kebakaran, maka kita ganti saja dengan kompor listrik. Dengan demikian potensi bahaya kebakaran karena api jadi tidak ada lagi”
“Potensi bahaya kebakaran hilang tetapi potensi bahaya kena aliran listrik muncul ! Hahahaha…”
“Hehehe… benar. Bisa saja kita berhasil menghilangkan potensi bahaya dengan cara substitusi, tetapi harus dipelajari lagi potensi bahaya apa yang mungkin muncul dengan adanya pergantian tersebut”
“Hirarki selanjutnya mas”
“Sering disebut rejayasa teknik atau pengendalian teknik, misalnya dengan cara memasang pagar pengaman/pelindung. Intinya kita memisahkan sumber bahaya dengan kita”
“Lanjut”
“Pengendalian selanjutnya adalah pengendalian administrasi. Bisa dilakukan dengan cara memasang rambu-rambu, induksi, ijin kerja K3 (work permit), pelatihan dan masih banyak cara lainnya”
“Selesai !”
“Belum mas”
“Masih ada lagi?”
“Ya benar. Hirarki terakhir adalah bila kita sudah yakin bahwa bahaya tersebut pasti terjadi, tinggal nunggu waktu saja”
“Terus bagaimana pengendaliannya?”
“Kalau sudah begitu kejadiannya, maka yang kita lakukan adalah memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat mengerjakan pekerjaan tersebut.”
“Eiya ya. APD memang perlu banget ya mas. Biaya pekerjaan jadi besar dong kalau harus memakai APD”
“Hahahaha… itu memang keluhan dari mereka yang melihat biaya K3 hanya dari satu sisi saja”
“Tapi kan biaya pembelian APD memang mahal dan kadang justru mengurangi kecepatan dalam bekerja”
“APD banyak macamnya. Sepatu safety banyak merk dan banyak fungsinya. Kalau kita salah beli, maka biaya K3 akan jadi besar karena sudah mengeluarkan biaya tetapi bahaya tetap terjadi”
“Jadi bagaimana saran mas Eko memilih APD yang baik?”
“Sebenarnya bukan APD yang baik yang kita akan pilih tetapi yang sesuai dengan bahaya yang ada dalam pekerjaan. Itulah gunanya HIRADC. Kita jadi tahu bahaya apa yang mungkin timbul dan APD seperti apa yang sesuai dengan bahaya tersebut”
“Contohnya mas”
“Ya misalnya beli Apar (alat pemadam api ringan) dan Helm yang mahal untuk pekerjaan pembuatan saluran air”
“Hahahaha… lainnya?”
“Memakai sepatu safety yang berat saat pekerjaan finishing lantai marmer”
“Hahahaha… benar, seharusnya malah pakai sandal hotel saja saat finishing lantai ya”
“Oke, mari kita sama-sama belajar membuat HIRADC”
+++
updated 170915 🙂
Deskripsi konsekuensi, sebaiknya ditulis yang spesifik, misalnya bukan ditulis luka ringan tetapi ditulis luka memar, bukan luka berat tapi ditulis patah tulang kaki, dengan demikian pengendalian (kolom 11) bisa ditulis yang sesuai dengan konsekuensi yang terjadi di lapangan.
Legislasi (kolom 6) diisi dengan judul legislasi yang diacu. Kolom (10) diisi Penting atau Tidak penting, demikian juga kolom (15).
updated 16112020 :
sebaiknya kita belajar lagi tentang ISO 45001, standar ISO untuk K3 yang paling baru
Selamat pagi pak, terima kasih atas sharing ilmunya. Maaf izin bertanya pak, jika HIRARC dan HIRADC mempunyai kemiripan, lantas parameter apa yang menjadi pembeda pak? Lalu saat kita akan mengalisis potensi bahaya pekerjaan pada UMKM yang masih baru sebaiknya menggunakan metode HIRARC atau HIRADC ya pak? Terima kasih, Salam
SukaDisukai oleh 1 orang
Selamat (jam segini)
HIRADC sekarang yang dipakai, jadi bukan Risk Control tapi lebih ke Determining Control
Salam K3
SukaSuka
izin bertanya pak, jadi untuk HIRARC sudah tidak digunakan ya? kalo dipaparkan lebih jelas perbedaan HIRARC dan HIRADC apa ya pak?
SukaSuka
Mau tanya pak, berarti HIRARC dan HIRADC itu sama ya?? lalu mana yang harus didahulukan? JSA atau HIRADC?
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam @Abang Jali 🙂
Memang pengertian HIRARC dan HIRADC mirip, tapi sebenarnya beda sedikit antara Risk Control dan Determining Control 🙂
Mana lebih dahulu antara JSA atau HIRADC ?
JSA pedoman dalam mengidentifikasi secara jelas bahaya-bahaya dan insiden potensial berkaitan dengan setiap langkah tugas/pekerjaan, dan mengembangkan solusi untuk menghilangkan, mengurangi dan mengontrol bahaya/risiko dan insiden.
HIRADC merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut.
JSA : Titik permasalahan atau fokus pada JSA adalah untuk mengurangi dampak dari Unsafe Act
HIRADC : Yang dinilai adalah Bahaya atau Risk dari suatu pekerjaan, jadi lebih ke bahaya yang ditimbulkan sampai batas yang bisa diterima oleh perusahaan tersebut
Semoga memberi pencerahan 🙂
Silahkan search di internet banyak yang menyebutkan perbedaan dan persamaan dari yang mas tanyakan.
Salam K3 !
SukaSuka
assalamualaikum pak saya mau tanya. format HIRADC ini berdasarkan ISO 31000 atau OHSAS 18001 2007 yaa?
SukaDisukai oleh 1 orang
wa’alaikum salam wr wb
format HIRADC memang berdasar OHSAS 18001 versi lama dan disesuaikan dengan kondisi waktu itu, masih belum memakai yang terbaru 🙂
SukaSuka
Assalamu’alaikum pak, maaf mau nanya, apasih bedanya antara “pengendalian yang ada” dan “pengendalian tambahan” yang ada di tabel itu? contohnya gimana ya pak? terima kasih sebelumnya pak
SukaDisukai oleh 1 orang
Wa’alaikum salam wr wb
Pengendalian yang ada, maksudnya “pengendalian” yang saat ini dilakukan di realisasi di lapangan.
Bila pengendalian tersebut ternyata belum memuaskan, artinya risiko yang timbul belum bisa “acceptable” (diterima), maka perlu dipikirkan “penghendalian tambahan” agar risiko yang timbul adalah risiko yang bisa diterima (acceptable risk)
Wasalamu’alaikum wr wb
SukaSuka
Maaf mas, mau nanya,
Bedanya accident, insiden, sama nearmis apa?
Terus bedanya bahaya sama resiko apa?
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam Sehat mas Agung 🙂
Dari pengertian umum dulu ya, accident merupakan bentuk kata dalam bahasa inggris yang menggambarkan suatu kejadian atau keadaan yang mengakibatkan suatu kerusakan atau kehancuran yang terjadi. Selain itu orang sangat menghindari sebuah accident.
Sedangkan incident merupaka sebuah kata dalam bahasa inggris yang memiliki arti peristiwa, yang juga tidak direncanakan dan terjadi tetapi tidak berakibat pada hal buruk seperti sebuah accident.
Near miss atau hampir celaka, biasanya sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Padahal hampir celaka bisa kita dikatakan sebagai pengingat kemungkinan terjadinya kecelakaan. Near miss mengingatkan kita, bahwa ada banyak bahaya di sekitar kita dan kita harus tetap waspada dan berhati-hati dalam bekerja.
Teori mengatakan near miss ke 600 pasti akan menyebabkan accident, jadi ketika near miss sudah ke 599, kita berhenti melakukan near miss (#guyon)
Itu semuanya masih OHSAS, sedangkan sekarang sudah ISO 45001,
ISO 45001:2018 ─ Occupational health and safety management systems ─ Requirements with guidance for use, telah rilis pada tanggal 12 Maret 2018. ISO 45001:2018 adalah standar internasional pertama di dunia yang menetapkan persyaratan atau pedoman untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
Mari kita belajar (terus) untuk lebih memahami ISO 45001 mas Agung.
https://safetysign.co.id/
SukaSuka
Ping-balik: Safety is my life | Blogger Goweser Jogja
Ping-balik: Kerja sama pembuatan Video K3 | Blogger Goweser Jogja
Sekarang trending topic lgi pak… HIRADC 😊
SukaDisukai oleh 1 orang
betul mas @Nugie 🙂
semoga trending “My Safety is my life” juga naik 🙂
SukaSuka
mas tentang hira ini apakah ada bukunya yang membahas detil tentang ini??
SukaDisukai oleh 1 orang
mungkin ada, tapi memang saya belum nemu bukunya 🙂
kalau nemu, tolong kasih tahu saya ya 🙂
terima kasih sudah mampir
SukaSuka
trimakasih ya pak contoh kolomny bisa di pakai, mo tny yang di maksud resiko sisa. apa ya pak?
SukaDisukai oleh 1 orang
setelah semua risiko sudah kita kontrol dengan cara yang paling optimal kita lakukan, maka selanjutnya kita simulasikan atau kalau memungkinkan kita coba terapkan, berdasar hasil penerapan kontrol terhadap risiko bisa kita ketahui apakah kontrol tersebut sudah efektif atau masih menghasilkan risiko yang besar, inilah yang disebut risiko sisa.
Risiko sisa kalau hasilnya sudah aman berarti risiko sisa sudah “acceptable”, kalau tidak lanjut lagi dengan kontrol yang berbeda, sehingga tercapai “acceptable risk”
SukaSuka
Salam kenal Pak eko, 🙂
artikelnya mengena sekali dan menarik untuk dibaca semoga bermanfaat untuk para pembacanya
ohua pak saya mau tanya, kebetulan saya lagi mengerjakantugas akhir dan rencana ingin memakai metode hirardc ini tp saaya bngng disis lain ad yg bilang HIRA itu sm dengan HIRADC, apakah HIRA dan HIRADC itu smaa pak lalu dimana letak perbedaanya?
trimakasih pak ditunggu jawabnya ya pak..
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam kenal mbak Adinda 🙂
Dulu HIRADC awalnya dikenal sebagai HIRARC, bedanya pada determining control (DC) dan risk control (RC).
Dua istilah ini diawali dengan kegiatan identifikasi bahaya (hazard identification) dan dilanjutkan dengan pengkajian risiko (risk assesment) atau HIRA.
Setelah kegiatan HIRA baru dilakukan kontrol terhadap risiko (RC) yang terjadi, pada versi ISO yang lebih baru mulai ditentukan control risiko (DC).
Semoga menjelaskan 🙂
Note :
apapun cara yang dipakai intinya mencegah terjadinya risiko yang mungkin terjadi
SukaSuka
Legislasi maksudnya apa ya? Code y/t ?? Kode p/t ??
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam K3
Legislasi maksudnya adalah peraturan yang terkait item yang dibahas, kalau ada legislasinya diberi identifikasi (Y), kalau tidak diberi identifikasi (T).
Kode p/t dari singkatan panting (P) dan dapat diterima (acceptable) atau tidak penting (T)
Tks
SukaSuka
pak.. saya mau tanya. untuk contoh yang di maksud form Risk Major hazard Kebakaran bagaimana ya. tolong jelaskan,, apakah sama dengan risk matrix kebakaran ???
SukaDisukai oleh 1 orang
kalau lihat judulnya, kemungkinan besar sama, hanya mungkin penampilan yang agak beda 🙂
SukaSuka
mntap pak mo tanya nih HIRADC apa kah sama dengan JSA soalnya ada kemiripan ..
sama kalo ada saya minta contoh permit untuk kontruksi ..
soallnya baru bergabung di k3 ..
timakasih pak
SukaDisukai oleh 1 orang
@Nopriyanto :
HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control) merupakan proses mengidentifikasi bahaya (HI) yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko (RA) dari bahaya tersebut. Hasil dari penilaian resiko tersebut berguna untuk membuat program penentuan pengendalian (DC) bahaya yang dipilih/ditentukan agar perusahaan dapat meminimalisir tingkat resiko yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
JSA (Job Safety Analysis) merupakan proses identifikasi bahaya dari setiap tahapan-tahapan pekerjaan, kemudian melakukan penilaian tingkat bahaya dan selanjutnya membuat program pengendalian (control) yang bertujuan untuk meminimalkan kecelakaan kerja.
Hampir mirip ya 🙂
SukaSuka
JSA itu merupakan detail dari HIRADC, terutama khusus untuk proses yang highrisk.
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih infonya 🙂
SukaSuka
Super sekali pak.bolehkah saya minta conth form hiradc dan assesmentnya ke email eraw_tihee@yahoo.com.terima kasih.
SukaSuka
Contoh form ada pada updated artikel ini per tanggal 17-09-2015.
Tks
SukaSuka
pak, ada contoh templatenya ga dalam penyusunan hiradc itu sendiri, klo ada boleh di share donk. terima kasih
SukaSuka
mas @Arif
silahkan kirim alamat email, siapa tahu saya sempat kirim formnya.
eh template ya yang diminta ?
maksudnya yang gimana ini mas ?
SukaSuka
mohon di berikan contoh hiradc untuk tugas security
SukaSuka
Salam sehat 🙂
Hiradc sebaiknya dibuat sendiri, contoh formulir sudah ada di artikel yang sudah saya update di atas.
Intinya semua orang harus tahu bahaya apa yang menghadapinya di lokasi dia bekerja, seberapa parah kalau terjadi dan seberapa besar kemungkinan terjadinya.
Terima kasih.
Salam sehat 🙂
SukaSuka
pak saya mau juga dong contoh nya, terimkasih
SukaDisukai oleh 1 orang
silahkan lihat update saya di atas 🙂
SukaSuka
Luar biasa..terimakasih mas Eko, ini sangat bermanfaat utk saya, simpel tapi mengena..saya langsung bergegas utk belajar buat hiradc..terimakasih sekali lagi mas Eko…salam.
SukaDisukai oleh 1 orang
Salam @Zenif
Semoga makin banyak yang tertarik dengan HIRADC, sehingga makin pasti bahwa kita bekerja dengan aman dan sehat.
Amin
SukaSuka
Amin ya rob..
SukaSuka
Mas Eko trmksh postingannya….sangat brmanfaat utk kita smua….amin
salam safety
Yus Asgart Gresik
JATIM
SukaSuka
Makasih kembali Mas Yus Asgart Gresik
Salam sehati
SukaSuka
Halo pak. Saya april mahasiswa kesehatan masyarakat. Mau peminatan nih pak, kebetulan milihnya k3. Baca artikel ini sangat membantu sekali pak terimakasih banyak! 🙂 keep posting
SukaSuka
Jadi pengendalian yg paling baik itu adalah eliminasi y pak…
Namun jikalau sumber bahaya tsb adalah material utama yg digunakan utk produksi kan sgt tdk mungkin utk di eliminasi…
Dan bila tdk mungkin dpt dilakukan, jadi kita lakukan pengendalian yg tingkat hirarkinya lebih sesuai y pak seperti yg disebutkan di blog bapak tadi..
SukaSuka
Benar mas @Vdrik
Jadi diurutkan sesuai hirarkinya, karena makin ke bawah akan makin mahal biayanya dan makin besar risikonya
salam sehati
SukaSuka
Ping-balik: Ice Breaking | Dari "Kaca Mata"-ku
artikelnya bagus bagus sob,, senang baca baca di sini. 🙂
SukaSuka
Alhamdulillah
Makasih apresiasinya.
Semoga bermanfaat buat kita semua.
Amin.
Salam sehati
SukaSuka
amiiinn lumayan sangat membantu pak eko tks
SukaDisukai oleh 1 orang
alhamdulillah
terima kasih
SukaSuka
Ping-balik: Ahli K3 Konstruksi | Dari "Kaca Mata"-ku