Gowes dalam hujan

Pos bayangan

Gowes dalam cuaca terik di rute membelah Belitong pernah kurasakan, begitu juga gowes panas dan nanjak di Lombok atau Gowes dalam hujan di Toba tahun lalu. Event GSG (Gowes Solo Gondang) kali ini sedikit berbeda karena gowesnya benar-benar dalam hujan deras sampai basah kuyup dan ditonton sebagian peserta gowes yang berteduh sepanjang jalan menuju finish. Hujan lebat memang terjadi pada saat jelang finish sehingga terasa seperti makan buah simalakama, mau berteduh kok tempat berteduh cukup jauh dari jalan, alhasil kalau berteduh juga tetap akan basah kutup, jadi kuputuskan terus gowes seperti dulu waktu aku gowes Bekasi Jakarta.

Alhamdulillah semua memang indah ketika waktunya tiba. Setelah berhujan-hujan jelang finish, nyari peserta yang “tersesat”, sepatu dan baju yang basah semuanya, akhirnya aku dapat laporan bahwa acara sukses tanpa insiden yang berarti. Didi Kempot tetap dapat tampil di hadapan penggemarnya dan semua tamu merasa puas dengan layanan panitia yang telah memilih EO yang bisa diarahkan.

Rombongan di lokasi start

Rombongan di lokasi start

Sejak start suasana memang sudah penuh ceria, petugas induksi K3 langsung naik panggung sesuai jadwal acara dan setelah selesai, ketua panitia langsung tanpa banyak bicara mengibarkan bendera start. Doa pembukaan cukup dengan berdoa menurut keyakinan masing-masing.

Rute sampai pos 1 didominasi dengan rute flat melalui jalan sempit yang cukup padat. Beberapa pos bayangan tidak tersentuh oleh kebanyakan peserta yang masih segar-segar dan belum merasa kehausan. Begitu mulai menuju pos 2, beberapa peserta mulai berguguran terutama para tamu yang memang tujuan gowesnya hanya untuk melihat jalan tol yang akan segera dibuka.

Induksi K3 di lokasi Start

Induksi K3 di lokasi Start

Hampir 100% peserta dari WSKT yang asli tetap memacu sepedanya sampai lokasi finish, sementara itu peserta yang tidak jelas kemampuannya sudah mulai berguguran menjelang tanjakan awal di pos 2. Jalan mendadak jadi macet dengan banyaknya mobil parkir di pos 2, hampir semuanya adalah mobil peserta yang mengawal tuannya masing-masing.

Jelang pertengahan pos 2 dan 3, beberapa tamu yang memang kemampuan gowesnya sudah memadai untuk rute ini, nampak sudah meninggalkan lokasi finish. Saat itulah hujan mulai turun dan makin mendekati lokasi finish makin deras. Beberapa peserta yang ragu, langsung menepi dan mencari tempat berteduh, sedang aku berdua dengan salah satu tim penyapu tetap melaju sampai finish.

Lokasi menjelang finish memang jauh dari kampung dan menanjak cukup curam, jadi rasanya serba tanggung kalau harus berhenti. Sampai di finish hujan bertambah lebat dan aku menerima kalungan medali serta hadiah door prize dalam guyuran hujan yang cukup deras.

didi kempot action di GSG

didi kempot action di GSG

Acara Didi Kempot yang banyak ditunggu peserta akhirnya harus kurelakan untuk kutinggalkan. Badan basah kuyup dan tidak membawa pakaian ganti membuatku harus cari minimart dan sekalian pulang. Akupun hanya mendengar cerita bahwa banyak peserta gowes yang berjoget dengan artis ataupun mendengar cerita tentang nyanyian Didi Kempot yang menjadi favoritku.

Acara Gowes dalam hujan ini harus berakhir dengan sukses, semua peserta dapat menikmati dari sudut pandang masing-masing. Berita sukses ini juga membuat acara WSKT yang akan datang akan meniru kepanitiaan model ini. Kita yang merancang dan EO yang melaksanakan. Syaratnya hanya satu, carilah EO yang pernah atau paham acara bersepeda, tanpa memahami filosopi bersepeda. maka hasilnya akan lain.

Gowes Lombok sudah sukses dan kali ini Gowes Solo dengan referensi Gowes Lombok, terbukti kembali sukses, baik dari jumlah peserta, kerapian rambu, identifikasi segala pernak pernik dan keriaan yang dibawa pulang. WSKT Go !

Pos bayangan

Pos bayangan

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.