Berprasangka baik pada banjir

Posko banjir RW 08 Tanjung Sanyang Cawang

“Din, mari kita berprasangka baik pada banjir Jakarta Bekasi ini”,  kata Khalid pada Udin ketika mereka bertemu.

“Lho gak ada angin gak ada hujan, kok tahu-tahu kasih nasehat mas?”

“Yang kemarin cerita di pos ronda tentang banyaknya partai dan politikus yang memanfaatkan kondisi banjir ini siapa Din?”

“Apa sudah tidak seperti itu? Bukannya politikus masih suka memanfaatkan musibah sebagai pencitraan mereka?”

“Kenyataan seperti yang Bang Udin sampaikan betul dan masih ada, tapi daripada cerita tentang hal itu, apa tidak lebih baik kita berprasangka baik pada banjir ini saja bang?”

“Wah, mas Khalid sekarang sudah bijak!”. tiba-tiba terdengar suara pak Dhe nimbrung.

“Hahaha… lagi belajar bijak pak Dhe”

“Bagus itu, kalau kita selalu merasa kurang artinya, ada sesuatu yang bisa kita kerjakan untuk menambal kekurangan itu. Jangan malu merasa kurang, karena meskipun kita diciptakan dalam ujud yang sempurna tetapi masing-masing individu mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Yuk kita bahas anjuran bang Khalid tentang berprasangka baik pada banjir ini”

“Hahaha… ceritanya ini ngetest mas Khalid ya pak Dhe”

“Benar Din, dia besok kan jadi salah satu pembicara dalam diskusi banjir di kelurahan, mari kita test dulu soal yang satu ini. Yuk ajak semua kumpul disini Din”

“Siap pak Dhe”, Udinpun keluar dan mengajak masuk beberapa orang yang ngobrol ngalor ngidul menunggu waktu Isya datang.

Pak Dhe mengambil tempat di pinggir dan mempersilahkan Udin memimpin acara test pada Khalid, untuk persiapan acara diskusi di kantor kelurahan besok pagi.

“Pertanyaan pertama untuk mas Khalid silahkan”, kata Udin setelah menjelaskan maksud acara ini pada para peserta acara.

“Saya mas Din”

“Silahkan Jo, langsung to the point ya”

“Bang Khalid, bagaimana kita bisa berprasangka baik pada banjir kalau begitu ada banjir langsung muncul para politikus atas nama partai masing-masing untuk pencitraan?”

Semua peserta diskusi jadi tertawa lebar, karena masalah ini sudah dibahas panjang lebar tadi malam di pos ronda. Khalid sambil tersenyum tetap menjawab dengan serius pada Arjo sang penanya.

“Mas Arjo, sayang tadi malam saya tidak ikut diskusi tentang politikus ini. Menurut saya, kita tetap berprasangka baik saja. Siapa tahu setelah mereka datang ke lokasi banjir dan melihat betapa parahnya akibat banjir itu, mereka jadi sadar dan bisa berjuang dengan hati nurani yang lebih bersih. Mereka bisa menyuarakan dan memberi contoh hidup yang ramah lingkungan. Tidak membuang sampah sembarangan dan ikut protes terhadap rumah-rumah yang didirikan di atas lahan penyerapan air”

“…………………”

“Mereka punya kuasa yang lebih besar dari kita, jadi kalau mereka tersentuh, maka akibatnya akan lebih baik dibanding jika kita yang tersentuh”

“Oke mas Khalid. Ada lagi pertanyaan?”, Udin menyela agar waktu diskusi bisa termanfaatkan dengan baik.

“Saya mas Din. Banjir selalu memunculkan para pengemis cilik di beberapa lokasi. Para pengemis dadakan ini bukankah akan menyebabkan salah satu generasi kita hancur, karena bermental pengemis?”

“Oke, silahkan mas Khalid jawab pertanyaan mas Rudy”

“Begini mas Rudy. Tidak kita pungkiri, bahwa musibah ini ataupun musibah lain yang cukup dahsyat, biasanya memunculkan para pengemis dadakan. Gempa di Padang beberapa tahun lalu juga memunculkan para pengemis dadakan dan mereka kebanyakan masih berusia SD atau maksimal SMP”

“………………….”

“Mari kita berbaik sangka lagi. Siapa tahu pemerintah menjadi lebih tanggap akan hal ini dan berpikir keras untuk menciptakan kondisi kota yang aman dari mujsibah banjir. Munculnya pengemis dadakan ini kita harapkan juga membuat para pemakai jalan yang mungkin tadinya kurang peduli pada musibah banjir menjadi lebih peduli. Para dermawan bisa makin banyak memberi sedekah untuk menghilangkan para pengemis kecil dadakan ini”

“Mas Khalid, kenapa ya orang tua mereka tega berbuat seperti itu, menyuruh anaknya mengemis sementara mereka juga hanya diam terpaku, bahkan maunya mereka hanya menerima makanan siap saji saja. Kenapa mereka tidak mau mengolah sembako yang dikirim ke mereka?”

“Orang tua mereka sedang pada puncak emosinya dan kadang jadi kurang berpikir panjang. Tidak ada uang, tidak ada pekerjaan yang bisa menghasilkan uang, sementara itu untuk mendapat jatah makanan mereka juga harus antri. Semua itu tentu beban berat bagi korban”

“Mas Khalid bukannya itu karena ulah mereka sendiri tinggal di kawasan langganan banjir?”

“Tetaplah berprasangka baik pada banjir mas Rudy. Mereka yang tinggal di kawasan banjir sedang diingatkan untuk berpikir agar tahun depan tidak kena banjir lagi, atau minimal kalau terkena lagi sudah lebih siap menerimanya. Idealnya memang kampung di sekitar sungai dikelola dengan lebih baik, sehingga sungai bisa bernafas lebih lega dan penduduk juga bisa akrab dengan sungai tanpa mencemarinya”

“Mas Khalid, rasanya acara besok kurang menggigit kalau yang bercerita adalah mas Khalid atau para ahli banjir”

“Maksudnya apa mas Rudy?”

“Ya mas Khalid kan bukan korban banjir, jadi kurang pas kalau cerita mewakili diri sendiri dan tidak ada korban banjir yang bercerita tentang dirinya dengan penuh senyum”

“Maksudnya?”

“Harus ada korban banjir yang tetap berprasangka baik pada banjir dan hadir pada acara besok”

Khalid terdiam dan yang lainnya juga jadi terdiam. Benarkah ada korban banjir yang tetap berprasangka baik pada banjir?

Pak Dhe akhirnya yang memecah keheningan.

“Coba hubungi ketua RW 08 Tanjung Sanyang Cawang. Dia adalah contoh baik untuk korban banjir yang langsung mengungsi dan kemudian menghabiskan hari-harinya dengan memikirkan yang terbaik buat warganya. Dia hadapi semua dengan senyumnya dan dia selesaikan semua masalah warga dengan kepala dingin. Dia yang paling duluan mati lampu dan terakhir dihidupkan lampu PLN-nya. Dia adalah contoh korban banjir yang tetap tersenyum dan berprasangka baik pada banjir”

Adzan Isya akhirnya mengakhiri perbincangan itu. Tidak mudah memang berprasangka baik, tapi itu akan lebih baik akibatnya daripada hati kita dipenuhi prasangka buruk.

Posko banjir RW 08 Tanjung Sanyang Cawang

Posko banjir RW 08 Tanjung Sanyang Cawang

+++

Tulisan terkait :

Banjir berkah, Waskita Peduli Banjir, Deru UGM tiba di Jakarta, Peduli Banjir Jakarta.

3 komentar

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.