PaRis : Parang Tritis, Pantai penuh Misteri di Yogyakarta

Kebun Buah Naga di Parang tritis (1)

“Yuk ke Paris!”

“Paris? Jauh Banget?”

“Hehehehe… ini seperti kata Jerman yang artinya jejer kauman. Kalau Paris ya pasti Parang Tritis!”

Bagi orang Yogya, maka Paris memang dikenal sebagai kependekan dari wisata Pantai Parang Tritis. Inilah pantai legendaris di Yogyakarta, karena penuh dengan cerita legenda yang misterius dari berbagai sumber. Tokoh Ratu Laut Selatan selalu dihubungkan dengan lokasi ini, sebagai pintu masuk kerajaan Laut Selatan yang dipimpin oleh seorang Ratu Cantik tapi sangat menakutkan.

Nyi Roro Kidul, sebuah nama seram yang membuat kita langsung membayangkan sebuah wajah yang cantik, anggun tapi penuh dengan tebaran ancaman maut di sekelilingnya.

Bagi yang takut dengan tebaran ancaman maut itu, memang sebaiknya tidak usah datang mengunjungi Paris. Lebih baik memilih lokasi wisata  yang lain, misalnya Candi Prambanan, Borobudur ataupun Ketep Pass yang dingin sejuk di samping Gunung Merapi.

Pantai Paris mempunyai keunikan yang membuat wisatawan, domestik maupun asing, selalu ingin datang lagi ke lokasi ini. Yang pertama tentu ombaknya yang sangat menawan, ditambah tebing bukit yang membuat kita merasa sedikit aneh ketika merasakan deburan ombak di dekat bukit karang itu. Suasananya sangat menghanyutkan.

Parang tritis (14)

Cuaca yang panas juga tidak begitu terasa di pantai ini. Sangat beda dengan pantai Samas yang letaknya bersebelahan dengan Paris. Disamping ombak pantai Samas lebih ganas, cuaca panas juga terasa menyengat di Samas.

Pemandian air hangat juga tersedia di Parang Wedang. Sudah dibuatkan beberapa kamar mandi yang disitu kita bisa mandi sepuasnya dengan air panas yang asli dari sumbernya.

Pas disamping terminal utama ada sebuah kolam renang yang airnya sangat jernih dan tawar (bukan air asin). Kalau kita mau sedikit bercapek naik bukit, maka dari kolam renang ini kita bisa naik sedikit ke puncak bukit dan merasakan indahnya suasana di bukit itu. Jaman dahulu, konon ceritanya, Pangeran Diponegoro suka sekali duduk di atas bukit itu memandang ombak pantai yang selalu berkejaran tak kenal berhenti.

Sultan Yogyakarta memang selalu dikaitkan dengan sang Penguasa Laut Selatan, begitu juga sang Pangeran Diponegoro, pangeran kecintaan warga Yogyakarta. Sekarang sudah banyak bangunan di bukit itu, sehingga sedikit mengurangi suasana eksotis di bukit, tetapi bagi yang bisa mengabaikannya, maka suasana di bukit itu pasti akan tetap nyaman dinikmati.

Kuda di Parang tritis (8)

Seperti tempat wisata di Yogya yang lain, maka kuda Bendi dan Kuda tunggang jinak juga ada di lokasi. Biaya sewanya sama dengan yang ada di Prambanan, 20.000 sekali putaran. Bedanya, kalau di Prambanan, kudanya sebagian adalah kuda dari Kopeng, maka di Paris, kudanya dari warga Bantul sendiri.

Kuda di Paris terlihat lebih besar dan lebih gagah dibanding kuda di Prambanan.

Sambil naik kuda, maka pemilik kuda akan bercerita tentang apa saja yang kita sukai, terutama tentang Paris, baik di jaman ini maupun di jaman dulu. Cerita-cerita mistis bisa keluar kalau memang kita menginginkannya.

Guidenya pawang Kuda di Parang tritis (10)

Disamping itu, sang pawang kuda ini juga berjalan di samping kita sambil memberi pelajaran singkat tentang cara mengendalikan kuda. Mulai dari cara belok, ke kanan, ke kiri, berhenti, maju lagi, setengah berlari dan segala macam yang ingin kita tahu tentang kuda. Jika kita berani dan bisa, maka kekang akan diberikan pada kita 100%

Kalau sudah memegang kekang kuda, maka rasanya kita jadi pahlawan berkuda di jaman dulu. Berjalan santai di samping deburan ombak pantai Selatan dan berpapasan atau mendahului para pejalan kaki yang ada di sepanjang bibir laut selatan.

Souvenir di Paris juga kelihatannya sudah dipasok oleh beberapa pedagang yang juga memasok di seluruh lokasi Wisata Yogya. Harganya sama dan seragam. Selisih akan kita dapat kalau kita memang penduduk Yogya asli dan terus menawar sampai harga dasarnya. Aku sendiri memilih tidak menawar, karena harganya memang sudah murah dan hitung-hitung berderma untuk mereka yang mau merawat lokasi pantai yang indah ini.

Prajurit Yogya di Parang tritis (12)

Pulang dari Parang Tritis, kalau suka buah-buahan, terutama buah Naga, bisa mampir di dekat pintu masuk Parang Tritis. Kalau dari arah Paris, maka kebun ini ada di sebelah kiri. Silahkan petik sendiri dan bayar langsung dengan harga yang sangat murah. Sebaiknya juga ditawar, tapi kalau tidak dikasih ya sudah, harganya sudah sangat murah. Hanya 20.000 per kg.

Kebun Buah Naga di Parang tritis (1)

Selamat berlibur di tempat wisata kota Yogyakarta Berhati Nyaman. Salam sehati

29 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.